RUMA, BANGSAWAN, DARI, DAN RAKYAT BIASA
Dalam
masyarakat Bima dikenal empat stratifiksi sosial, yaitu tingkat raja
atau yang disebut Ruma, Bangsawan, Dari, dan Rakyat biasa. Ruma adalah
kelas utama, ia wajib disembah dan dihormati meskipun dalam kehidupan
sekarang sikap dan tindakan penyembahan terhadap Ruma sudah berkurang
bahkan cenderung menghilang. Prediket Ruma disandang oleh mereka yang
berasal dari keturunan Raja atau Sultan Bima (londo sangaji).
Penyebutan
Ruma untuk keturunan Raja atau Sultan hingga saat ini masih dipraktikan
oleh mereka yang berasal dari kelas sosial di bawahnya. Yang termasuk
dalam golongan ruma (keturunan raja) adalah mereka yang pernah menjadi
raja, permaisuri, anak, keluarga ke atas dan ke samping, itulah yang
disebut londo ruma atau sangaji (keturunan raja). Apabila seorang raja
atau anak raja menikahi wanita dari golongan lain, maka stratifikasi
wanita tersebut berubah menjadi golongan ruma.
Meskipun
penyebutan Ruma ditujukan khusus bagi para keturunan Raja atau Sultan,
namun dalam praktik sehari-hari penyebutan Ruma juga dipakai menyapa
orang-orang tertentu. Orang-orang tersebut adalah mereka yang oleh
masyarakat setempat dianggap memiliki kelebihan dan kehormatan. Misalnya
Ruma Ompu, Ruma Guru. Disapa Ruma Ompu dan Ruma Guru karena mereka
merupakan orang yang dihormati. Mereka memiliki kelebihan, yaitu
kemampuan dan keilmuan serta dituakan dalam masyarakat dan keturunannya.
Selanjutnya
adalah kelas bangsawan, yakni mereka yang berada pada kelas di bawah
Raja/Ruma. Mereka adalah para pejabat tinggi kerajaan atau kesultanan.
Mereka ini biasa dipanggil Dae atau Dae yang diikuti oleh nama diri yang
bersangkutan, misalnya Dae Mi, Dae FU. Dae juga dipakai untuk menyapa
keluarga Raja.
Di
samping dari keturunan para pejabat dan abdi kerajaan, penyebutan
bangsawan (dae) juga dipakai untuk mereka yang memiliki kemampuan,
keilmuan atau kelebihan tertentu dari orang-orang pada umumnya, misalnya
seorang guru atau pejabat. Perlakukan tertentu terhadap mereka ini
merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan yang dilakukan oleh
masyarakat.
Golongan
ketiga adalah Dari. “Dari” pada awalnya adalah golongan masyarakat
biasa. Mereka kemudian diangkat untuk bekerja di istana sesuai dengan
bidang keahlian dan kemampuan mereka. Mereka dianggap sebagai golongan
masyarakat tersendiri. Golongan masyarakat ini mencakup pegawai rendah
istana, pesuruh, atau tukang untuk melaksanakan pekerjaan tertentu di
dalam atau di luar lingkungan istana.
Tugas
dan tanggung jawab “dari” adalah melakukan pengawasan pekerjaan di
dalam atau di luar istana, pekerjaan pesuruh, urusan kesenian istana dan
perlengkapannya, urusan produksi dan perlengkapan istana, urusan tenaga
kerja istana.
Stratifikasi
sosial yang terakhir adalah golongan masyarakat biasa. Yang termasuk
dalam golongan ini adalah mereka yang tidak termasuk dalam tiga golongan
di atas. Dalam kesehariannya, mereka melakukan pekerjaan sebagai
petani, nelayan, tukang, pedagang, dan lain-lain.
Meskipun
struktur masyarakat orang Bima terdiri atas empat, yaitu ruma,
bangsawan, dari, dan rakyat biasa, namun berkaitan dengan pemakaian
bahasa, struktur atau pelapisan masyarakatnya dapat digolongkan ke dalam
dua yaitu orang bangsawan dan orang biasa.
0 komentar:
Posting Komentar