Museum AD Sasmitaloka
Bangunan ini pertama kali dibangun pada tahun 1890, untuk pejabat Keuangan Pura Pakualaman bernama Tuan Wijnschenk.
Pada masa pemerintahan Jepang 1942–1945, bangunan digunakan untuk
keperluan pribadi para opsir Jepang. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI
bangunan ini ditempati oleh Kompi Tukul dari Batalyon Suharto selama 3
bulan. Sejak 18 Agustus 1945 dan setelah pelantikan Kolonel Sudirman
menjadi Panglima Besar, digunakan untuk rumah dinasnya sekaligus sebagai
tempat tinggal. Pada waktu clash II tanggal 19 Desember 1948 sampai
dengan 27 Desember 1949 digunakan sebagai markas IV G brigade T. Setelah
penyerahan kedaulatan dari Belanda ke RI, digunakan untuk Komando
militer Kota Yogyakarta dan asrama Resimen Infanteri 13 dan penderita
cacat. Tanggal 17 Juli 1982, digunakan untuk museum khusus peninggalan
peralatan yang pernah digunakan oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman
ketika memimpin perang gerilya.
Bangunan
ini berdinding keramik, bentuk atap limasan dengan rangka dari kayu,
penutup atap menggunakan sirap, lantai tegel motif. Denah bangunan
berbentuk segi empat, menghadap ke arah timur. Bentuk arsitektur
menunjukkan gaya campuran, terlihat pada tiang dengan bentuk dasar
corintia, dihias motif tradisional seperti tiang-tiang di keraton. Pintu
dan jendela terdiri atas daun krepyak dan kaca dengan ukuran relatif
besar, untuk mendapatkan penghawaan dan pencahayaan alamiah yang
optimal. Hal ini termasuk ciri bangunan peninggalan Belanda di negeri
tropis.
0 komentar:
Posting Komentar