Paling tidak, Rebab sudah dikenal
sejak abad-9 Masehi, menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang
lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan
Timur Jauh (Asia Timur dan Tenggara). Rebab, rebap, rabab, rebeb, rababah, atau al-rababa berasal dari bahasa Arab, yang berarti (busur) atau (gondewa). Di Jawa Barat, rebab merupakan alat musik gesek yang memiliki dua atau tiga utas senar logam, biasanya rebuat dari tembaga.
Bagian rebab yang memanjang terbuat dari kayu nangka. Pada bagian
tubuh yang berbentuk hati tebuat dari kayu yang berongga dan ditutup
dengan kulit, usus, atau kemih lembu yang dikeringkan, sebagai resonator
atau pengeras suara. Rebab termasuk dalam perangkat
gamelan, dipakai dalam sebuah pertunjukkan wayang, kliningan,
celempungan atau sebagai pengiring tembang Cianjuran (mamaos). Bersama
kecapi, alat ini juga digunakan sebagai pengiring nyanyian sinden.
Khususnya dalam gamelan, fungsi rebab tidak hanya sebagai pengiring,
tetapi juga berfungsi untuk menuntun arah lagu.
Dalam kesenian wayang, bunyi rebab yang lirih menjadikannya salah
satu instrumen pembuka. Selain itu, dengan cakupan wilayah nadanya yang
luas dan bisa masuk ke dalam laras apapun, rebab dijadikan sebagai
penentu arah tembang dan juga menuntun alat musik lainnya beralih dari
suasana yang satu ke yang lain. Tidak heran kalau ada yang menyebutkan
bahwa rebab merupakan pemimpin tembang.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar