Walaupun
disebut sebagai gudang, aslinya bangunan ini adalah sebuah dapur besar.
Kini, dapur tersebut telah menjadi museum yang dikenal dengan nama
Museum Goedang Ransoem.
Museum
Goedang Ransoem merupakan bekas dapur umum yang dibangun pada tahun
1918, pada masa penjajahan Belanda. Dapur umum ini dilengkapi dua buah
gudang besar dan steam generator (tungku pembakaran) untuk
memasak 3900 kg beras setiap hari bagi para pekerja tambang batubara
(orang rantai), pasien rumah sakit, dan keluarga pekerja tambang.
Cara
memasaknya adalah menggunakan sistem uap. Jadi, uap panas dialirkan
dari ruang bawah tanah ke tungku-tungku memasak. Selain area memasak,
ada pula tungku pembakaran untuk menghasilkan sumber energi uap panas
tersebut.
Pada
Jaman Jepang hingga Agresi Belanda II, aktivitas memasak dalam skala
besar masih berlangsung. Sejak tahun 1950-an, setelah perang, aktivitas
masak memasak di dapur umum ini mulai menurun.
Pada
pertengahan tahun 1970-an hingga tahun 1980-an bangunan dapur umum ini
dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan dan perumahan karyawan Tambang
Batubara Ombilin. Sampai awal tahun 2005 bangunan ini masih dipakai
sebagai tempat tinggal oleh masyarakat setempat.
Barulah
pada tahun 2004-2005 kompleks bangunan bersejarah ini mulai
dikonservasi dan ditata oleh Walikota Sawahlunto untuk dimanfaatkan
sebagai museum yang peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Yusuf
Kalla pada tanggal 17 Desember 2005.
Museum
Goedang Ransoem dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Peninggalan
Bersejarah di bawah pembinaan Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kota
Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat.
Koleksi
Koleksi
museum terdiri atas berbagai peralatan masak memasak, seperti tungku
pembakaran, periuk (ketel), lansang, dandang sabet, maupun benda-benda
lain, seperti sekop daun, gergaji lobang, replika pakaian, foto-foto
lama Sawahlunto, Songket dan keramik. Peralatan memasak yang terdapat
dalam museum goedang ransoem ini masih utuh dan umurnya sudah lebih dari
100 tahun.
Pada masa dahulunya Dapur Umum itu berfungsi sebagai tempat melayani kebutuhan makan para:
1. Orang hukuman, lebih dikenal sebagai orang rantai
2. Karyawan Tambang yang belum berkeluarga (bujangan) terutama
mereka yang didatangkan jauh dari Belanda (Nederlands).
3. Buruh tambang yang sudah bekeluarga.
4. Pekerja dan pasien rumah Sakit Ombilin.
Sarana
- Ruang Pameran Tetap
- Ruang Administrasi
- Ruang Informasi
- Lobby
- Toilet
0 komentar:
Posting Komentar