Masjid
Sunan Ampel tepatnya terletak di Jalan Ampel Masjid Nomor 53, Kampung
Nyamplungan, Kelurahan Ampel, Kecamatan Simokerto, Kotamadia Surabya,
Provinsi Jawa Timur. Bangunan masjid berbatasan dengan pemukiman dan
makam di sebelah utara, di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan
pemukiman dan pertokoan, di sebelah barat berbatsan dengan kompleks
makam Sunan Ampel. Dahulu daerah ini merupakan daerah pinggiran sungai
yang menjadi urat nadi lalu lintas ke pusat Kerajaan Majapahit.
Deskripsi Bangunan
Masjid Sunan Ampel memliki luas 562,84
m² yang semula hanya 2.069 m². Di bagian barat kompleks masjid terdapat
kompleks makam Sunan Ampel dan para pengikutnya. Di bagian selatan
terdapat dua bangunan bertingkat dua. Lantai I merupakan mushala khusus
wanita dan lantai II untuk kegiatan pengajaran bahasa Inggris. Selain
untuk tempat ibadah rutin, masjid ini sering menyelenggarakan kegiatan
yang sifatnya menambah wawasan umat melalui ceramah-ceramah keagamaan.
- Ruang Utama
Ruang utama masjid memiliki 9 buah pintu
yang terdiri dari 3 buah pintu menghubungkan ruang utama denga serambi,
3 buah pintu terdapat pada sisi timur, sedangkan pada sisi utara
terdapat 3 buah dan selatan terdapat 3 buah pintu. Di dalam ruang utama
terdapat 28 buah tiang. Seluruh tiang berbentuk empat persegi, tiang
berdiri di atas umpak.
- Serambi
Serambi masjid merupakan bangunan
tertutup dan terbuka. Masjid Sunan Ampel memiliki serambi pada ketiga
sisi ruang utama, yaitu serambi barat, utara, dan selatan. Pada ketiga
serambi ini terdapat 21 tiang berbentuk bulat. Tubuh tiang pada serambi
barat dihubungkan oleh tembok sehingga merupakan serambi terbuka. Di
dalam serami juga terdapat bedug yang digantungkan pada gawangan kayu.
Menyimak dari bentuk bangunan masjid
terasa nuansa budaya Arab dan Tiongkok yang tampak dari
ornamen-ornamen yang menghiasi masjid seperti pilar-pilar besar, bentuk
pintu dan jendela dan garis-garis melengkung yang menghiasi di bagian
atasnya.
Sejarah
Masjid Sunan Ampel merupakan masjid
tertua ke tiga di Indonesia, didirikan oleh Raden Achmad Rachmatullah
pada tahun 1421, di dalam wilayah kerajaan Majapahit. Masjid ini
dibangun dengan arsitektur Jawa kuno, dengan nuansa Arab yang kental.
Raden Achmad Rachmatullah yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel wafat
pada tahun 1481. Makamnya terletak di sebelah barat masjid. Hingga tahun
1905, Masjid Ampel adalah masjid terbesar kedua di Surabaya. dulunya
masjid ini menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan wali Allah untuk
membahas penyebaran Islam di tanah Jawa.
Di komplek pemakaman masjid sunan Ampel
juga terdapat makam Mbah Sonhaji atau Mbah Bolong dan juga makam Mbah
Soleh, pembantu Sunan Ampel yang bertugas membersihkan Masjid Sunan
Ampel. Keberadaan Kedua Makam tersebut tak terlepas dari cerita tutur
dari masyarakat setempat. Di kompleks tersebut terdapat juga makam
seorang pahlawan nasional, KH. Mas Mansyur, kondisinya sangat bersahaja,
setara dengan makam-makam keluarganya yang hanya ditandai sebuah batu
nisan di atas tanah yang datar. Sepi dari peziarah. Di dekat makam Mbah
Bolong (Mbah Sonhaji) terdapat 182 makam syuhada haji yang tewas dalam
musibah jemaah haji Indonesia di Maskalea-Colombo, Sri Lanka pada 4
Desember 1974.
Kompleks makam dikelilingi tembok besar
setinggi 2,5 meter. Makam Sunan Ampel bersama istri dan lima kerabatnya
dipagari baja tahan karat setinggi 1,5 meter, melingkar seluas 64 meter
persegi. Khusus makam Sunan Ampel dikelilingi pasir putih.
Keistimewaan
Masjid dan makam Sunan Ampel merupakan
bangunan tua bersejarah yang masih terpelihara dengan baik. Struktur
bangunan dengan tiang-tiang penyangga berukuran besar dan tinggi yang
terbuat dari kayu, juga arsitektur langit-langit yang kokoh
memperlihatkan kekuatan bangunan ini melintasi zaman. Masjid ini menjadi
tujuan wisata dan ziarah yang tak pernah sepi dari pengunjung.
Setiap Ramadan, Masjid Sunan Ampel di
Subaraya, Jawa Timur, selalu dipadati pengunjung. selain melaksanakan
salat, pengunjung juga ingin berziarah ke makam Sunan Ampel.
Di tempat ini juga terdapat sumur
bersejarah yang kini sudah ditutup dengan besi. Banyak yang meyakini air
dari sumur ini memiliki kelebihan seperti air zamzam di Mekkah. Banyak
masyarakat yang minum dan mengambil untuk kemudian dibawa pulang.
Memasuki area pemakaman, terdapat gentong-gentong berisi air yang
berasal dari sumur untuk diminum oleh para pengunjung.
0 komentar:
Posting Komentar