Jumat, 12 Desember 2014

Makam Sunan Bungkul

bungkul_1398052430.jpg
Cagar Budaya Surabaya
Mbah Bungkul menurut Sejarawan Sartono Kartodirjo dari Universitas Gajah Mada dapat dikategorikan sebagai seorang wali lokal. Istilah ini untuk menyebut tokoh Islamisasi tingkat lokal. Konon Mbah Bungkul atau Sunan Bungkul dulunya sebelum masuk Islam bernama Empu Supo. Ia adalah seorang putra dari Tumenggung Supodriyo, seorang pembesar dari kerajaan Majapahit. Keahliannya di dalam membuat keris, membawa Ki Supo bergelar Empu. Setelah bertemu Sunan Kalijaga, Ki Supo kemudian masuk Islam dan menyebarkan agama Islam di daerah Bungkul. Ki Supo kemudian dikenal dengan nama Mbah Bungkul.


Makam Sunan Bungkul
Makam Sunan Bungkul memiliki denah persegi panjang. Terdiri 3 halaman yang masing-masing dilengkapi pintu masuk berbentuk paduraksa. Halaman pertama terdiri dari rumah-rumah juru kunci dan kamar mandi. Halaman kedua terdiri dari makam-makam kerabat Sunan Bungkul dan juru kunci. Selain itu, pada halaman ini juga ada sumur kuna, bangunan pendapa dan masjid kuna yang telah direnovasi. Halaman ketiga terdiri dari makam-makam kerabat Sunan Bungkul dan bangunan cungkup. Di dalam cungkup ini terdapat makam Sunan Bungkul dan istrinya serta keluarga dan memiliki gaya tulisan Naskhi dan berbahasa Arab. Pada nisan kepala Sunan Bungkul tertulis “Syai’in minhumur rahim” (segala sesuatu berasal dari padaMu), sedangkan pada nisan kaki tertulis “Wa sana wa huwallah” (yang penuh kasih sayang). Sementara itu masjid kuno memiliki ukuran P: 11 m dan lebar 7,60 m. Masjid ini memiliki gapura paduraksa 2 buah dan gapura bentar 1 buah. Masjid ini beratap tumpang satu.



Denah Peta Makam Sunan Bungkul

0 komentar:

Posting Komentar