Desa Adat Praingu Lewa Paku Dalam sejarah lokal, Praingu Lewa Paku
merupakan desa adat yang menjadi muasal dari kota Waingapu, Ibukota
kabupaten Sumba Timur. Oleh masyarakat setempat, desa ini disebut
sebagai Kampung Raja. Tempat tinggal keluarga raja, dengan kekayaan
berupa tanah yang sangat luas. Desa Adat ini terletak dipuncak bukit
kapur setinggi 400 meter diatas permukaan air laut. Dikelilingi hamparan
sawah, pepohonan kayu dan batu kapur cadas. Pada dekade 1970-an, desa adat ini
sudah ditinggalkan oleh masyarakatnya. Sebanyak 35 rumah adat hancur,
hanya menyisakan kubur batu, sebagai satu-satunya tanda yang menunjukkan
bahwa puncak bukit tersebut merupakan wilayah sakral. Makam leluhur
Desa Adat, makam Raja-raja Praingu Lewa Paku. Pada tahun 2007, Umbu Mbora, Raja
Praingu Lewa Paku dari generasi yang lahir diluar desa adat mulai
kembali ke bukit sakral. Mengajak serta warga yang lain, untuk membangun
kembali rumah adat utama. Ada kerabat yang meninggal dan harus
diupacarakan sebelum pemakaman. Semua ritual daur hidup, secara adat
harus dilangsungkan di rumah adat utama. Secara swadaya, selama beberapa
tahun, masyarakat mengumpulkan kayu dan bahan untuk membangun kembali
rumah adat utama dan rumah-rumah adat yang lainnya. Didukung oleh
Program Revitalisasi Desa Adat, Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, rumah adat utama yang merupakan
pusat aktivitas adat Praingu Lewa Paku berhasil dibangun oleh masyarakat
pada tahun 2014. Ritual adat pemakaman 2 jenazah kerabat yang meninggal
mulai bisa dilaksanakan di rumah adat.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar