Kamis, 11 Desember 2014

Museum Gedung Joang ’45 (Menteng 31)

DSCN7352_1402645268.JPG
Museum Gedung Joang ’45 (Menteng 31) 
Museum Gedung Joang ’45 atau yang dikenal dengan nama Menteng 31 adalah salah satu gedung bersejarah yang menjadi saksi bisu napak tilas perjuangan pra dan pasca kemerdekaan Indonesia. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 Agustus 1974 setelah sebelumnya dipugar pada tahun 1973-1974.
Pada tahun 1938 Belanda mendirikan bangunan ini sebagai hotel dan diberi nama “Schomper”, digunakan untuk tempat penginap para pejabat tinggi Belanda, pejabat pribumi, dan pengusaha asing yang hendak menetap sementara waktu. Jepang kemudian mengambil alih gedung ini pada tanggal 8 Maret 1942 menjadi markas Sendenbu (Kantor Jawatan Barisan Propaganda). Juli 1942 Jepang menyerahkannya kepada pemuda-pemuda Indonesia dan digunakan sebagai pondokan dan tempat pendidikan oleh Sukarni, Adam Malik, Chaerul Saleh, dan A.M. Hanafi.
Tokoh-tokoh pergerakan yang pernah mengajar di Gedung Joang ’45 ini antara lain Ir. Soekarno yang mengajar Ilmu Politik, Drs. M. Hatta yang mengajar Ilmu Ekonomi, Moh. Yamin yang mengajar sejarah, dan Achmad Subarjo yang mengajarkanI Ilmu Hubungan Internasional.
Museum Gedung Joang ’45 pernah beralih fungsi menjadi kantor pusat PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) pada tanggal 9 Maret 1943.
Secara garis besar, Museum Gedung Joang ’45 ini memiliki tiga tema besar dalam tata pamer koleksinya, yaitu masa pra kemerdekaan, masa proklamasi dan masa mempertahankan kemerdekaan. Koleksinya antara lain peralatan perang, atribut, pakaian, kepangkatan militer, diorama, foto-foto dokumentasi, lukisan-lukisan perjuangan para pemuda tahun 1945-1950, patung dada pahlawan, mobil dinas presiden dan wakil presiden serta mobil peristiwa Cikini.
Fasilitas lain yang tersedia di museum ini yaitu ruang audio visual yang menyajikan film dokumenter berdurasi 15 menit tentang sejarah perjuangan para pemuda Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar