Celempong adalah alat musik tradisional Aceh
dengan prinsip kerja mirip seperi Saron. Hanya saja, instrumen ini
terbuat dari kayu, dan tidak tersusun paten dalam satu kerangka,
melainkan terpisah lembar demi lembar, dan hanya disusun ketika akan
dimainkan, yakni di atas pangkuan.
Material dan Struktur Celempong Alat musik
ini tersusun dari beberapa lembar potongan kayu (5-7 potong), yakni kayu
tampu atau kayu senguyung, yang memiliki karakteristik ringan namun
keras. Masing-masing lembar potongan kayu berukuran berbeda, dari mulai
yang terkecil hingga yang terbesar. Panjangnya berkisar antara 25 hingga
30 cm, sedangkan lebarnya 6 hingga 8 cm. Bagian atas potongan kayu
berbentuk cembung, sedangkan bagian bawahnya ditoreh hingga membentuk
ceruk. Hal tersebut bisa dimengerti sebagai upaya untuk mengoptimalkan
bunyi yang akan dihasilkan alat ini.
Cara Memainkan dan Sejarah Celempong Ketika
hendak memainkan Celempong, Si Pemain terlebih dahulu harus duduk dengan
menjulurkan lurus kedua kakinya ke depan, latas menyusun
potongan-potongan kayu Celempong, mulai dari paha hingga ujung kaki, dan
disusun secara urut dari yang terbesar hingga yang terkecil. Jarak
antara kaki-kanan dan kiri bisa disesuaikan sedemikian rupa hingga
menciptakan efek suara Celempong yang dikehendaki. Setelah tersusun baik
di pangkuan, Celempong siap dimainkan dengan cara diketuk-ketuk oleh
alat pemukulnya. Beberapa lagu tradisional yang biasa dimainkan dengan
alat musik ini adalah Cico Mandi, Kuda Lodeng, Buka Pintu, Nyengok Bubu,
dan Cak Siti. Selain itu, Celempong juga biasa digunakan untuk
mengiringi tari Inai.
Di kalangan masyarakat Aceh, Celempong biasa dimainkan oleh kaum
perempuan, terutama perempuan muda. Namun dewasa ini, alat musik
tersebut sudah jarang dimainkan, terlebih oleh para perempuan muda. Buku
Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh
terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1986 menerangkan
bahwa di sekitar tahun-tahun penyusunan buku, alat musik tersebut masih
dimainkan, walaupun terbatas di kalangan para ibu-ibu yang sudah sepuh.
Dalam buku yang sama, disebutkan bahwa belum diketahui sejarah
terperinci mengenai Celempong. Namun alat musik ini diperkirakan telah
ada dan dimainkan di derah Tamiang sejak lebih dari 100 tahun yang lalu.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar