Kamis, 11 Desember 2014

Masjid Jamik Sunan Giri

masjidnya-sunan-giri_1373858902.jpg
Masjid Jamik Sunan Giri ini berada di wilayah Gresik, 20 km dari kota Surabaya dan terletak di Kampung Sunan Giri, Kelurahan Sunan Giri, Kecamatan Kebomas, Kotamadia Gresik, Provinsi Jawa Timur. Masjid Jamik Sunan Giri berbatasan dengan pabrik PT Semen Gresik sebelah utara, sebelah selatan dengan jalan raya, sebelah timur dengan pemukiman penduduk, dan sebelah barat berbatasan dengan pemakaman. Masjid berdampingan dengan kompleks makam Sunan Giri di Bukit Giri. Untuk mencapainya harus menaiki tangga sebanyak 105 buah.
Deskripsi Bangunan        
Masjid Jamik Sunan Giri merupakan kompleks paling besar diantara masjid-masjid di Gresik. Luas lahan tanah 3.000 m² dengan luas bangunan 1.750 m². Kompleks masjid terdiri atas ruang utama, serambi, dan bangunan lainnya.
  • Ruang Utama
Ruangan ini terdapat tiang sokoguru atau tiang utama dan tiang penopang lainnya. Jumlah tiang secara keseluruhan adalah 16 buah. Sembilan buah merupakan tiang utama sedangkan sisinya merupakan penopang. Seperti masjid tua lainnya, Masjid Agung Sunan Giri memiliki mihrab yang merupakan sebuah ruangan yang menonjol keluar disisi barat. Selain itu terdapat mimbar yang diatasnya terdapat pipi tangga yang berhias empat persegi panjang.
  • Serambi dan teras
Serambi terletak di sisi utara dan selatan masjid yang menyatu dengan bangunan ruang utama. Kalau ingin menuju ke serambi dan teras tersebut terlebih dahulu menaiki anak tangga sebanyak lima buah.
  • Bangunan lain
Tempat untuk mengambil  air wudhu berjumlah dua buah yang berada di sebelah sisi timur menyatu dengan masjid dan di sebelah utara tempat untuk mengambil air wudhu terpisah dengan masjid. Dalam masjid ini terdapat bangunan pendopo yang berada di timur masjid. Tempat tersebut merupakan tempat peristirahatan bagi para peziarah, dan di samping kanan pendopo terdapat ruangan untuk menyimpan bedug. Di daerah Gresik juga masih terdapat suatu kompleks makam diantaranya yang terkenal ialah makam Sunan Giri. Makamnya terdapat dalam suatu cungkup yang diberi ukiran dengan warna cat-cat asli (sebagian cat baru). Tempat ini terkenal terutama sejak Sunan Giri (kemudian Sunan Prapen), sebagai tempat pesantren yang pengaruhnya sampai ke Maluku. Di sebelah barat masjid terdapat makam Muhammad Ainul Yaqin, Raden Paku, Raden Samudra, dan Prabu Satmoko.
Sejarah
Masjid Jamik Sunan Giri dibangun pada hari Ahad, 14 Muharram 1277 H oleh H.Ya’kub, dan selesai pada hari Ahad Ramadhan 1277 H. Pendiri masjid ialah Kanjeng Sunan Giri. Sunan Giri memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja. Ayahnya adalah Maulana Ishak, saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-“Islam”-kan isterinya, tapi gagal meng-amar ma’ruf-i sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga istrinya berkelana hingga ke Samudra Pasai. Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan Giri.
Bangunan masjid ini sangat artistik, penuh ukiran dan kaligrafi huruf arab serta ayat suci Al-Qur’an. Atap masjid terbuat dari sirip kayu, berdinding batu dan pendirian masjid terukir dengan bahasa arab. Tulisan tersebut dibuat oleh Haji Ya’kub Rekso Astono tahun 1856 M. Setelah 10 tahun sunan Giri wafat perhatian masyarakat beralih pada makam sunan giri, maka terjadilah perpindahan penduduk. Mereka banyak bertempat  tinggal di Bukit Giri.
Melihat hal itu maka tergeraklah hati Nyi Ageng Kabunan (salah satu cucu Sunan Giri yang menjanda) untuk memindahkan masjid dari Bukit Kedaton ke Bukit Giri dekat makam Sunan Giri. Pemindahan dilakukan pada tahun 1544 Masehi.  Dalam waktu yang relatif singkat masjid berdiri dengan ukuran 150 m2. Masjid tersebut kemudian berganti nama menjadi Masjid Sunan Giri. Masjid itu sendiri sampai sekarang ini telah mengalami beberapa kali renovasi.

0 komentar:

Posting Komentar