Di
provinsi Sumatera Barat terdapat satu suku yang memiliki banyak
kekhasan. Suku tersebut adalah suku Mentawai. Suku Mentawai terdapat di
kepulauan Mentawai yang terdiri dari pulau-pulau yaitu Siberut, Sipora,
Pagai Utara dan Pagai Selatan. Dalam beberapa pandangan tentang asal
usul masyarakat Mentawai, ada yang mengatakan bahwa masyarakat Mentawai
berada dalam garis orang polisenia. Menurut kepercayaan masyarakat
Siberut, nenek moyang masyarakat Mentawai berasal dari satu suku/uma
dari daerah Simatalu yang terletak di Pantai Barat Pulau Siberut yang
kemudian menyebar ke seluruh pulau dan terpecah menjadi beberapa
uma/suku.
Kehidupan
sosial masyarakat Mentawai banyak dilakukan di tempat adat mereka
yaitu “uma”. Pola hubungan sosial masyarakat Mentawai yaitu kebersamaan.
Selain itu hubungan diantara masyarakat Mentawai bersifat egalitarian.
Masyarakat Mentawai mempunyai kedudukan yang sama kecuali sikerei.
Sikerei adalah dukun yang mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi
dengan roh, memiliki kemampuan untuk mengobati orang sakit dan memimpin
upacara-upacara adat masyarakat Mentawai.
Dalam proses menentukan keputusan apapun pada masyarakat Mentawai, uma adalah tempat berkumpul untuk memusyawarahkan keputusan yang akan diambil. Pada setiap uma terdapat tokoh-tokoh adat yang memimpin yaitu:
- Rimata
Rimata
adalah jabatan untuk kepala suku yang memimpin setiap uma ditiap
masing-masing uma. Selain itu, Rimata memimpin kegiatan/upacara adat
yang berlangsung di sukunya tersebut seperti kegiatan/upacara perkawinan
dan menetapkan waktu punen sebagai waktu istirahat suci. Waktu punen
akan ditetapkan maka pada saat punen dilaksanakan seluruh masyarakat
Mentawai tidak boleh melakukan aktivitas yang menyangkut dengan
kehidupan. Kondisi tersebut dilakukan saat uma mengadapi atau mengalami
peristiwa penting.
- Sikaute Lulak dan Sikamuriat
Sikaute
Lulak dan Sikamuriat merupakan dua orang pembantu Rimata. Sikaute Lulak
dan Sikamuriat mempunyai tugas mengumpulkan daging buruan suci dan
membagikannya secara adil dan merata kepada masyarakat Mentawai dengan
ketentuan bagian sedikit lebih banyak untuk rimata karena tugasnya
menjaga benda-benda suci tadi.
- Sikerei
Sikerei
atau disebut dukun adalah anggota masyarakat yang mempunyai kelebihan
khusus yaitu kepandaian untuk mengobati orang sakit. Pekerjaan menjadi
seorang sikerei adalah pekerjaan sosial karena sikerei tidak pernah
memungut bayaran. Saat sikerei mengobati seseorang dari suku lain, dia
tidak meminta pungutan atau bayaran kepada orang tersebut. Seseorang
menjadi sikerei jika ada orang yang sakit. Apabila tidak ada orang yang
sakit, sikerei akan beraktivitas seperti masyarakat pada umumnya di
Mentawai yaitu berladang, menangkap ikan dan sebagainya.
Dalam
masyarakat Mentawai, sikerei mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam
kehidupan masyarakat Mentawai termasuk salah satunya adalah sikerei
banyak terlibat dalam acara-acara seperti penebangan pohon baik untuk
bahan uma, rusuk dan lelep ataupun bahan pembuatan
perahu serta pembukaan lahan perkebunan baru dan juga meminta izin
kepada roh penguasa hutan atau gunung apabila ada warga suku yang akan
berburu. Permohonan izin merupakan bentuk agar terhindar dari kemurkaan
roh leluhur dan memperoleh hasil yang besar.
0 komentar:
Posting Komentar