SUKU MUYU BERBURU SPESIES KECIL
Suku Muyu yang tinggal di Boven Digoel, Papua memiliki banyak jenis binatang yang diburu; khususnya jumlah jenis spesies kecil sangat besar. Binatang buruan yang besar ialah babi dan burung kasuari. Meskipun secara umum binatang-binatang ini penting untuk perburuan, di daerah-daerah yang berpenduduk padat di sekitar Yibi binatang-binatang kecil lebih penting. Di sini jarang ada binatang besar, tetapi di selatan dan di tenggara lebih banyak.
Suku Muyu yang tinggal di Boven Digoel, Papua memiliki banyak jenis binatang yang diburu; khususnya jumlah jenis spesies kecil sangat besar. Binatang buruan yang besar ialah babi dan burung kasuari. Meskipun secara umum binatang-binatang ini penting untuk perburuan, di daerah-daerah yang berpenduduk padat di sekitar Yibi binatang-binatang kecil lebih penting. Di sini jarang ada binatang besar, tetapi di selatan dan di tenggara lebih banyak.
Untuk
masa pendek atau lama, orang-orang Muyu dari lain-lain daerah sering
pergi ke bagian-bagian itu — terutama ke daerah Sungai Fly — dengan
maksud menangkap lebih banyak binatang, untuk ganti suasana. Namun, ini
tergantung dari hubungan yang ada di sepanjang jalan dan di daerah itu
sendiri.
Orang Muyu
membeda-bedakan dengan teliti semua subspesies. Dalam mitos dan
nyanyian sakral mereka, banyak dari binatang-binatang itu memegang
peranan dan masing-masing memiliki namanya sendiri.
Ada
bermacam-macam cara berburu. Cara yang dipilih tergantung dari jenis
binatangnya. Babi dan kasuari diburu dengan menggunakan busur dan anak
panah. Anjing memainkan peranan penting dalam melacak binatang buruan,
lebih-lebih kalau binatang itu sudah terluka.
Untuk
binatang-binatang seperti itu sering digunakan lubang jebakan, sering
diberi bambu-bambu runcing yang ditanam di dasarnya — sehingga akan
"memanggang" mangsanya waktu jatuh. Babi juga dijebak, khususnya di
tempat orang menokok sagu, kalau diketahui bahwa babi telah memakan sagu
yang masih di pohon yang ditebang (pohon yang masih belum diambil
sagunya). Jebakan terdiri atas lorong kayu, terbuka di satu sisi. Begitu
menyentuh tali, si babi melepaskan sebuah pengumpil yang menurunkan
pintu lorong yang terbuka itu sehingga terjebaklah dia. Itulah caranya
Kamberap tertangkap pada zaman purba, sesudah itu ia berganti rupa
menjadi babi.
Binatang-binatang
kecil yang diburu meliputi kuskus, biawak, tikus besar dan tikus kecil,
kadal dan ular, belalang dan katak, kupu-kupu jenis tertentu, ulat yang
terdapat di bagian dalam pohon (seperti ulat sagu), juga burung dan
kelelawar. Tikus kecil dan tikus besar, biawak, kuskus, dan burung
biasanya juga dibunuh dengan anak panah, tetapi kalau mungkin
binatangbinatang itu ditangkap dengan tangan, misalnya tikus kecil di
dalam rumah, atau kuskus di pohon. Kalau untuk binatang-binatang kecil
itu dibuat jebakan, bentuknya sama dengan yang untuk babi. Sedangkan
kadal, ular, belalang, katak dan kelelawar, ulat pohon, dan kupu-kupu
ditangkap dengan tangan.
Berburu
tidak dilakukan dalam kelompok besar. Cukup sejumlah kecil orang saja,
biasanya tetangga, kerabat, misalnya dua orang bersaudara. Penggerebegan
atau pengepungan yang melibatkan banyak orang tidak pernah ada karena
baik binatangnya maupun daerahnya tidak cocok untuk itu.
0 komentar:
Posting Komentar