PERMAINAN TRADISIONAL JAKARTA
Permainan
ini merupakan permainan yang dimainkan hampir di seluruh wilayah
nusantara, termasuk Jakarta. Nama permainan diambil dari bunyi yang
keluar dari mainan ini, yakni "pletok" yang hampir mirip dengan bunyi
mainan senjata atau bedil. Permainan pletokan biasanya dimainkan oleh
anak-anak laki-laki dengan rentang usia 5-13 tahun. Baik secara
berkelompok maupun individu. Sasaran tembakannya bisa berupa
binatang-binatang kecil ataupun lawan mainnya.
Peralatan
yang dibutuhkan dalam permainan ini adalah laras bedil berbentuk pipa,
tolak, dan peluru. Laras bedil dan tolak terbuat dari bambu, sedangkan
peluru bisa terbuat dari kertas yang dibasahi, kembang, atau pentil
jambu air. Panjang bedil laras sekitar 30 - 40 cm dengan diameter 1 atau
1,5 cm. Sedangkan tolak memiliki panjang yang lebih untuk pegangan
dengan panjang sekitar 10 cm. Tolak terbuat dari batangan belahan bambu
yang dihaluskan. Bambu yang dipilih adalah yang kuat dan tua agar tidak
cepat pecah.
Teknis
bermainnya adalah dengan memasukan peluru menggunakan tolak sampai ke
ujung bedil laras. Setelah itu dimasukkan peluru kedua dan ditolak
dengan batang penolak. Peluru yang kedua ini memiliki fungsi ganda.
Fungsi pertama adalah sebagai klep pompa untuk menekan peluru pertama
yang akan ditembakkan. Kemudian fungsi kedua adalah menjadi peluru yang
disiapkan untuk ditembakkan berikutnya.
Tembakan
peluru akan menghasilkan bunyi ‘pletok’. Peluru yang ditembakkan
tersebut dapat terlontar mencapai jarak sekitar 5 meter dan memiliki
arah relatif lurus. Permainan pletokan ini juga dapat digunakan sebagai
sarana perang-perangan. Di Yogyakarta, permainan pletokan dikenal dengan
nama bedilan.
0 komentar:
Posting Komentar