Sabtu, 13 Desember 2014

Masjid Mantingan- Jawa Tengah

5m-mtg_1373517347.jpg
Masjid Mantingan terletak di Desa Mantingan, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Sebelah Timur masjid berbatasan dengan pemukiman penduduk, sebelah barat terdapat Pondok Pesantren Darul Ulum. Sedangkan di sebelah utara berbatasan dengan sungai, dan di sebelah selatan terdapat jalan utama desa.
Deskripsi Bangunan
Masjid ini merupakan suatu kompleks seluas 2935 m².  Secara keseluruhan masjid dibagi atas serambi, ruangan, dan bangunan lain.
  • Serambi
Serambi berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 18 m, lebar 10,5 m. Serambi ditopang oleh 24 buah tiang dari kayu yang disangga umpak berbentuk trapesium.
  • Ruang Utama
Untuk memasuki ruang utama terdapat sembilan buah pintu. Pintu tersebut masing-masing tiga buah terletak di sisi timur, sisi selatan, dan sisi utara. Pada dinding luar sisi timur ruang utama yang memisahkan serambi dengan ruang utama banyak dijumpai panel-panel berhias. Panel-panel tersebut dibagi atas enam bidang yang masing-masing dipisahkan oleh sebuah pintu dan berurutan dari sebelah selatan yaitu bidang I, II, III, IV, V dan VI. Pada sisi barat dinding dalam ruang utama, yaitu di samping kiri dan kanan mihrab masing-masing terdapat tiga buah panel. Sedangkan pada dinding luar sisi selatan tedapat enam buah panel.
  • Mihrab
Mihrab berbentuk relung tapal kuda. Pada dinding dalam mihrab sisi barat terdapat sebuah panel berbentuk lingkaran yang di tengahnya berisi hiasan jalinan tali dan sulur-suluran.
  • Mimbar
Bentuk mimbar seperti tandu dan diberi atap kubah. Hiasan yang ada pada mimbar adalah motif kerrawang dan palang Yunani. Selain mimbar, pada ruang utama juga terdapat almari dari kayu dan kaca empat persegi panjang.
  • Pawestren
Pawestren adalah bangunan yang dibuat untuk sholat berjammaah pada wanita. Dalam masjid ini, memiliki dua buah jendela terbuka dan sebuah pintu yang menghubungkan pawestren dengan tempat bersuci untuk waita
  • Bangunan lain
Bangunan lain yang dimiliki Masjid Mantingan adalah tempat wudhu, ruang koleksi, tempat paseban atau pasowanan dan makam. Bangunan wudhu wanita terletak di samping pawestren, sedangkan tempat wudhu laki-laki terletak di sebelah utara masjid. Ruang koleksi terletak di sebelah timur laut masjid, sedangkan tempat paseban atau pasowanann di sebelah timur masjid. Di halaman belakang Masjid Mantingan terdapat kompleks makam yang memiliki dua halaman, halaman pertama terdapat makam-makam kerabat dan dibatasi pagar bata serta memiliki gapura paduraksa. Gapura ini merupakan pintu masuk ke bangunan cungkup.
Sejarah
Masjid Mantingan termasuk bangunan megah sebuah masjid yang dibangun oleh seorang Islam terkenal masa itu, yaitu Pangeran Hadiri, suami Ratu Kalinyamat. Masjid ini sejak awal berdirinya difungsikan sebagai pusat aktivitas penyebaran agama islam di pesisir utara pulau Jawa dan merupakan masjid kedua setelah masjid Agung Demak. Masjid ini diperkirakan didirikan pada tahun 1559 berdasarkan prasasti yang terdapat pada bagian mihrab. Prasasti ini merupakan candrasengkala yang berbunyi rupa brahmana warnasari yang menunjukan angka tahun 1418 S (1559 M). Sesuai dengan tulisan yang terdapat didalam masjid rupa brahmana warnasari yang ditulis oleh Raden Toyib. Awalnya Raden Toyib mempelajari agama Islam di Mekah dan Cina. Setelah menyelesaikan belajar, dia pindah ke Jepara dan menikah dengan Ratu Kalinyamat (Retno Kencono), putri Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak. Kemudian dia dikenal sebagai Sultan Hadliri dan dinobatkan sebagai Adipati Jepara sampai beliau meninggal dan dimakamkan di sebelah masjid yang dia dirikan, Masjid Mantingan.

0 komentar:

Posting Komentar