KELENTENG KUNO DI WILAYAH JAWA BARAT
Kelenteng
Hok Tek Ceng Sin yang biasa disebut juga Vihara Dharma Rakhita terletak
di jalan Kelenteng, Gang Niaga I / 504, termasuk dalam wilayah Desa
Jamblang, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
Di depan kelenteng terdapat lapangan, jalan dan rumah penduduk. Di
sebelah utara, timur, dan selatan bangunan kelenteng berbatasan dengan
rumah penduduk.
Bangunan
kelenteng disekililingnya dipagari dengan pagar tembok dan menghadap
kea rah barat. Pagar di sisi depan berbentuk panel, terdapat hiasan
kerrawang dengan bentuk bunga-bungaan berwarna hijau. Di sisi depan ini
berdiri gapura yang berlantai lebih tinggi tiga tangga dari tepi jalan.
Gapura memiliki sebuah pintu yang terbuat dari kayu. Kerangka kayu
berwara merah, berdaun pintu dua buah yang diberi gambar naga dan
burung. Di atas ambang pintu terpampang sebuah papan dengan tulisan Cina
dan lambing Tao. Dinding gapura bagian bawah terbuat dari keramik hitam
dengan corak biru putih dengan hiasan sulur-suluran dan bunga biru
putih. Dinding gapura bagian atas terbuat dari keramik dengan gambar
bangunan-bangunan.
Atap
gapura dari genteng berbentuk pelana dengan ujung-ujung meliuk ke
atas, dan pinggir-pinggir atap berjurai. Di pinggir-pinggir genteng
dihiasi dengan keramik bulat. Hiasan pada bubungan yaitu qilin, orang,
sulur-suluran, bunga, kijang dan keramik bunga. Setelah melewati gapura,
terdapat halaman yang memiliki lantai lebih tinggi daripada jalan dan
berlantai paving blok. Di halaman ini berdiri dua tempat pembakaran
kertas.,
Bangunan
lain yang paling tinggi yaitu bangunan utama yang terdiri atasserambi
dan ruang suci utama serta bangunan samping kanan, kiri, dan belakang.
Serambi
Serambi
mempunyai lantai lebih tinggi daripada lantai halaman dan terpaut
hanya satu tangga. Lantainya berwarna coklat, merah, hitam, dan kuning.
Di lantai ini pula terdapat hiasan yang menggambarkan lambing Tao. Tiang
di serambi berjumlah empat buah berbentuk persegi, berwarna coklat
dengan pelipit kuning. Tiang bagian bawah dihiasi dengan pelipit datar,
sulur-suluran, bunga-bungaan, dan singa. Sedangkan tiang bagian atas
dihubungkan dengan balok-balok melintang dan membujur sebagai penyangga
atap. Hiasannya berupa burung, bunga teratai, ikan, teratai, buah
delima, qilin, vas bunga, sulur-suluran, dan tokoh-tokoh. Di atas balok
yang melintang terdapat sebuah papanyang bertuliskan huruf Cina,
lingkaran-lingkaran, dan sulur-suluran.
Atap
bagian dalam (langit-langit) terbuat dari kayu warna merah. Atap again
luar dari genting dan berbentuk pelana, dan kedua ujungnya seperti atap
gapura. Di bubungan atap diberi hiasan sulur-suluran, ikan, dan mutiara
dalam lidah api. Hiasan lainnya yaitu burung dan tokoh orang. Pada
pinggir atap genting ini dihiasi dengan keramik-keramik yang berbentuk
bulat. Ujung jurainya terdapat hiasan burung, rusa dan tokoh orang.
Di
dalam serambi terdapat tempat abu (pendupaan) dan lilin. Dinding yang
terletak di belakang merupakan batas antara serambi dengan ruang suci
utama.
Ruang Suci Utama
Bagian
lain dari bangunan utama yaitu ruang suci utama. Lantai ruang suci
utama lebih tinggi daripada lantai serambi dan ditutup karpet. Ruangan
ini dibatasi dengan dinding serambi. Dinding ini memiliki pintu besi
pengaman yang dapat dilipat-lipat berwarna merah. Di atas pintu besi
tercantum tulisan Hok Tek Ceng Sin. Di atas ambang pintu terdapat hiasan
kerrawang dengan bentuk belah ketupat. Antara dinding ruang suci utama
dengan tiang di serambi terdapat kayu penghubung yang dihiasi dengan
naga, ikan, qilin, babi hutan, harimau, pohon-pohonan, dan burung.
Dinding tengah depan ruang suci utama terdapat tiga pintu yang
masing-masing mempunyai dua daun pintu. Daun pintu ini terdapat tiga
pintu yang masing-masing mempunyai dua daun pintu. Daun pintu ini
dihiasi dengan pohon bamboo, burung, bunga, pohon, sulur-suluraj, dan
meander. Di ambang pintu ketinganya diberi hiasan udang, ikan,
sulur-suluran, dan meander. Dihiasi dengan pohon bamboo, burung, ikan,
sulur-suluran, kura-kura, tokoh-tokoh, dan papan nama. Dinding di sisi
kanan dan kiri pada ruang suci utama dilukiskan suatu cerita. Dinding
bagian atas terdapat vetilasi berbentuk bulat seperti bunga.
Atap
bagian dalam ruang suci utama dari kayu berwarna merah yang didukung
oleh dinding tembok berbentuk segitiga. Balok kayu yang melintang
sejumlah tujuh buah dan balok yang di tengah paling atas, ujungnya
dihiasi dengan kepala raksasa. Atap terbiuat dari genting, berbentuk
pelana,memiliki hubungan dengan ujung-ujungnya dihiasi sulur-sulura.
Hiasan lainnya yaitu burung, ikan dan mutiara di dalam lidah api. Pada
pinggir-pimggir atapnya diberi hiasan keramik-keramik bulat. Dinding
ruang suci utama terdapat meja altar dan di atasnya ditempatkan abu dan
tempat lilin.
Di
ruang suci utama juga terdapat altar untuk dewa utama yaitu patung Dewa
Hok Teng Ceng Sin dengan sikap duduk, berjubah, menakai sepatu, perut
gendut, tangan kanan membawa mangkuk, tangan kiri dengan telapak tangan
ke bawah, dan memakai mahkota. Patu ng dewa ini terbuat dari kayu
berwarna kuning emas dan merah. Di samping kiri dan kanan terdapat dua
dewa pengiring dalam sikap duduk. Di depan dewa utama berdiri dua patung
dewa dan tempat abu. Tempat dewa utama terbuat dari kayu dengan hiasan
qilin, burung bunga, dewa-dewa, mutiara, matahari bersinar, bunga
teratai, bunga meili, buah anggur, dan tulisan Cina.
Bangunan
samping kanan kiri bangunan utama merupakan bangunan baru. Ruangan dari
depan yaitu gudang, altar Budha, altar Dewi Kwan Im, dan altar Kwan
Kong. Sedangkan bangunan di belakang banguna utama berupa gudang, dan
kamar mandi. Selanjutnya bangunan dari sebelah kiri (timur) bangunan
utama yaitu ruang penjaga, aula, dan gudang.
Menurut
informasi dari pengurus kelenteng bahwa bangunan ini sudah berumur ±
300 tahun. Sampai saat ini sumber yang mendukung latar belakang sejarah
bangunan ini belum ditemukan. Selain itu, juga tidak diketahui dengan
pasti kapan pemugarannya. Kondisi kelenteng sekarang ini terawat dengan
baik dan dikelola oleh Yayasan Vihara Dharma Rakhita.
0 komentar:
Posting Komentar