Masjid
Mantingan terletak di Desa Mantingan, Kecamatan Jepara, Kabupaten
Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Sebelah Timur masjid berbatasan dengan
pemukiman penduduk, sebelah barat terdapat Pondok Pesantren Darul Ulum.
Sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan sungai, dan di sebelah
selatan terdapat jalan utama desa.
Deskripsi Bangunan
Masjid ini merupakan suatu kompleks seluas 2935 m². Secara keseluruhan masjid dibagi atas serambi, ruangan, dan bangunan lain.
- Serambi
Serambi
berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 18 m, lebar 10,5
m. Serambi ditopang oleh 24 buah tiang dari kayu yang disangga umpak
berbentuk trapesium.
- Ruang Utama
Untuk
memasuki ruang utama terdapat sembilan buah pintu. Pintu tersebut
masing-masing tiga buah terletak di sisi timur, sisi selatan, dan sisi
utara. Pada dinding luar sisi timur ruang utama yang memisahkan serambi
dengan ruang utama banyak dijumpai panel-panel berhias. Panel-panel
tersebut dibagi atas enam bidang yang masing-masing dipisahkan oleh
sebuah pintu dan berurutan dari sebelah selatan yaitu bidang I, II, III,
IV, V dan VI. Pada sisi barat dinding dalam ruang utama, yaitu di
samping kiri dan kanan mihrab masing-masing terdapat tiga buah panel.
Sedangkan pada dinding luar sisi selatan tedapat enam buah panel.
- Mihrab
Mihrab
berbentuk relung tapal kuda. Pada dinding dalam mihrab sisi barat
terdapat sebuah panel berbentuk lingkaran yang di tengahnya berisi
hiasan jalinan tali dan sulur-suluran.
- Mimbar
Bentuk
mimbar seperti tandu dan diberi atap kubah. Hiasan yang ada pada mimbar
adalah motif kerrawang dan palang Yunani. Selain mimbar, pada ruang
utama juga terdapat almari dari kayu dan kaca empat persegi panjang.
- Pawestren
Pawestren
adalah bangunan yang dibuat untuk sholat berjammaah pada wanita. Dalam
masjid ini, memiliki dua buah jendela terbuka dan sebuah pintu yang
menghubungkan pawestren dengan tempat bersuci untuk waita
- Bangunan lain
Bangunan
lain yang dimiliki Masjid Mantingan adalah tempat wudhu, ruang koleksi,
tempat paseban atau pasowanan dan makam. Bangunan wudhu wanita terletak
di samping pawestren, sedangkan tempat wudhu laki-laki terletak di
sebelah utara masjid. Ruang koleksi terletak di sebelah timur laut
masjid, sedangkan tempat paseban atau pasowanann di sebelah timur
masjid. Di halaman belakang Masjid Mantingan terdapat kompleks makam
yang memiliki dua halaman, halaman pertama terdapat makam-makam kerabat
dan dibatasi pagar bata serta memiliki gapura paduraksa. Gapura ini
merupakan pintu masuk ke bangunan cungkup.
Sejarah
Masjid
Mantingan termasuk bangunan megah sebuah masjid yang dibangun oleh
seorang Islam terkenal masa itu, yaitu Pangeran Hadiri, suami Ratu
Kalinyamat. Masjid ini sejak awal berdirinya difungsikan sebagai pusat
aktivitas penyebaran agama islam di pesisir utara pulau Jawa dan
merupakan masjid kedua setelah masjid Agung Demak. Masjid ini
diperkirakan didirikan pada tahun 1559 berdasarkan prasasti yang
terdapat pada bagian mihrab. Prasasti ini merupakan candrasengkala yang
berbunyi rupa brahmana warnasari yang menunjukan angka tahun
1418 S (1559 M). Sesuai dengan tulisan yang terdapat didalam masjid rupa
brahmana warnasari yang ditulis oleh Raden Toyib. Awalnya Raden Toyib
mempelajari agama Islam di Mekah dan Cina. Setelah menyelesaikan
belajar, dia pindah ke Jepara dan menikah dengan Ratu Kalinyamat (Retno
Kencono), putri Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak. Kemudian dia
dikenal sebagai Sultan Hadliri dan dinobatkan sebagai Adipati Jepara
sampai beliau meninggal dan dimakamkan di sebelah masjid yang dia
dirikan, Masjid Mantingan.
0 komentar:
Posting Komentar