KEUNEUNONG: SISTEM KALENDER PERSAWAHAN SUKU KLUET
Dalam bahasa Kluet atau Jamee, sawah biasanya disebut payo. Dalam tradisi persawahan masyarakat Aceh, khususnya Kluet, dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu sawah tadah hujan dan sawah dengan irigasi. Pada sawah tadah hujan si petani terpaksa menyesuaikan kegiatan di sawah dengan keadaan musim. Sebaliknya, pada sawah dengan irigasi, si petani tidak begitu dipengaruhi oleh keadaan musim, karena sawah tersebut telah mempunyai sistem irigasi yang teratur.
Dalam bahasa Kluet atau Jamee, sawah biasanya disebut payo. Dalam tradisi persawahan masyarakat Aceh, khususnya Kluet, dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu sawah tadah hujan dan sawah dengan irigasi. Pada sawah tadah hujan si petani terpaksa menyesuaikan kegiatan di sawah dengan keadaan musim. Sebaliknya, pada sawah dengan irigasi, si petani tidak begitu dipengaruhi oleh keadaan musim, karena sawah tersebut telah mempunyai sistem irigasi yang teratur.
Jenis-jenis
padi yang ditanam di daerah Kluet ialah si malu, si naek, si rendeh, si
ayu, si rancak, si kuneng, si pulau, dan si gupai.
Adapun
tata cara pengerjaan sawah yang tidak punya sisten pengairan secara
teratur ialah dengan mengikuti kalender adat Aceh pada umumnya. Kalender
tersebut mengatur tahap-tahap dalam mengolah sawah. Tahap-tahap
tersebut disebut keuneunong. Setiap kegiatan yang berlangsung dalam
pengerjaan sawah harus disesuaikan dan diselaraskan dengan siklus
peredaran keunenong. Bila salah satu aktivitas di sawah saja tak
bersesuaian dengan keuneunong yang menjadi pasangannya, maka sawah yang
dikerjakan tidak akan memberi hasil yang wajar. Sebab keuneunong itu
sangat erat hubungannya dengan keadaan cuaca atau musim. Ungkapan
keuneunong dari masing-masing tahap kegiatan itu telah digubah dalam
bentuk untaian syair.
- Keunong siblaih tabu jareung-jareung
- Keunong sikureung tabu beurata
- Keunong tujoh pade lam umong
- Keunong limong pade ka dara
- Keunong lhe pade ka roh
- Pade seumokoh buleun keunong sa.
Maksud
dari syair tersebut ialah larik pertama: /pada waktu bulan kena sebelas
orang telah memulai membajak/. Pendapat itu bagi petani yang menanam
padi berumur panjang seperti Si Pase dan si naek (8 bulan), sdah boleh
ditaburkan. Adapun larik selanjutnya secara berturut-turut /Pada bulan
kena sembian semua jenis padi sudah ditabur/Pada saat bulan kena tujuh
benih padi dari persemaian dicabut untuk ditanam di dalam sawah/Pada
saat bulan kena lima padi sudak dara/Pada saat bulan kena tiga padi
sudah mulai berbunga/Dan pada saat bulan kena satu, semua padi harus
sudah menguning untuk dipotong/. Selisih antara masing-masing keuneunong
itu sekitar dua bulan.
Adapun proses kegiatan yang dilakukan oleh petani dalam mengerjakan sawah ialah dengan cara membajak dengan menggunakan langai yang ditarik kerbau. Kemudian dilanjutkan dengan menabur bibit, menyikat, menanam, membuang rumput, menuai, mengirik, dan mengangin.
Adapun proses kegiatan yang dilakukan oleh petani dalam mengerjakan sawah ialah dengan cara membajak dengan menggunakan langai yang ditarik kerbau. Kemudian dilanjutkan dengan menabur bibit, menyikat, menanam, membuang rumput, menuai, mengirik, dan mengangin.
Sistem
milik yang dianut oleh masyarakat Kluet atau masyarakat adat Aceh pada
umumnya ialah hak milik, bagi hasil, sewa, dan gadai. Sistem-sistem
tersebut berbeda-beda dalam sistem bagi hasil pertaniannya.
0 komentar:
Posting Komentar