Sabtu, 13 Desember 2014

Masjid “Surau Gadang” Mandiangin

Masjid  Surau Gadang Mandiangin_1374049847.jpg
Masjid berada di posisi yang cukup strategis, yakni berbatasan dengan By Pass Bukittinggi-Medan. Secara Administratif masuk ke dalam wilayah Kelurahan Koto Ibueh, Kecamatan Mandiangin Koto Selayar, Bukittinggi, Sumatera Barat. Merupakan perkembangan dari Surau Awaluddin di komlpeks makam Tuanku Kurai dan sekarang dikenal dengan nama Masjid Jamik Mandiangin. Masjid dibangun pada tahun 1830 dengan denah persegi hingga sekarang. Bangunan masjid telah beberapa kali mengalami pemugaran oleh masyarakat setempat. Sehingga dalam pelaksanaannya, nilai-nilai arkeologis yang menyatu dalam bangunan terabaikan.
Berdasarkan keterangan pengurus masjid, Abu Kasim Tuanku Tanjung Basah, pemugaran telah dimulai sejak tahun 1865 berupa penggantian atap. Kemudian pada thaun 1981 pengurugan panggung. Ketiga, penambahan bangunan pada tahun 1992. Terakhir, pada tahun 1995 perbaikan dan penambahan keramik di ruang utama. Bangunan tambahan yang dibangun pada tahun 1992 berbentuk persegi panjang dan terbagi ke dalam dua lantai. Bangunan tersebut difungsikan sebagai serambi dan TPA dengan bentuk kubah segi delapan dan atap kerucut di bagian atasnya.
Bangunan serambi yang ada sekarang sebelumnya merupakan sebuah kolam. Terbuat dari beton dan memiliki tangga di sisi selatan sebagai jalan naik ke lantai dua. Adapun pintu masuk ke ruang utama masjid berada di sebelah timur. Pintu tersebut berjumlah dua buah berada di setiap ujung sisi. Dinding sebelah timur merupakan dinding baru terbuat dari kaca yang disekat untuk memisahkan antara ruang utama dan serambi masjid. Pada dinding ruang utama terdapat 10 buah jendela berdaun dua. Empat buah berada di dinding utara dan selatan, sedangkan sisanya berada di dinding barat mengapit mihrab.
Pada awalnya, bentuk ruang utama berupa panggung. Kemudian kolongnya diurug karena lantai papan kayu yang sudah keropos. Oleh karena itu, lantai ruang utama yang dapat dilihat sekarang sudah berganti menjadi keramik. Adapun dinding ruang utama terbuat dari batu plester dan bagian dalamnya dilapisi keramik. Di dalam ruang utama berdiri 25 tiang kayu yang bagian luarnya dilapisi papan baru berbentuk segi delapan karena kondisinya yang sudah lapuk. Sementara di sisi barat ruang utama terdapat mihrab persegi panjang yang dihiasi dua buah tiang semu membentuk tiga buah relung yang dihiasi sulur dan geometris. Di dalamnya terdapat mimbar persegi panjang yang dibuat permanen dari beton cor. Atap mimbar ditopang oleh empat buah tiang dan dihiasi kaligrafi di bagian depan serta dalamnya. Bagian depan membentuk gapura berlengkung, sedangkan bagian belakang berfungsi sebagai tempat duduk. Atap masjid berbentuk tumpang tiga dan terbuat dari seng.
Selain bangunan induk yang telah mendapat penambahan serambi dan TPA, masih terdapat bangunan lain di dalam kompleks Masjid Surau Gadang Mandiangin. Bangunan tersebut adalah tempat wudhu yang ada di sebelah utara dan pemakaman. Tempat wudhu juga termasuk bangunan tambahan yang menyatu dengan rumah garin masjid yang dibangun tahun 1996. Adapun pemakaman terbagi dua. Pemakaman baru berada di sebelah barat dan selatan masjid, sedangkan makam lama berada di depan masjid namun telah dipindahkan. Beberapa dipindahkan ke tempat lain dan sisanya dipindahkan ke belakang dan utara masjid. Di belakang masjid juga terdapat menhir dengan tinggi 1,1 meter.

0 komentar:

Posting Komentar