Kamis, 11 Desember 2014

Temang Dongan


TEMANG DONGAN (Cerita Rakyat Daerah Sumbawa)
Cerita ini mengisahkan tentang seorang gadis cantik bernama Sari di Desa Pungkit. Sehari-hari Sari menenun kain sarung, kebaya, selendang, dan tudung kepala di atas loteng. Kecantikan Sari kerap membuat banyak pemuda jatuh hati kepadanya namun tak pernah berhasil menarik perhatiannya. Sari juga memiliki teman bermain bernama Sena. Persahabatan mereka selalu seia sekata bagai saudara kandung. Sari juga memiliki sepupu laki-laki dari garis keturunan ayah, bernama Rambanging dan sepupu laki-laki dari garis keturunan ibu bernama Sampuang.
Suatu hari datanglah Dea Lebeh, utusan dari orang tua Rambanging di Sumbawa, untuk meminang Sari. Mereka diterima oleh Pak Umar, ayah Sari. Maksud dan tujuan kedatangan mereka disampaikan melalui pantun berbalas. Pada akhirnya lamaran dari orang tua Rambanging ditolak oleh keluarga Sari, demikian pula ketika keluarga Sampuang melamar Sari. Karena penolakan tersebut, timbul perpecahan diantara keluarga Rambangin dan Sampuang.
Untuk mendamaikan kedua belah pihak, maka Sari memutuskan untuk mengundang keluarga Rambanging dan Sampuang ke Temang Dongan pada hari Rabu di pagi hari. Sesampainya di Temang Dongan, Sari dan Sena saling tatap kemudian menangis sambil berpelunkan, menerjunkan diri ke jurang Temang Dongan. Mereka pun tewas dan tak lama kemudian jenazahnya ditemukan oleh keluarga Rambangin dan Sampuang, yang terpaksa kembali dengan berat hati dan menyesali pertengkaran di antara mereka.
Konon tubuh Sari dan Sena menjelma menjadi batu bertindih yang bentuknya menyerupai tubuh manusia, sedangkan rambut Sari menjelma menjadi tumbuhan pakis yang dapat dipakai sebagai obat penyubur rambut.

Pesan Budaya
Sari mengorbankan dirinya untuk mencegah terjadinya perpecahan di keluarga besar. Jiwa rela berkorbannya ini menjadi bukti persembahan dirinya demi sebuah kedamaian.

0 komentar:

Posting Komentar