Jembatan Petekan bertempat di Jalan Sarwajalah, kelurahan Petekan, kecamatan Pegirian, Surabaya Jawa Timur. Jembatan Petekan
memiliki tinggi 1,70m di atas permukaan air sungai saat pasang dan
1,20m di bawah jalan raya. Luas lahannya 2354m² dan luas bangunannya
1650m².
Jembatan Petekan
didirikan oleh NV Braat and Co. pada tahun 1900. Pada Pemerintahan
Belanda di Indonesia, jembatan tersebut dinamakan jembatan Ferwerdarbug.
Jembatan tersebut memisahkan sungai Kalimas dan muara selat Madura.
Nama Petekan berasal dari bahasa jawa ‘Petek’ yang berarti ‘ditekan’. Dengan menekan tombol mekaniknya (‘dipetek’).
Maka geladak jembatan akan naik, sehingga alur pelayaran akan terbuka
dan kapal-kapal dapat lewat. Hal ini dikarenakan sungai Kalimas pada
saat itu merupakan alur transportasi perdagangan ke daerah Kembang
Jepun.
Berukuran 11mx50m, Jembatan Petekan
terbagi 2 bagian yaitu sebelah barat dan timur pilar jembatan.
Konstruksi geladaknya terdiri dari balok-balok gelagar yang terpasang
searah panjang konstruksinya dan diikat dengan baja siku yang posisinya
menyilang diantara balok-balok gelagar. Balok-balok ini dan baja siku
merupakan tumpuan untuk papan kayu jati geladak yang kemudian diberi
lapisan aspal.
Pada
masa lalu geladak dapat digerakkan ke atas oleh baja pengungkit sisi
utara terdapat ruangan operator dengan atap dari papan jati. Jembatan Petekan
ini memiliki lampu penerangan yang terpasang di bangunan menara dan
kedua sisi ujung jembatan. Pada tahun 1980-an geladak jembatan tidak
bisa diangkat lagi, dan Januari 2011 geladak jembatan dipotong karena
balok-balok gelagar dan siku dicuri (2010) sehingga geladak ambruk ke
sungai dan mengahalangi pelayaran kapal-kapal di bawahnya.
0 komentar:
Posting Komentar