Jenis-jenis Gasing
A. Gasing Kayu
Dibuat
dari bahan kayu yang keras, umpamanya dari kayu petai cina, rukam,
kemining, jeruk dan lain-lain. Bentuk gasing yang dimainkan berbentuk
gici kecil atau menyerupai buah bengkuang. Pada bagian atas diberi
kepala untuk melilitkan tali pemutar gasing, pada bagian bawah
ditancapkan paku atau besi runcing sebagai taji untuk melukai atau
merusak kesembangan gasing lawan. Permainan gasing pada umumnya ditanah
keras untuk gasing adu, menggunakan lantai yang licin untuk tahan
lamanya berputar. Permainan gasing adu, biasanya dibuat suatu arena
tertentu, dilokasi inilah penggasing berkumpul untuk mengadukan
gasingnya. Dalam pertandingan gasing yang dinyatakan pemenang adalah
gasing yang tahan berputar apabila dipukul lawan dan bila dia memukul
lawan jatuh atau mati. Pertandingan ini dilakukan perpasangan yang
memang diadu dengan yang menang.
Bagi
penggasing yang handal atau terampil biasa mencari lawan untuk
bertanding gasing keluar dari daerahnya (keluar kampung). Seorang
penggasing yang baik ini merupakan idaman setiap pemain gasing baik dan
penampilan gasing juga dalam pembuat gasing.
B. Gasing Paku Berindu
BengkuluTerbuat
dari buah paku bindu (biji pakis) dan bilah bamboo, warna kuning muda.
Teknik membuat dengan cara diraut, dikorek dan dilobangi, dengan
menggunakan pisau untuk mengupas dan meraut buah paku bindu dan lidi
untuk mencukil isi buah. Dimainkan dilantai rumah oleh anak laki-laki
atau perempuan Suku Melayu Bengkulu tempo dulu, dengan cara diputar
dengan tangan pada waktu senggang.
C. Gasing Buah Parah
Terbuat
dari buah parah (biji karet), bilah bamboo dan benang, warna coklat tua
dan kuning muda. Teknik membuat dengan cara diraut dan dikorek, dengan
menggunakan pisau untuk meraut bilah dan melubangi biji buah parah, lidi
sebagai alat mengeluarkan isi/biji buah parah dan melubangi bilah
baling-baling dengan besi panas. Dimainkan anak laki-laki atau perempuan
Suku Melayu Bengkulu tempo dulu, denga cara menggulung benang terlebih
dahulu, kemudian sekali ditarik sekali dilumbar, dapat dimainkan dimana
saja pada waktu senggang.
D. Gasing Bambu
Terbuat
dari bambu dan tali, warna kuning muda, merah hijau, orange dan merah.
Teknik buat dengan menggunakan gergaji untuk memotong bamboo, pisau
untuk meraut bilah dan besi panas untuk melubangi bilah. Dimainkan oleh
anak laki-laki Suku Melayu Bengkulu tempo dulu, dapat dimainkan dilantai
rumah atau tempat yang rata dan licin, dengan cara diputar menggunakan
tali, pada waktu senggang.
E. Gasing Pinang
Terbuat
dari buaha pinang dan lidi bamboo, warna coklat tua dan kuning muda.
Teknik buat dengan menggunkan pisau untuk mengupas buah pinang dan
meraut lidi bamboo dan palu untuk memukul lidi bamboo untuk ditancapkan
pada pinang. Dimainkan oleh anak laki-laki atau perempuan Suku Melayu
Bengkulu tempo dulu, dilantai rumah dengan cara diputar dengan tangan
pada waktu senggang.
F. Gasing Alumunium
Terbuat
dari logam alumunium dan benang, warna putih. Dibuat dengan menggunakan
paku untuk melubangi lempengan alumunium, palu sebagai alat pemukul
supaya rata, gunting sebagai pemotong dan batu asahan untuk menajamkan
mata gasing. Dimainkan oleh anak laki-laki atau perempuan Suku Melayu
Bengkulu tempo dulu, dimainkan dimana saja pada waktu senggang.
Latar belakang Sejarah Perkembangan
Khusus
dalam main gasing, generasi sekarang menghadapi tantangan yang berat
untuk mengungkapkan sejarahnya. Hal ini disebabkan karena kurangnya data
yang diperlukan baik secara tertulis maupun peninggalanpeninggalan yang
ada. Oleh karena itu satu-satunya sumber yang dapat membantu memecahkan
masalah tersebut adalah informasi yang diperoleh dari orang tua- orang
tua yang masih hidup.
Di
antara mereka ada yang mengalami secara langsung atau menghayati dan
memahami, sehingga dari informasi itu diperoleh sedikit pengetahuan yang
dapat memberi tafsiran tentang main gasing tersebut. Dari pengalaman
masa lalu itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis permainan ini telah
lama usianya. Bahkan sebagai salah satu bentuk tingkah laku masyarakat
sudah barang tentu, permainan itu lahir bersamaan dengan masyarakat
pendukungnya. Namun yang jelas fakta telah membuktikan bahwa permainan
itu sampai sekarang hidup dengan suburnya secara luas dalam masyarakat
Bengkulu.
0 komentar:
Posting Komentar