Misi
budaya merantau masyarakat Mandailing telah membentuk suatu
asosiasi/organisasi yang didirikan oleh para perantau dari Mandailing.
Mereka mendirikan perkumpulan persaudaraan Setia Mandailing pada tahun 1917, kemudian perkumpulan Persatoean Mandailing
lahir pada awal tahun 1930-an yang bertujuan memperkuat kesatuan
masyarakat Mandailing (Daniel Perret, 2010:346). Perkumpulan ini
khususnya ditugaskan untuk mengkaji pembentukkan Groepsgemeenschap di Tapanuli sebagaimana direncanakan oleh Pemerintah.
Pendirian
organisasi ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Mandailing
untuk memulai pembangunan dari dasar atau dari diri mereka sendiri.
Selain itu juga bertujuan menyambut pendatang-pendatang baru dalam
berbagai pertemuan, di dalam pertemuan-pertemuan itu, dilakukan
perdebatan mengenai Mandailing dan budayanya. Bagaimana cara agar
masyarakat Mandailing yang berada di perantauan ikut serta menjadi
motivator pembangunan di daerahnya.
Mengenai
masalah organisasi dan menghadapi masyarakat Mandailing, bukanlah suatu
pekerjaan yang ringan. Diperlukan pimpinan bermental baja, gigih, sabar
dan bijaksana. Disamping itu harus mampu menampung aspirasi anggotanya.
Hal-hal tersebut merupakan ketentuan yang sangat penting artinya bila
kita ingin memimpin masyarakat Mandailing.
Boleh
dikatakan selama ini organisasi masyarakat Mandailing umumnya berbentuk
STM (serikat tolong menolong) yang hanya bergerak di bidang pengajian
dan kemalangan. Masyarakat Mandailing memerlukan sebuah lembaga untuk
bisa mempersatukan semua masyarakat Mandailing. Maka dibentuklah sebuah
organisasi yang bernama HIKMA (Himpunan Keluarga Besar
Mandailing). HIKMA terbentuk pada tanggal 21 Juni 1986, bertempat di
Yayasan Perguruan Mandala Nusantara, Jalan Pertina No. 1 A, Keluarga
Denai, Kecamatan Medan Denai, Medan.
Sebagai
pelopor pendiri HIKMA ini dapat disebutkan beberapa tokoh adat, agama,
masyarakat dan cendikiawan, seperti: Mangaraja Lelo Lubis, Marwan Fawzi
Lubis, Drs.Asnan Daud Daimunthe, Drs. H. Samuel Lubis, H.M.Y. Effendy
Nasution serta Lukman Lubis. Pada saat itu H.M.Y. Effendy Nasution
sebagai Ketua Umum di wilayah Sumatera Utara.
0 komentar:
Posting Komentar