Kamis, 11 Desember 2014

So Inang So, Permainan Anak NTT

20140430_143228_1398843262.jpg
“Mengapa begini jadinya bibi!” begitulah arti kata dari So Inang So. Permainan anak So Inang So berasal dari daerah Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Permainan ini memang sangat mengasyikan jika dimainkan pada malam hari saat bulan terang.
Permainan So Inang So umumnya dimainkan anak-anak usia 6 sampai 12 tahun. Permainan So Inang So antara lain bermanfaat untuk belajar bergaul dan melatih kerjasama antarsesama teman agar terjalin rasa persatuan diantara mereka,
Permainan ini dimainkan oleh semua lapisan masyarakat. Untuk dapat bermain So Inang So, diperlukan tanah lapang atau halaman rumah yang cukup luas (kira-kira 6 x 6 m). Permainan ini tidak memerlukan peralatan khusus tetapi diiringi lagu pengiring sebagai beikut.
So Inang So
So so inang so a so amang so
Inang dalu cibai e amang dalu lamba e
Sa ri so a toe pening o-ne peti manuk
Ki o ko ki o ko ki o ko ki o ko ki o ko
Ki o ko ki ok
Cara bermain
Kumpulkan teman-temanmu sebanyak 20 orang laki-laki atau perempuan. Para pemain dibagi menjadi 3 peran. Seorang pemain berperan sebagai ayam jantan, seorang pemain lain berperan sebagai induk ayam dan lainnya berperan sebagai anak-anak ayam.
Dua orang anak yang memerankan anak ayam, berdiri berhadap-hadapan di tengah-tengah arena bertugas sebagai penawan. Kedua tangannya ke atas dan saling berpegangan. Ayam jantan, induk ayam dan anak-anak ayam lainnya berdiri membentuk barisan yang berjajar ke belakang. Kedua tangan memegang pinggang teman yang berada di depannya. Teman yang berada di barisan terdepan, tangannya bergerak bebas. Pemeran ayam jantan berdiri paling depan dan diikuti oleh induk ayam dan anak-anak ayam.
Bila para pemain meyanyikan lagu So Inang So barisan pun mulai berjalan. Mereka berjalan menuju ke arah dua peserta yang bertugas sebagai penawan. Sementara itu penawan mengulurkan kedua tangannya yang digunakan sebagai pintu masuk dan pintu keluar. Semua peserta harus melewati pintu tersebut. Ketika lagu pengiring permainan sampai pada kata kioki kiok dan barisan yang paling belakang sudah masuk, maka kedua penawan menangkapnya. Bersamaan dengan itu, lagu kioki kiok dihentikan.
Demikian seterusnya sampai tinggal dua peserta yang belum tertawan, yaitu ayam jantan dan induk ayam. Ketika induk ayam dapat ditawan pula, semua anak ayam bersorak-sorai. Ayam jantan segera menoleh ke belakang. Ketika mengetahui induk ayam tidak ada dibelakangnya, ayam jantan marah dan berusaha untuk mendapatkan induk ayam kembali.
Selanjutnya, semua anak ayam tertawan membentuk lingkaran dengan cara berpegangan tangan. Ayam jantan berada di luar lingkaran, sedangkan induk ayam di dalam lingkaran. Ayam jantan berusaha menghalanginya. Ayam jantan melakukan tipu muslihat dengan cara menunduk atau mendorong. Jika ayam jantan berhasil masuk lingkaran induk ayam pun akan keluar lingkaran. Sehingga ayam jantan akan mudah menangkapnya. Permainan akan berakhir setelah ayam jantan berhasil menangkap induk ayam.
Namun demikian, seringkali ayam jantan tidak berhasil menerobos lingkaran karena anak-anak ayam sangat kompak menjaga induknya. Jika lama tidak dapat menerobos lingkaran ayam jantan akan dianggap kalah. Sebaliknya, ayam jantan akan dianggap menang jika mampu menerobos lingkaran dan menangkap induk ayam.

0 komentar:

Posting Komentar