Minggu, 07 Desember 2014

Museum AD Sasmitaloka

museum-ad-sasmitaloka_1407396993.jpg

Museum AD Sasmitaloka

Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 1890, untuk pejabat Keuangan Pura Pakualaman bernama Tuan Wijnschenk.  Pada masa pemerintahan Jepang 1942–1945, bangunan digunakan untuk keperluan pribadi para opsir Jepang. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI bangunan ini ditempati oleh Kompi Tukul dari Batalyon Suharto selama 3 bulan. Sejak 18 Agustus 1945 dan setelah pelantikan Kolonel Sudirman menjadi Panglima Besar, digunakan untuk rumah dinasnya sekaligus sebagai tempat tinggal. Pada waktu clash II tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 27 Desember 1949 digunakan sebagai markas IV G brigade T. Setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda ke RI, digunakan untuk Komando militer Kota Yogyakarta dan asrama Resimen Infanteri 13 dan penderita cacat. Tanggal 17 Juli 1982, digunakan untuk museum khusus peninggalan peralatan yang pernah digunakan oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman ketika memimpin perang gerilya.
Bangunan ini berdinding keramik, bentuk atap limasan dengan rangka dari kayu, penutup atap menggunakan sirap, lantai tegel motif. Denah bangunan berbentuk segi empat, menghadap ke arah timur. Bentuk arsitektur menunjukkan gaya campuran, terlihat pada tiang dengan bentuk dasar corintia, dihias motif tradisional seperti tiang-tiang di keraton. Pintu dan jendela terdiri atas daun krepyak dan kaca dengan ukuran relatif besar, untuk mendapatkan penghawaan dan pencahayaan alamiah yang optimal. Hal ini termasuk ciri bangunan peninggalan Belanda di negeri tropis.

0 komentar:

Posting Komentar