SUKU KLUET SEBAGAI MASYARAKAT BERBURU
Secara
umum mata pencarian pokok masyarakat adat Aceh, utamanya Kluet (Aneuk
Jamee), yaitu bertani (sawah, ladang, dan kebun) dan menangkap ikan.
Namun tradisi berburu dalam masyarakat Aceh (Aneuk Jamee) masih tetap
kuat. Hal tersebut didukung oleh kondisi alam yang masih alami.
Bintang-binatang yang menjadi target buruan ialah antara lain, rusa. Masyarakat Kluet atau Aneu Jamee biasa menyebutnya dengan ruso. Kemudian binatang lainnya yaitu kijang, penyu atau dalam bahasa Kluet ialah katung, dan lain-lain. Binatang-binatang lain yang menjadi target perburuan, yaitu badak, babi, dan harimau.
Masyarakat
Aceh, terutama Kluet memiliki macam-macam teknik dalam perburuan
misalnya untuk menangkap kijang mereka menggunakan beberapa teknik
perburuan. Di antaranya dengan menggunakan jarring, jerat, pancang,
giring, dan tembak.
Dalam
teknik menjaring tentu saja alat yang digunakan, yaitu jarring. Jarring
tersebut direntangkan membujur tempat yang akan dilewati rusa tau
kijang, mana kala rusa atau kijang yang dihalau oleh pemburu melewati
jarring tersebut, ia akan terserandung dan tersangkut pada jaring.
Lain
lagi dengan jerat. Konstruksi jerat berbentuk bulatan lingkaran. Jerat
tersebut digntungkan beberapa biji pada pohon-pohon kayu, tingginya buru
tersangkut kepalanya pada jerat yang dipasang, maka jerat tersebut akan
terkatup menjerat kepalanya.
Sementara
itu, pancang merupakan teknik berburu yang menggunakan pancang sebagai
alat utamanya. Pancang tersebut terbuat dari bambu yang diruncingkan
sedemikian rupa. Pancang-pacang ditancapkan di atas tanah secara
bersaf-saf dengan formasi minging 45 derajat menghadap arah rusa atau
kijang yang aka dihalau. bila rusa atau kijang dihalau oleh pemburu
melewati tempat itu, maka pancang akan mengena di dadanya.
Sementara
itu, masayarakat Kluet juga melakukan perburuan telur penyu. Kegiatan
ini dilakukan pada masyarakat Kluet bagian pesisir. Kegiatan ini secara
umum masyarakat Aceh menyebutnya sebagai meupinyie. Apabila masyarakat Kluet menyebutnya mencari talua katuang.
Para pencari tekur penyu telah mengetahui saat penyu pergi bertelur ke
darat, yaitu dengan memperhatikan pada gejala alam tertentu, seperti
musim pohon dadap berbunga atau pada musi pandan berbunga.
Dengan
memperhatikan keadaan di atas, mereka pergi mencari telur penyu. Penyu
lebih menyenangi daerah rantau (pantai pasir yang jauh dari tempat
kediaman penduduk) sebagai tempat bertelur. Pencari tekur penyu memiliki
waktu seusai magrib atau saat bulan akan terbit di ufuk timur. Sebab
menurut kepercayaan mereka biasanya penyu mendarat pada saat itu.
Masyarakat Kluet ialah
pemeluk agama Islam yang taat. Oleh sebab itu, dalam hal berburu babi,
mereka tidak menggunakan hasil buruannya sebagai makanan. Dalam hal
berburu babi semata-mata untuk menghilangkan hama babi itu sendiri. Atas
dasar itu, makan berburu babi biasanya dilakukan oleh petani.
0 komentar:
Posting Komentar