PESAWAT SELAWAH R-001 SUMBANGAN RAKYAT ACEH AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA
Pesawat Selawah
yang dipajang di lapangan Blang Padang pada sudut bagian barat Kota
Banda Aceh Kecamatan Baiturrahman adalah replika pesawat pertama di
Indonesia dan yang asli ada di Taman Mini Indonesia Indah. Pesawat Selawah ini dibeli
dari hasil sumbangan masyarakat Aceh ketika Soekarno mengakhiri
kunjungannya di Aceh pada tanggal 20 juni 1948. Dana yang terkumpul
untuk pembelian pesawat itu berjumlah 120.000 dollar Singapura dan 20 kg
emas. Dana tersebut dihimpun dari masyarakat Aceh oleh Panitia Dana
Dakota (Dakota Found) di Aceh yang dipimpin HM Djoened Joesof dan said
Muhammad Alhabsyi.
Presiden
Soekarno saat itu berhasil membangkitkan patrotisme rakyat Aceh untuk
membeli sebuah Pesawat yang diberi nama Dakota R-001 Seulawah. Selawah
berati “ Gunung Emas”. Pesawat Seulawah yang dikenal
RI-1 dan RI-2 merupakan bukti nyata dukungan yang diberikan masyarakat
Aceh dalam proses perjalanan Republik Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaannya, Pesawat Seulawah yang menjadi cikal
bakal Maskapai Garuda Indonesia Airways disumbangkan melalui pengumpulan
harta pribadi masyarakat dan saudagar Aceh sehingga Presiden Soekarno
menyebut “Daerah Aceh adalah Daerah Modal bagi Republik Indonesia, dan
melalui perjuangan rakyat aceh seluruh Wilayah Republik Indonesia dapat
direbut kembali”.Pesawat ini sangat besar jasanya dalam perjuangan awal
pembentukan negara Indonesia, dan merupakan sejarah berdirinya
perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways.Penulis Sejarah, Tgk AK Jakobi mencatatkan peristiwa itu dalam bukunya “Aceh Daerah Modal” (Yayasan Seulawah RI-001, 1992)
Pesawat Seulawah Dakota RI-001 ini
mempunyai dua mesin yaitu Pratt & Whitney dengan bobot 8.030
kg, yang panjang badannya 19,66 meter dan rentang sayap 28.96
meter,dan mampu terbang dengan kecepatan maksimum 346 km/jam.
PETUALANGAN PESAWAT SEULAWAH
Pesawat Seulawah RI-001 berada di halaman Anjungan Aceh Taman Mini Indonesia Indah sejak 1975. Masyarakat tidak banyak mengetahui bahwa pesawat yang dipajang di lapangan Blang Padang adalah
replika (tiruan). Dan sebenarnya ada tiga pesawat seulawah RI-001
replika yang dibuat. Salah satunya yang berada di Taman Mini Jakarta.
Satu lagi ditempatkan di Lapangan Blang Padang Banda Aceh sebagai
monumen. Replika terakhir adanya di Museum Ranggon, Myanmar.
Pemerintah
Myanmar merasa berutang budi kepada Seulawah karena telah ikut menjadi
pesawat angkut di negara itu pada 1949. Di negeri itulah untuk pertama
kali pesawat yang diregistrasikan RI-001 dikomersialkan pada Pemerintah
Birma yang ketika itu sedang menghadapi pemberontakan dalam negeri.
MONUMEN
Seiring
dengan perkembangan teknologi, khususnya di bidang kedirgantaraan,
beberapa jenis pesawat terbang generasi tua pun dinyatakan berakhir masa
operasinya. Salah satunya adalah jenis Dakota. Namun, karena jasanya
yang dinilai besar bagi cikal bakal berdirinya sebuah maskapai
penerbangan komersial di tanah air, TNI AU memprakarsai berdirinya
sebuah monumen perjuangan pesawat Dakota RI-001 Seulawah di Banda Aceh.
Pada tanggal 30 Juli 1984, Panglima ABRI Jenderal L.B. Moerdani pun
meresmikan monumen yang terletak di Lapangan Blang Padang, Banda
Aceh.Monumen ini menjadi lambang bahwa sumbangan rakyat Aceh sangatlah
besar bagi perjuangan Republik Indonesia di awal berdirinya.
SMN DI SEULAWAH
RI-001
Seulawah membuka jalur pertama penerbangan Sumatera-Jawa. November 1948
Seulawah digunakan Bung Hatta untuk perjalanan keliling
Maguwo-Payakumbuh-Kutaraja. Awal Desember 1948 Seulawah terbang ke
Kalkutta India untuk perawatan rutin. Malang dan untung, agresi Belanda
terjadi tidak lama kemudian memaksa Seulawah tidak bisa kembali ke tanah
air. Dari Kalkutta Seulawah terbang ke Rangoon Burma.
Selain
mulai bisa melakukan penerbangan komersil di negeri orang, Seulawah
juga menyimpan sesuatu yang terpendam dalam perutnya. Sebuah radio
pemancar dengan callsign-SMN yang meneruskan berita dari Indonesia ke
seluruh dunia.
0 komentar:
Posting Komentar