Sabtu, 13 Desember 2014

Permainan Pletokan

pletokan_1376629082.jpg
PERMAINAN TRADISIONAL JAKARTA
Permainan ini merupakan permainan yang dimainkan hampir di seluruh wilayah nusantara, termasuk Jakarta. Nama permainan diambil dari bunyi yang keluar dari mainan ini, yakni "pletok" yang hampir mirip dengan bunyi mainan senjata atau bedil. Permainan pletokan biasanya dimainkan oleh anak-anak laki-laki dengan rentang usia 5-13 tahun. Baik secara berkelompok maupun individu. Sasaran tembakannya bisa berupa binatang-binatang kecil ataupun lawan mainnya.
Peralatan yang dibutuhkan dalam permainan ini adalah laras bedil berbentuk pipa, tolak, dan peluru. Laras bedil dan tolak terbuat dari bambu, sedangkan peluru bisa terbuat dari kertas yang dibasahi, kembang, atau pentil jambu air. Panjang bedil laras sekitar 30 - 40 cm dengan diameter 1 atau 1,5 cm. Sedangkan tolak memiliki panjang yang lebih untuk pegangan dengan panjang sekitar 10 cm. Tolak terbuat dari batangan belahan bambu yang dihaluskan. Bambu yang dipilih adalah yang kuat dan tua agar tidak cepat pecah.
Teknis bermainnya adalah dengan memasukan peluru menggunakan tolak sampai ke ujung bedil laras. Setelah itu dimasukkan peluru kedua dan ditolak dengan batang penolak. Peluru yang kedua ini memiliki fungsi ganda. Fungsi pertama adalah sebagai klep pompa untuk menekan peluru pertama yang akan ditembakkan. Kemudian fungsi kedua adalah menjadi peluru yang disiapkan untuk ditembakkan berikutnya.
Tembakan peluru akan menghasilkan bunyi ‘pletok’. Peluru yang ditembakkan tersebut dapat terlontar mencapai jarak sekitar 5 meter dan memiliki arah relatif lurus. Permainan pletokan ini juga dapat digunakan sebagai sarana perang-perangan. Di Yogyakarta, permainan pletokan dikenal dengan nama bedilan.

0 komentar:

Posting Komentar