Tenun
merupakan kebutuhan dasar manusia yang telah melewati rentetan sejarah
kehidupan manusia yang sangat panjang. Penyebarannya pun telah begitu
beragam di Indonesia. Setiap jenis kain tenun dari berbagai daerah
memiliki variasi yang berbeda. Kemudian variasi tersebut menjadi ciri
khas serta identitas tenun dari daerah tertentu.
Bagi masyarakat Etnis Sipirok Angkola, kain tenun yang pertama mereka kenal adalah Abit Godang dan Parompa Sadun. Abit
godang dan parompa sadun merupakan kain adat tradisional. Menurut
sejarah, keduanya berfungsi pada setiap kegiatan religi dan ritual.
Seperti abit godang yang biasa digunakan pada upacara perkawinan,
memasuki rumah baru, upacara kematian, dan untuk menyambut tamu
kehormatan. Sebagai rasa hormat, tamu tersebut diulosi dengan abit
godang.
Sementara Parompa Sadun lebih umum digunakan pada acara kelahiran dikenal dengan istilah mangalap parompa.
Yakni suatu acara mengambil parompa oleh pihak anak boru ke rumah mora
dilakukan oleh kepala adat. Biasanya diberikan oleh pihak mora kepada
cucunya atau anak pertama dari anak perempuan, sebagai tanda untuk
mengukuhkan kekerabatan antara mora dengan pihak anak boru. Kain adat
ini juga dipercaya dapat memberikan kekuatan magis si anak. Seperti,
agar si anak sehat, panjang umur, dan memperoleh rizki banyak di
kemudian hari.
0 komentar:
Posting Komentar