Kamis, 27 November 2014

Mempraktikkan Hadirat Tuhan

Nicholas Herman lahir di sebuah kota kecil di Perancis tahun 1614. Di usia remaja ia ikut bertempur dalam pasukan Perancis, terluka serius dan pincang seumur hidup. Pada usia 18 tahun ia bekerja sebagai pelayan seorang pejabat keuangan setempat.

Tahun demi tahun berlalu. Di usia 50 tahun, Nicholas masuk biara Karmel di Paris dan mendapat nama Bruder Lawrence. Ia ditugaskan sebagai juru masak di dapur. Ia merasa terhina dan direndahkan. Selama beberapa tahun ia melakukan tugasnya dengan sengsara tetapi tetap setia, sampai lambat laun ia menyadari sikapnya yang tidak sehat.

Ia mulai mengingatkan dirinya bahwa hadirat Tuhan senantiasa ada di sekitarnya. "Saat bekerja," kata Bruder Lawrence, "bagiku tak berbeda dengan saat berdoa. Dalam kebisingan dapurku, ketika beberapa orang berteriak untuk hal-hal berbeda di saat bersamaan, aku memiliki Tuhan dalam hatiku yang memberi ketenangan besar, seolah aku sedang berlutut di hadapanNya."

Ketika Bruder Lawrence terbaring menjelang ajal, ia berkata kepada mereka yang ada di sekelilingnya, "Aku tidak sekarat. Aku hanya melakukan apa yang aku lakukan selama lebih dari dua puluh tahun terakhir dan melakukan apa yang kuharap akan kulakukan dalam keabadian."
"Apa itu?" tanya mereka.
"Menyembah Tuhan yang aku kasihi."

Seorang sahabatnya, Joseph de Beaufort, mengumpulkan hasil percakapan dan surat-menyurat dengan Bruder Lawrence, lalu membukukannya. Buku The Practice of the Presence of God yang diterbitkan setelah kematian Bruder Lawrence tahun 1691, menjadi buku panduan ringkas dan sederhana tentang mempraktikkan hadirat Tuhan.

"Seringlah mengingat Tuhan, siang, malam, saat bekerja, bahkan saat berekreasi. Ia selalu ada di dekat Anda dan bersama Anda. Siapa yang mempraktikkannya, akan segera menjadi rohaniah." (Bruder Lawrence)

0 komentar:

Posting Komentar