Ritual
Padusan merupakan budaya campuran Jawa dan Islam dengan tujuan
menyucikan diri dengan masuknya bulan Ramadhan. Padusan berasal dari
kata adus dalam bahasa Jawa yang artinya “mandi”.
Dengan
datangnya hindu, budha dan islam ke Jawa, mendorong terciptanya
kebudayaan Jawa yang lebih kompleks. Masuknya ketiga agama tersebut
kedalam masyarakat Jawa tentu saja tidak menghilangkan citarasa dan
bentuk-bentuk yang sebelumnya digunakan dalam kepercayaan-kepercayaan
dalam masyarakat jawa , dengan demikian terbentuklah percampuran antara
budaya Jawa yang berkaitan dengan kepercayaan yang di anut serta
agama-agama yang datang ke tanah Jawa.
Sebagian
masyarakat Jawa melaksanakan tradisi padusan sehari menjelang tanggal 1
bulan Ramadan. Adat Padusan merupakan mandi besar ini, yang di lakukan
oleh sebagian warga dengan mendatangi berbagai tempat yang di anggap
airnya bersih. Warga biasanya melakukan mandi padusan dengan cara
berombongan. Warga memilih tempat mandi biasanya di sebuah telaga,
Kolam renang, laut, serta sumber mata air atau sungai sebagai tempat
untuk membersihkan diri, agar di dalam menunaikan ibadah puasa sudah
bersih lahir batin.
Tempat-tempat
yang di pakai untuk mandi padusan jelang Romadhan tersebut membuat
lokasi menjadi ramai karena kedatangan rombongan wisatawan Padusan. Di
Sleman setidaknya ada 4 (empat) lokasi yang biasa digunakan untuk
tradisi padusan secara massal, yaitu Umbul Pajangan Pendowoharjo Sleman,
Sendang Klangkapan Margoluwih Seyegan, Sendang Ngepas Lor Donoharjo
Ngaglik, dan Umbul Temanten Umbulharjo di Cangkringan. Sedangkan di
kabupaten Bantul biasanya di laksanakan di Pantai Selatan, seperti
Parangtritis.
0 komentar:
Posting Komentar