RUMAH ADAT SULAWESI TENGAH
Di Sulawesi Tengah, tempat tinggal penduduk disebut Tambi. Rumah ini merupakan tempat tinggal untuk semua golongan masyarakat.
Bentuk rumah ini segi persegi panjang dengan ukuran rata-rata 7x5 m2,
menghadap ke arah utara-selatan, karena tidak boleh menghadap atau
membelakangi arah matahari. Sekilas konstuksi rumah ini seperti jamur
berbentuk prisma yang terbuat dari daun rumbia atau ijuk.
Keunikan rumah panggung ini adalah atapnya yang juga berfungsi
sebagai dinding. Alas rumah tersebut terdiri dari susunan balok kayu,
sedangkan pondasinya terbuat dari batu alam. Akses masuk ke rumah ini
melalui tangga, jumlahnya berbeda sesuai tinggi rumahnya. Tambi yang
digunakan masyarakat biasa memiliki anak tangga berjumlah ganjil dan
untuk ketua adat berjumlah genap.
Tiang-tiang penopang rumah ini terbuat dari kayu bonati. Di dalamnya hanya terdapat satu lobona (ruangan utama) yang dibagi tanpa sekat dan memiliki kamar-kamar, hanya pada bagian tengah lobona terdapat rapu
(dapur) yang sekaligus menjadi penghangat ruangan ketika cuaca dingin.
Penghuninya tidur menggunakan tempat tidur yang terbuat dari kulit kayu nunu (beringin).
Di sekeliling dinding rumah ini membentang asari (para-para)
yang serbaguna, bisa dijadikan tempat tidur yang berpembatas, tempat
penyimpanan benda pusaka atau benda-benda berharga lainnya.
Sebagai hiasan, biasanya rumah ini memiliki ukiran di bagian pintu
dan dindingnya. Motif ukiran tersebut terutama berbentuk binatang atau
tumbuh-tumbuhan. Terdiri atas ukiran pebaula (kepala kerbau) dan bati (ukiran berbentuk kepala kerbau, ayam dan babi). Pebaula meurpakan simbol kekayaan, dan bati merupakan simbol kesejahteraan dan kesuburan.
Pada motif tumbuhan (pompininie) biasanya terbuat dari
beragam kain kulit kayu berwarna-warni, dibentuk menjadi motif
bunga-bunga yang kemudian diikat dengan rotan. Kain kulit kayu ini
merupakan hasil tenunan tradisional dari kulit kayu nunu dan ivo. Konon, pompeninie ini memiliki kekuatan magis yang dapat menangkal gangguan roh jahat.
Karena Tambi hanya memiliki satu ruang utama, maka ia memiliki bangunan tambahan yang tidak dapat dipisahkan, yaitu Buho (terkadang disebut gampiri).
Bangunan yang memiliki dua lantai ini, berfungsi sebagai tempat
musyawarah atau menerima tamu (lantai bawah), dan sebagai lumbung padi
(lantai atas). Karena fungsinya sebagai tempat menerimatamu, maka
letaknya tak jauh dari Tambi.
Bangunan lainnya yang sangat sederhana disebut Pointua, yaitu tempat menumbuk padi, dimana terdapat lesung yang disebut iso berbentuk segi empat panjang bertiang 4 buah dan kadang-kadang terdapat pula lesung bundar yang disebut iso busa.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar