SISTEM KALENDER SUKU TENGGER
Tengger
adalah sebuah kota atau desa yang berada di bawah kaki Gunung Bromo
Jawa Timur. Pada awalnya tahun 100 SM orang-orang Hindu Waisya yang
beragama Brahma bertempat tinggal di pantai-pantai yang sekarang
dinamakan dengan kota Pasuruan dan Probolinggo. Setelah Islam mulai
masuk di Jawa pada tahun 1426 SM dan keberadaan mereka mulai terdesak
maka mereka mencari daerah yang sulit dijangkau oleh manusia (pendatang)
yaitu di daerah pegunungan tengger, pada akhirnya mereka membentuk
kelompok yang di kenal sebagai tiang tengger (orang tengger).
Dalam
kebudayaan masyarakat Tengger mempunyai sistem kalender mandiri. Nama
untuk sistem kalender mereka adalah Tahun Saka atau Saka Warsa. Jumlah
hari dalam sistem kalender suku Tengger adalah 30 hari (masing-masing
bulan dibulatkan). Jumlah hari kalender Tengger yang bermula pada
tanggal 1 sampai 15 disebut tanggal hari dan 15 sampai 30 disebut
Panglong Hari (sebutan dalam masyarakat Tengger adalah Panglong siji,
panglong loro). Pada tanggal dan bulan tertentu terdapat tanggal yang
digabungkan yaitu tumbuknya dua tanggal.
Perhitungan
Tahun Saka di Indonesia jatuh pada tanggal 1 (sepisan) sasih Kedhasa
(bulan kesepuluh) yaitu sehari setelah bulan tilem (bulan mati),
tepatnya pada bulan Maret dalam Tahun Masehi (Supriyono, 1992). Cara
menghitung kalender tersebut adalah dengan rumus tiap bulan berlangsung
30 hari, sehingga dalam 12 bulan terdapat 360 hari. Untuk wuku dan hari
pasaran tertentu dianggap sebagai wuku atau hari tumbuk sehingga ada dua
tanggal yang harus disatukan dan akan terjadi pengurangan jumlah hari
pada tiap tahunnya.
Untuk
melengkapi atau menyempurnakannya sistem kalender masyarakat Tengger
tiap lima tahun atau satu windu tahun wuku akan diadakan perhitungan
ulang. Pada waktu tersebut ada bulan yang ditiadakan, digunakan untuk
mengadakan perayaan Unan-unan, yang kemudian tanggal dan bulan
seterusnya digunakan untuk memulai bulan berikutnya yaitu bulan Dhesta
atau bulan kesebelas.
Dalam
budaya Tengger terdapat istilah Mecak yaitu perhitungan kalender
Tengger. Istilah mecak akan dipakai untuk menghitung atau mencari
tanggal yang tepat untuk melaksanakan upacara-upacara besar seperti
Karo, Kasada maupun upacara Unan-unan.
Nama – Nama Hari Suku Tengger.
1. Dhite : Minggu
2. Shoma : Senin
3. Anggara : Selasa
4. Budha : Rabu
5. Respati : Kamis
6. Sukra : Jum’at
7. Tumpek : Sabtu
2. Shoma : Senin
3. Anggara : Selasa
4. Budha : Rabu
5. Respati : Kamis
6. Sukra : Jum’at
7. Tumpek : Sabtu
Nama – Nama Bulan Suku Tengger
1. Kartika : Kasa
2. Pusa : Karo
3. Manggastri : Katiga
4. Sitra : Kapat
5. Manggakala : Kalima
6. Naya : Kanem
7. Palguno : Kapitu
8. Wisaka : Kawolu
9. Jito : Kasanga
10. Serawana : Kasepoloh
11. Pandrawana : Destha
12. Asuji : Kasada
2. Pusa : Karo
3. Manggastri : Katiga
4. Sitra : Kapat
5. Manggakala : Kalima
6. Naya : Kanem
7. Palguno : Kapitu
8. Wisaka : Kawolu
9. Jito : Kasanga
10. Serawana : Kasepoloh
11. Pandrawana : Destha
12. Asuji : Kasada
0 komentar:
Posting Komentar