PERMAINAN TRADISIONAL LAMPUNG
Permainan
ini berkembang di daerah lampung yang berasal dari bahasa Sunda berarti
memukul lele. Lele mempunyai kepala agak keras sedang di samping kiri
dan kanan ada sejenis tajil. Jadi sebelum dijadikan lauk-pauk terlebih
dahulu dengan jalan memukul/mematok kepala ikan itu. Timbul inspirasi
masyarakat untuk menciptakan permainan patok lele ini. Pemain
yaitu sepasang anak laki-laki dan juga boleh lebih yang terdiri dari 2-3
pasang, berusia 7-13 tahun. Memerlukan lapangan 20 x 20 m, di pinggir
lapangan dibuat lubang bentuk memanjang dengan ukuran 10 x 4 cm dan
dalamnya 4 cm.
Permainan terdiri dari 3 tahap :
- Ngungkil – mencongkel, kayu lele ditaruh melintang dekat ujung lubang yang menghadap lapangan permainan, kemudian dengan menunduk pada lubang, si A memegang pangkal kayu patok, lalu sekuat tenaga ia mencongkel kayu lele tersebut ke muka di mana B bersiap-siap menyambut pada jarak 15 meter di depan A. Bila B tidak berhasil menangkap kayu lele, maka A tetap bermain. A menaruh kayu patok melintang di atas lubang dan B melempar kayu patok tersebut dengan kayu lele. Kalau lemparan B berhasil maka A dinyatakan mati, lalu B yang bermain.
- Ngetok (memukul beberapa kali) A berdiri dekat lubang memegang pangkal kayu patok dan kayu lele ditaruh di atasnya dalam keadaan seimbang. Sambil berjalan menjauhi lubang, A menyentakan ke atas kayu lele tadi, kemudian disambut dengan pukulan kayu patok ke atas lagi dengan pukulan yang perlahan-lahan agar dapat disambutnya kembali dengan pukulan. Semakin sering kayu lele tersebut dapat disambut dengan pukulan-pukulan ke atas kembali adalah semakin baik. Sementara itu B berusaha merebut untuk menyambut kayu yang terlontar ke atas itu, apabila B berhasil menyambutnya permainan A dinyatakan mati, kemudian digantikan oleh B sementara B mendapat nilai atas tangkapannya.
- Matok artinya memukul kayu lele pada lubang. Bila pada tahap kedua (ngetek) A belum berhasil mendapat nilai yang disepakati sedang permainannya belum mati, maka dilanjutkan dengan permainan tahap matok. Matok disini dimaksudkan adalah memukul kayu lele dengan diletakkan pada lubang permainan, dimana kayu lele tersebut sebagian berada dalam lubang yang disandarkan miring kea rah depan lapangan permainan sedang yang sebagian lagi berada di luar lubang. Kayu yang di luar lubang inilah yang harus dipukul sehingga kayu lele tersebut melambung keatas, kemudia A harus dapat memukul kembali. Bila kayu dapat disambut B maka permainan A dinyatakan mati sebagaimana tahap-tahap sebelumnya.
Kemudian
dari permainan tahap I sampai tahap III dihitung jumlah nilai yang
didapat, bila nilai telah mencapai ketentuan permainan, maka ia
dinyatakan sebagai pemenang. Permainan ini juga dapat dilakukan anat
grup/kelompok. Permainan dilakukan 1 orang sedang grup penjaga dilakukan
oleh semua anggota. Apabila pemain pertama mati, maka diganti pemain
berikutnya dala grup itu sampai semua mendapat giliran.
0 komentar:
Posting Komentar