Masjid
Jamik Sunan Giri ini berada di wilayah Gresik, 20 km dari kota Surabaya
dan terletak di Kampung Sunan Giri, Kelurahan Sunan Giri, Kecamatan
Kebomas, Kotamadia Gresik, Provinsi Jawa Timur. Masjid Jamik Sunan Giri
berbatasan dengan pabrik PT Semen Gresik sebelah utara, sebelah selatan
dengan jalan raya, sebelah timur dengan pemukiman penduduk, dan sebelah
barat berbatasan dengan pemakaman. Masjid berdampingan dengan kompleks
makam Sunan Giri di Bukit Giri. Untuk mencapainya harus menaiki tangga
sebanyak 105 buah.
Deskripsi Bangunan
Masjid
Jamik Sunan Giri merupakan kompleks paling besar diantara masjid-masjid
di Gresik. Luas lahan tanah 3.000 m² dengan luas bangunan 1.750 m².
Kompleks masjid terdiri atas ruang utama, serambi, dan bangunan lainnya.
- Ruang Utama
Ruangan
ini terdapat tiang sokoguru atau tiang utama dan tiang penopang
lainnya. Jumlah tiang secara keseluruhan adalah 16 buah. Sembilan buah
merupakan tiang utama sedangkan sisinya merupakan penopang. Seperti
masjid tua lainnya, Masjid Agung Sunan Giri memiliki mihrab yang
merupakan sebuah ruangan yang menonjol keluar disisi barat. Selain itu
terdapat mimbar yang diatasnya terdapat pipi tangga yang berhias empat
persegi panjang.
- Serambi dan teras
Serambi
terletak di sisi utara dan selatan masjid yang menyatu dengan bangunan
ruang utama. Kalau ingin menuju ke serambi dan teras tersebut terlebih
dahulu menaiki anak tangga sebanyak lima buah.
- Bangunan lain
Tempat
untuk mengambil air wudhu berjumlah dua buah yang berada di sebelah
sisi timur menyatu dengan masjid dan di sebelah utara tempat untuk
mengambil air wudhu terpisah dengan masjid. Dalam masjid ini terdapat
bangunan pendopo yang berada di timur masjid. Tempat tersebut merupakan
tempat peristirahatan bagi para peziarah, dan di samping kanan pendopo
terdapat ruangan untuk menyimpan bedug. Di daerah Gresik juga masih
terdapat suatu kompleks makam diantaranya yang terkenal ialah makam
Sunan Giri. Makamnya terdapat dalam suatu cungkup yang diberi ukiran
dengan warna cat-cat asli (sebagian cat baru). Tempat ini terkenal
terutama sejak Sunan Giri (kemudian Sunan Prapen), sebagai tempat
pesantren yang pengaruhnya sampai ke Maluku. Di sebelah barat masjid
terdapat makam Muhammad Ainul Yaqin, Raden Paku, Raden Samudra, dan
Prabu Satmoko.
Sejarah
Masjid
Jamik Sunan Giri dibangun pada hari Ahad, 14 Muharram 1277 H oleh
H.Ya’kub, dan selesai pada hari Ahad Ramadhan 1277 H. Pendiri masjid
ialah Kanjeng Sunan Giri. Sunan Giri memiliki nama kecil Raden Paku,
alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini
Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah
nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh
keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke
laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja. Ayahnya
adalah Maulana Ishak, saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana
Ishak berhasil meng-“Islam”-kan isterinya, tapi gagal meng-amar ma’ruf-i
sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga istrinya
berkelana hingga ke Samudra Pasai. Sunan Giri kecil menuntut ilmu di
pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar.
Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia
membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, selatan Gresik.
Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan Giri.
Bangunan masjid ini sangat artistik,
penuh ukiran dan kaligrafi huruf arab serta ayat suci Al-Qur’an. Atap
masjid terbuat dari sirip kayu, berdinding batu dan pendirian masjid
terukir dengan bahasa arab. Tulisan tersebut dibuat oleh Haji Ya’kub
Rekso Astono tahun 1856 M. Setelah 10 tahun sunan Giri wafat perhatian
masyarakat beralih pada makam sunan giri, maka terjadilah perpindahan
penduduk. Mereka banyak bertempat tinggal di Bukit Giri.
Melihat
hal itu maka tergeraklah hati Nyi Ageng Kabunan (salah satu cucu Sunan
Giri yang menjanda) untuk memindahkan masjid dari Bukit Kedaton ke Bukit
Giri dekat makam Sunan Giri. Pemindahan dilakukan pada tahun 1544
Masehi. Dalam waktu yang relatif singkat masjid berdiri dengan ukuran
150 m2. Masjid tersebut kemudian berganti nama menjadi Masjid Sunan
Giri. Masjid itu sendiri sampai sekarang ini telah mengalami beberapa
kali renovasi.
0 komentar:
Posting Komentar