Bayangkanlah ketika kita sedang berada di alam
yang indah, saat hembusan angin menerpa tubuh dengan kesejukan, saat
cahaya matahari menyentuh hati dengan kehangatan, saat hamparan alam
yang seakan-akan hidup dan bernapas sedang memberikan kita sebuah
wawasan kesadaran Mulia tentang betapa Hidup ini adalah Sebuah Mahakarya
Agung.
Cahaya matahari kesadaran dengan penuh keagungan menunjukkan betapa cerahnya kehidupan itu sesungguhnya, kehidupan yang penuh kebaikan dan kehangatan, penuh energi untuk senantiasa memberi dan memberi. Energi Cahaya ini bertransformasi dalam tanaman padi menjadi beras yang kita makan, bertransformasi melalui pohon menjadi udara yang kita hidup. Cahaya ini ada dimana-mana, ada dalam udara, tanah, air dan angin. Cahaya ini juga ada dalam tubuh manusia melaui cerahnya pemikiran-pemikiran yang mulia, kehangatan yang terpancar dari pelukan Ibu atau kekasih, senyuman manis penuh tawa kelembutan dari bayi yang polos, semuanya sedang membangkitkan adanya hubungan yang sangat kuat antara alam dengan kehidupan manusia.
Cahaya matahari kesadaran dengan penuh keagungan menunjukkan betapa cerahnya kehidupan itu sesungguhnya, kehidupan yang penuh kebaikan dan kehangatan, penuh energi untuk senantiasa memberi dan memberi. Energi Cahaya ini bertransformasi dalam tanaman padi menjadi beras yang kita makan, bertransformasi melalui pohon menjadi udara yang kita hidup. Cahaya ini ada dimana-mana, ada dalam udara, tanah, air dan angin. Cahaya ini juga ada dalam tubuh manusia melaui cerahnya pemikiran-pemikiran yang mulia, kehangatan yang terpancar dari pelukan Ibu atau kekasih, senyuman manis penuh tawa kelembutan dari bayi yang polos, semuanya sedang membangkitkan adanya hubungan yang sangat kuat antara alam dengan kehidupan manusia.
Kapan terakhir kali kita hidup dekat dengan alam, menikmati desiran angin atau memandang pohon yang rindang penuh kesejukan? mungkin sudah jarang. Padahal di dalam mahakarya inilah kita dapat mendengar apa yang biasanya tidak terdengar dan melihat apa yang biasanya tidak terlihat. Saat kita dekat dengan alam, kita mulai "merasakan". Kita merasakan penyatuan dengan Mahakarya Agung ini, kita merasakan kehidupan yang saling terhubung, kita merasakan bahwa sesunguhnya kita bagian dari Mahakarya Agung Sang Pencipta. Dan ketika kita menyadari hal ini, Hidup Kita Menjadi Sebuah Persembahan Mahakarya Agung.
Angin menjadi pembawa pesan tentang kebaikan, ketika kita sedang berada di sebuah tempat yang baru, ketika niat kita baik, angin yang lembut akan menyambut kedatangan kita. Saat kita sedang duduk dan termenung, sedang memikirkan suatu masalah tiba-tiba angin datang dan berhembus, itu artinya ia sedang berbisik " tenanglah, semua akan baik-baik saja".
Begitu juga suatu pagi yang cerah kita melihat rangkaian awan yang bergelombang dan rapi, inilah saatnya untuk bekerja dengan giat dan tekun karena musim keberuntungan sedang tiba. Ketika awan mendung datang, ia juga sedang membawa pesan bahwa tanaman sedang kehausan dan memerlukan gerimis hujan untuk menghilangkan dahaganya, begitu juga dengan lahan jiwa kita. Jangan biarkan lahan jiwa kita kering, siramilah dengan air suci pengetahuan yang menyejukkan sehingga dapat melepas dahaga jiwa kita.
Semua kebaikan alam ada di sekitar kita. Mereka berbicara dengan bahasa mereka sendiri. Bunga yang bermekaran sedang menyuarakan persembahan keindahan dan keharuman, langit biru yang bersih sedang menyuarakan luasnya alam semesta seluas hati dan pemikiran kita, matahari yang bersinar sedang menyuarakan segala keagungan dan kemuliaan hidup, sesungguhnya kebaikan ada di mana-mana dan senantiasa menunggu hatimu untuk menemukannnya kembali.
Burung yang terbang, kupu-kupu yang datang, capung yang hinggap, suara kodok dan jangkrik di malam hari, suara cicak saat kita sedang berdiskusi, semuanya tidak ada yang kebetulan. Kita semuanya saling terhubung, sekecil apapun suara alam mereka semua sedang berusaha untuk menyentuh hatimu melalui cara-cara mereka.
0 komentar:
Posting Komentar