Kamis, 04 Desember 2014

L' Change The World

Manusia-manusia yang memiliki sudut pandang berbeda, mereka adalah agen perubahan. Mereka merubah dan merombak suatu sistem, mereka mendorong umat manusia menuju sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang lebih manusiawi. Sementara beberapa orang menganggap mereka sebagai orang gila dan tidak waras, beberapa menganggap mereka Genius. Karena manusia yang berpikir cukup gila dan menganggap dirinya dapat merubah dunia, adalah manusia yang benar-benar melakukannya. Justru manusia yang memiliki impian itulah yang sesungguhnya dapat merubah dunia


The ones who see things differently, they change things.

They push the human race forward. And while some may see them as the crazy ones, other see genius.

Because the people who are crazy enough to think they can change the world, are the ones who do.

Di Dunia:
Pemikiran Nelson Mandela, Martin Luther King, Gandhi, Mother Teresa, Thomas Edison, Soekarno.

Dan setiap revolusioner, harus siap "disalib", ditembak, dicaci-maki, dijauhi, dipenjara puluhan tahun, dihina, dikucilkan dianggap aneh,karena seperti itulah hukum alam, hukum yg berlaku di alam ini. Setiap Jiwa revolusioner, pendobrak kemanusiaan harus memiliki jiwa yang murni, dan kemurnian jiwa hanya bisa didapatkan melalui penderitaan hidup.

Di Indonesia, bisa dilihat tindakan seorang bapak yang sendirian menanam pohon bakau. Awalnya dianggap aneh, tapi setelah bertahun-tahun menjadi hutan bakau dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kisah suster apung yang mengabdi pada kemanusiaan, kisah manusia-manusia yang menolong tanpa nama. Sebelum merubah dunia, mereka merubah diri sendiri terlebih dahulu, setelah itu merubah disekelilingnya, dan bagi manusia yang di dalam dirinya terdapat jiwa besar, merekalah manusia-manusia yang akan merubah dunia.

Saat ini, semangat kebangkitan nusantara sangat terasa. Beberapa anak muda memperkenalkan kembali arti sebuah KESADARAN PLURAL yang tercampakkan semenjak Majapahit Hancur. Anak-anak muda ini menggali kembali kedalaman falsafah ajaran leluhur nusantara. Mereka berjalan sendirian dan mereka berusaha sendirian. Karena dibalik mereka terdapat jiwa-jiwa besar yang merindukan kedamaian dan kebangkitan budhi pekerti di Bumi Nusantara.

Karena memang yang diubutuhkan saat ini adalah teladan. Hidup di dunia ini penuh dengan siksaan, derita, pahit dan getir, musibah dan bencana. Namun manusia bertugas untuk merubah semua itu menjadi anugrah dan bahagia. Manusia harus melepaskan derita diri pribadi, maupun derita orang lain. Manusia harus saling asah asih dan asuh kepada sesama. Hidup yang penuh cinta kasih sayang, bukan berarti mencintai dunia secara membabi-buta, namun artinya manusia harus peduli, memelihara dan merawat, tidak membuat kerusakan bagi sesama manusia lainnya, bagi makhluk hidup dan maupun jagad raya seisinya. Itulah nilai kebaikan yang bersifat universal.


Diri-Jati menyelusupi semuanya. Semuanya adalah manifestasi dari Yang Esa. Dengan menyakiti yang lain, sesungguhnya Anda juga menyakiti Diri-Jati Anda. Dengan melayani orang lain, Anda juga melayani Diri-Jati Anda. Kasihilah semua. Layani semua. Jangan membenci siapapun. Janganlah menyakiti siapapun melalui pikiran, ucapan dan tindakan atau prilaku Anda. Cobalah selalu memandang bahwa Diri-Jati yang ada pada Anda juga ada pada semua orang.
Patanjali

Kita di bumi di pengaruhi dualitas, baik buruk, benar salah, rwabineda. Inilah yang kita pelajari dan inilah yang harus dilampui. Masalahnya muncul karena adanya sifat "keakuan" yang terdapat di hati manusia. Ke"aku"an membuat manusia menjadi egois, menjadi fanatik, merasa paling benar sehingga membuat "kebenaran" menjadi kabur bahkan berantakan. Oleh karena itu hilangkan fanatik, jangan merasa paling benar, bersikaplah netral tanpa menghakimi.

If there is no light, there will be nothing wrong and right...

Cahaya lampu bersinar diatas aliran listrik positif dan negatif, jadi semua berguna karena semuanya adalah proses untuk menimbulkan cahaya. Selama kita masih menghakimi orang lain, selama merasa paling benar, paling suci, paling baik, artinya belum bisa lepas dari dualitas. Selama itu pula belum bisa lepas dari pengaruh hukum karma dan reinkarnasi, karena positif negatif, benar salah, hanyalah bentuk2 energi yg fungsinya menyalakan cahaya kesadaran di dalam diri.

Nilai luhur sungguh tidak bisa dipandang dari mana asalnya. Di muka bumi ini tergelar sedemikian banyaknya bahasa alam, sebagai tanda-tanda kebesaran Tuhan, dan di dalamnya terdapat manifestasi “bahasa Tuhan. Tanda-tanda tersebut, menjadi bahasa Tuhan yang dapat diserap manusia menggunakan indera batin rahsa sejati. Tidak tergantung dari mana asal negaranya, bangsanya, suku, budaya, ajaran, maupun agamanya. Karena Tuhan tidaklah picik, tidak pula terbatas. Sebaliknya Tuhan Maha Luas Takterbatas, anugrah Tuhan meliputi semua suku, ras, negara dan bangsa manapun. Tuhan bukanlah Zat yang primordial, rasis (membedakan warna kulit), etnosentris (mengagungkan suatu budaya tertentu). Hakekat perbedaan adalah nikmat dan anugrah bagi seluruh manusia tanpa kecuali. Sebagaimana perbedaan telah digelar Tuhan di muka bumi ini, agar supaya manusia menemukan keindahan dan manfaat dari perbedaan itu. Kita sadari bahwa kesuksesan dan keberhasilan berawal dari perbedaan. Kebahagiaan dan ketrentaman juga berawal dari perbedaan. Bahkan manusia lahir di muka bumi merupakan hasil dari perbedaan pula.


Hubungannya dengan "Proses Pembersihan"

Prores melahirkan:

Seorang Ibu harus melewati tahapan kontraksi, rasa sakit dan perih yang tak tertahankan ) sampai akhirnya bukaan lengkap dan membuka jalan bagi lahirnya seorang bayi.Pada akhirnya lahirnya bayi senantiasa diiringi darah dan rasa sakit.

Beberapa tahun ke depan, Ibu Pertiwi ( Planet Bumi ) juga sedang mengandung bayi dan dalam waktu dekat proses melahirkan itu akan terjadi. Dan seperti proses melahirkan pada seorang Ibu, Kelahiran bayi kali ini juga akan disertai darah dan rasa sakit. Namun kebahagiaan setelah itu akan menghapuskan semua rasa sakit dan berganti senyuman bahagia karena bayi yang dinanti-nanti telah lahir di dunia.

Bersiap-siaplah untuk terbukanya gerbang kemanusiaan itu.

0 komentar:

Posting Komentar