SUKU JAWA
Jawa/Java adalah suku bangsa terbesar yang ada di Indonesia. Selain hidup di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta, mereka juga tersebar di berbagai penjuru tanah air, seperti Jawa Barat, Jakarta, Banten, Lampung, dan Sumatera Barat, dan jumlahnya mencapai 41,7 persen dari populasi bangsa Indoensia. Persebaran mereka ke berbagai tempat tersebut, selain dilatarbelakangi oleh adat-budaya (seperti mengembara), juga oleh faktor-faktor ekonomi-politik, seperti ekspansi kerajaan Mataram dan kebijakan transmigrasi Pemerintah Kolonial Belanda.
Jawa/Java adalah suku bangsa terbesar yang ada di Indonesia. Selain hidup di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta, mereka juga tersebar di berbagai penjuru tanah air, seperti Jawa Barat, Jakarta, Banten, Lampung, dan Sumatera Barat, dan jumlahnya mencapai 41,7 persen dari populasi bangsa Indoensia. Persebaran mereka ke berbagai tempat tersebut, selain dilatarbelakangi oleh adat-budaya (seperti mengembara), juga oleh faktor-faktor ekonomi-politik, seperti ekspansi kerajaan Mataram dan kebijakan transmigrasi Pemerintah Kolonial Belanda.
Tidak
hanya tersebar di tanah air, komunitas besar suku Jawa juga hari ini
banyak berdiam di Suriname, Kaledonia Baru, Malaysia, Singapura, dan
Belanda. Di beberapa negara tersebut, dalam sejarahnya, orang Jawa
dimobilisasi Pemerintah Kolonial Belanda sebagai tenaga kerja.
Walaupun mewarisi budaya hidup yang terkenal ulet, namun di sisi lain, orang Jawa memiliki falsafah hidup “nrimo ing pandum”
atau sikap pasrah menerima jalan hidup yang ditakdirkan oleh Tuhan. Hal
tersebut senada dengan ungkapan yang terkenal di antara orang Jawa
“urip ora ngoyo”, yang berarti bahwa dalam menjalani hidup tidak usah
terlalu ambisius. Sikap hidup tersebut yang nampaknya membuat orang Jawa
terkenal dengan kehidupannya yang sederhana.
Mayoritas
orang Jawa berkomunikasi dalam Bahasa Jawa. Bahkan banyak dari mereka
yang hidup di perantauan pun masih sering berbahasa Jawa, terutama antar
sesamanya. Orang Jawa memang terkenal akan solidaritas sosialnya yang
tinggi dan loyaliasnya terhadap adat dan tradisi, termasuk dalam
berbahasa. Dalam Bahasa Jawa terkandung prinsip undhak-undhuk atau
tataaturan mengenai penggunaan bahasa, dalam kaitannya dengan peran
sosial para penuturnya, misalnya ayah kepada anak atau sebaliknya,
remaja kepada teman sebayanya, dan lain sebagainya.
Sebagian
besar orang Jawa memeluk Islam, yang biasanya dikategorikan Islam
santri dan Islam abangan atau Islam yang bercampur dengan berbagai
ritus-ritus tradisi. Dominasi pemeluk Islam di kalangan orang Jawa tidak
terlepas dari peran para penyebar Islam terkemuka, yakni Walisongo,
yang hampir semuanya menyebarkan syi’ar di Tanah Jawa. Selain Islam,
orang Jawa juga ada yang menganut Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan
ada pula yang berpegang teguh pada Kejawen, yakni kepercayaan animisme
khas orang Jawa, yang terutama dipengaruhi oleh tradisi Hindu-Budha.
0 komentar:
Posting Komentar