Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi kepulauan yang terdiri dari dua pulau utama yakni Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
Sementara ini kepulauan Bangka Belitung terdiri dar 470 pulau yang
telah bernama dan 50 pulau belum berpenghuni. Secara geografis kepulauan
ini berada di sebelah timur pulau sumatera dekat dengan provinsi
sumatera selatan. Masyarakat asli Bangka berasal dari Suku Sekak.
Suku Sekak sendiri merupakan rumpun bangsa melayu yang mendiami
pesisir-pesisir pantai Bangka Belitung. Dalam perkembangannya masyarakat
Suku Sekak inilah yang menjadi penduduk asli Bangka Belitung. Di
kepulauan ini masyarakat menciptakan dan melestarikan kebudayaan hingga
mampu bertahan sampai sekarang ini. Dari sekian banyak ragam budaya dari
dari Bangka Belitung, salah satu warisan budaya yang dikenal adalah
pakaian tradisional kepulauan Bangka Belitung yaitu kain cual dan baju seting. kain cual merupakan kain tradisional hasil
dari kerajinan masyarakat asli kepulauan Bangka Belitung. Kain ini
hampir serupa dengan songket Palembang hanya saja kain cual memiliki
kekhasan motif tersendiri. Bentuknya yang serupa dengan songket
mengindikasikan adanya pengaruh dari kebudayaan melayu, mengingat
masyarakat Suku Sekak adalah salah satu rumpun
bangsa melayu. Kain cual merupakan kerajinan khas kepulauan Bangka
Belitung yang dibuat secara manual dengan teknik tenun. Kain tenun cual
memiliki kekhasan warna melayu yang lebih cerah dan dan bermotif motif
flora dan fauna. Motif kain cual yang telah resmi dipatenkan oleh
pemerintah yakni Kembang Kenanga, Bebek dan K. Sumping,
Ubur-ubur, Merak, Gajah Mada 2003, K.Setangkai dan K. Rukem, Bebek
Setaman, K. Rukem dan K. Setaman. Proses pembuatan kain
cual ini terbilang cukup rumit dan bahan-bahannya bisa dikatakan unik
dan mahal. Bahan-bahan pembuatan kain cual adalah polyster, sutra,
katun, serat kayu dan benang emas seberat 18 karat. Dalam mengerjakannya
pun memerlukan keahlian dan ketelatenan. Biasanya pengerjaanny
dilakukan oleh kaum ibu di sela-sela waktu luang. Karena itulah, kain
cual seringkali dijadikan pakaian kebesaran di kalangan bangsawan,
pakaian pengantin dan pakaian kebesaran lainnya.
Dalam pemakaiannya, kain cual biasa
disandingkan dengan baju khas Bangka lainnya yaitu baju seting. Baju
seting sendiri adalah baju (atasan) khas Bangka berupa baju kurung merah
yang terbuat dari bahan sutera atau beludru. Baju ini berhiaskan
ukiran-ukiran kuningan atau manic-manik juga sulaman benang emas.
Pakaian ini biasanya digunakan oleh pasangan pengantin dalam upacara
pernikahan adat Bangka Belitung. Untuk pengantin perempuan pemakaian
baju ini biasanya dilengkapi dengan mahkota (paksian) dan pengantian laki-lakinya menggunakan sorban (sungkon). Kain cual dahulu dikenal dengan nama limar mentok karena berasal dari daerah Mentok di Bangka. Dahulu, kota Mentok
adalah pusat pemerintahan di Bangka Belitung. Jika dilihat dari susunan
motifnya, kain cual dibuat dengan teknik sungkit dan tenun ikat yang
merupakan hasil asimilasi dari budaya china yang telah menyebar luas di
Asia hingga ke Indonesia. Sementara itu, kolaborasi kain cual dengan
baju seting yang kemudian diapakai oleh masyarakat Bangka Belitung
sebagai baju adat atau busana pernikahan menyimpan sejarahnya sendiri.
Masyarakat Bangka Belitung memepercayai sebuah cerita dimana kain cual
dan baju seting merupakan penggabungan dari dua kebudayaan yaitu Arab
dan Cina. Konon, dahulu seorang saudagar arab datang ke negeri china
untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam, saudagar itu kemudian jatuh
cinta kepada gadis China. Ketika mereka menikah mereka menggunakan baju
adat masing-masing. Model pakaian pengantin itu banyak ditiru oleh
orang Arab atu China lainnya. Pengaruh itu pun masuk ke daerah Bangka
Belitung atau lebih khususnya Kota Mentok seiring dengan besar arus
migrasi orang arab dan china ke Bangka Belitung.
Selain mengandung nilai historis tersendiri, pakaian adat ini juga
memiliki nilai filosofis. Susunan motif pada kain cual tidak hanya
menggambarkan estetika dari proses menenun yang rumit dan komplesksitas
dari bahan-bahan yang menyusunnya. Setiap motif dari tenunan kain cual
memiliki arti dan filosofinya tersendiri. Contohnya saja beberapa motif
yang banyak dipakai seperti motif bunga, motif bebek dan motif naga.
Motif bunga melambangkan kesucian, keanggunan rezeki dan segala
kebaikan, motif bebek melambangkan persatuan dan kesatuan. Sedangkan,
motif naga melambangkan keperkasaan. Pemilihan motif untuk tenunan kain
cual adalah flora atau fauna yang merupakan kekayaan alam. Hal ini juga
menyiratkan makna akan kebesaran pencipta alam semesta agar manusia
lebih banyak bersyukur. Perpaduan antara kain cual dan dain baju seting
yang dikenal menjadi baju adat Bangka memperlihatkan pengaruh dari
kebudayaan Arab (Islam) yang kuat sehingga aspek kesopanan dan
kesantunan dalam pakaian adat ini lebih diutamakan. Ini dikarenakan
ajaran islam mengajarkan hukum aurat bagi perempuan dan laki-laki.
Dalam pekembangannya kain cual ataupun baju seting
nyaris terlupakan oleh masyarakatnya sendiri. Akan tetapi, kesadaran
masyarakat akan pentingnya mempertahankan eksistensi warisan budaya
sebagai aset daerah dan aset bangsa mulai tumbuh kembali. Kini, kain cual ataupun baju seting
telah banyak mengalami modifikasi dan telah menjadi aset bagi kepulauan
Bangka Belitung sendiri. Ini dikarenakan upaya masyarakat dalam
mempertahankan kebudayaannya terus mengalami peningkatan. Di kepulauan
Bangka Belitung sendiri, saat ini kain cual menjadi salah seragam bagi
anak-anak sekolah yang dipakai setiap hari jumat. Masyarakat kepulauan
Bangka Belitung pun masih menggunakan pakaian adat baju seting dan kain cual dalam setiap perhelatan adat ataupun resepsi pernikahan.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar