Sabtu, 13 Desember 2014

Situs Ratu Boko

IMG_20130907_180539_1379583500.jpg
Situs ratu boko merupakan situs pemukiman yang berada di Yogyakarta. Letaknya sekitar 2 km dari candi Prambanan dan berada di daerah perbukitan bernama siwa platu. Kompleks Kraton Ratu Boko terletak diatas perbukitan dengan ketinggian 195,97 m dpl, sebelah selatan Prambanan. Secara administratif situs ini terletak di dua dusun, yaitu Dusun Sambirejo dan Dusun Dawung, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Propinsi D.I. Yogyakarta.  Situs artu Boko merupakan bukti hasil karya manusia pada abad 8 – 9 Masehi. Dalam Prasasti Ratu Boko yang berangka tahun 792 M dituliskan, bahwa Rakai Panangkaran membuat bangunan abhayagirivihara. Hal tersebut dapat diidentifikasikan bahwa pada awalnya lingkungan Ratu Boko adalah sebuah vihara atau asrama pendeta. Namun sekitar 76 tahun kemudian pada tahun 856 M terjadi pergeseran fungsi yang signifikan sebagai tempat tinggal seorang pemimpin yang bernama
Situs Ratu Boko adalah satu-satunya situs pemukiman masa klasik terbesar yang ditemukan di Jawa, khususnya Jawa bagian tengah. Keistimewaan ini menjadikan Ratu Boko sebagai situs yang spesifik, banyak menyimpan misteri serta berbagai fenomena menarik untuk ditelusuri dan diungkap. Latar belakang sejarah Kraton Ratu Boko belum dapat diketahui secara pasti. Temuan yang ada berupa pagar, teras, unsur-unsur keagamaan seperti arca, lingga-yoni, miniatur candi, relik dan unsur-unsur pemukiman seperti gerabah, struktur bangunan serta kolam. Situs ini juga mempunyai 2 unsur keagaman yaitu hinduisme dan budhisme. Situs Ratu Boko pertama kali ditemukan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Van Boekholz pada tahun 1790.
1. Gapura (Pintu Gerbang)
Bangunan ini terdapat di bagian depan komplek situs Ratu Boko. Berdasarkan sisa-sisa bangunannya, gapura di Ratu Boko dibuat oleh batu yang bernama Paduraksa dengan hiasan di puncaknya yang bernama Ratna.
2. Pagar
Pagar pada komplek Situs Ratu Boko merupakan susunan batu yang bagian atasnya terdapat hiasan dalam pola tertentu. Bagian ini merupakan dinding pembatas antara ruang satu dengan yang lainnya. Dan sebagai penghubung antar ruang yang dilengkapi akses dengan gapura atau gerbang.
3. Talut
Talut dalam komplek situs Ratu Boko terdiri dari susunan batu yang terdapat di tebing-tebing sebagai perekayasaan bahan untuk penahan tanah agar stabil. Di situs Keraton Ratu Boko keberadaan Talut sangat penting karena lokasinya berada di perbukitan dengan permukaan tanah tidak rata.
4. Sisa-sisa lantai suatu bangunan
Pada bagian ini struktur bangunan di atasnya diindikasikan dengan material kayu. Sisa - sisa lantai tersebut dibagi menjadi dua yaitu
a. Paseban
Paseban adalah sebuah bangunan yang dulunya diperkirakan sebagai tempat untuk bangasl atau tempat untuk menunggu sebelum menghadap raja. Paseban terdiri dari dua buah batur, talut dan pagar paseban.
b. Pendopo
Pendopo adalah sebuah bangunan yang terdapat di sebelah tenggara paseban yang berfungsi sebagai ruang public, yaitu tempat menghadap atau tempat bertemunya rakyat dengan penguasa atau raja. Pendopo terdiri dari batur dan pringgitan yang dikelilingi pagar batu dan dikelilingi 3 gapura sebagai pintu masuk
5. Bangunan Candi
Bangunan Candi di Situs Keraton Ratu Boko terdiri dari :
a. Miniatur Candi
Miniatur candi ini dikelilingi oleh teras teras segi empat dan lokasinya dekat dengan pendopo.
b. Candi Pembakaran
Terletak di sebelah timur laut gapura utama. Berdasarkan penemuan abu yang terdapat di sumuran candi, masyarakat beranggapan bahwa bangunan ini pada masa lampau menjadi tempat pembakaran atau abu pembakaran raja. Namun setelah diadakannya penelitian, ternyata abu tersebut merupakan sisa-sisa pembakaran kayu dan tidak ada indikasi sebagai sisa pembakaran tulang belulang.
Karakteristik bangunannya berupa batur dengan 2 teras dan struktur tatanan batu andesit. Pada bagian tengah terdapat lubang semacam sumuran berukuran 4 x 4 m yang bagian dindingnya terbuat dari susunan batu andesit
6. Kolam Keraton Ratu Boko
Kolam – kolam ini terdapat di sebelah timur komplek situs ratu boko. Kolam-kolam tersebut diperkirakan sebagai tempat mandi raja dan keluarganya. Kolam mini terdiri dari 3 kelompok, yaitu :
a. Kolam Bagian Utara
Bagian kolam yaitu Pada bagian ini terdapat 3 buah kolam berbentuk segi empat.
b. Kolam Bagian Selatan
Pada bagian selatan ini terdapat 8 buah kolam yang berbentuk bundar.
c. Kolam Bagian Timur
Pada bagian Timur ini hanya terdapat 1 buah kolam besar yang berbentuk persegi panjang. Dalam kompleks ini terdapat dua
7. Gua Wadon dan Gua Lanang
Kedua gua ini terpahat di dalam dinding batu cadas dengan arah menghadap ke selatan. Gua Wadon letaknya berada di bagian depan, karakteristik bangunan yaitu diatas pintu gua terdapat semacam relief yang menggambarkan Yoni. Yoni dalam agama Hindu yaitu sebagai simbol perwujudan Dewi Durga yang merupakan istri Dewa Siwa atau sebuah penggambaran wanita. Gua Wadon dan Lanang mempunyai tinggi 1,5 m. Jalan menuju kedua gua ini menggunakan trap dari batu cadas.
Sampai sekarang, penyebutan kawasan Ratu Boko sebagai kompleks keraton masih diperdebatkan karena belum ditemukannya bukti yang kongkrit. Penyebutan bangunan-bangunan seperti paseban, keputren dan pendopo oleh masyarakat, mengacu pada nama bangunan yang umumnya terdapat di keraton.
Berdasarkan identifikasinya, gua wadon dan gua lanang digunakan sebagai tempat untuk melakukan semadi atau kontemplasi
8. Keputeren
Keputren terdapat di sebelah timur kolam pemandian. Keputren merupakan tempat para puteri raja atau bangsawan keraton.
Melalui Situs Ratu Boko ini dapat dipastikan bahwa pada masa lampau manusia sudah mempunyai teknologi rekayasa lahan, teknologi tradisional, manajemen irigasi dan perencanaan tata guna serta pemanfaatan ruangnya.

0 komentar:

Posting Komentar