Sabtu, 13 Desember 2014

Sistem Teknologi Pertanian Irigasi

20131114_151602_1384586573.jpg
Selain dikenal sebagai bangsa bahari, Indonesia juga dikenal sebagai bangsa agraris, dalam arti bahwa dalam mengusahakan pola mata pencariannya, mayoritas penduduk bercocok tanam padi di sawah yang basah dengan sistem irigasi. Sistem pertanian irigasi ini memang sudah dikenal sejak dahulu, bahkan dalam sejumlah prasasti berbahasa Jawa Kuno dan gambar-gambar relief candi membuktikan bahwa sistem irigasi telah dikenal dan dipraktikkan orang pada masa Hindu-Budha.
Pengetahuan dan teknologi yang ada dalam kebudayaan suatu masyarakat suku bangsa akan muncul dalam jatidiri dari suku bangsa yang bersangkutan. Suku bangsa-suku bangsa di Indonesia pada dasarnya juga ada yang mempunyai tipe sosial budaya pertanian sebagai pola mata pencariannya.
Pola mata pencarian bertani bagi beberapa suku bangsa di Indonesia memang sudah berkembang sejak lama sebagaimana dipahatkan pada relief-relief candi dan dituliskan dalam prasasti-prasasti di Jawa dan Bali.

Hingga kini belum dapat dipastikan bila sebenarnya pertanian irigasi atau pertanian sawah mulai berkembang di Indonesia. Beberapa peneliti pertanian sering beranggapan bahwa pertanian sawah muncul sebagai akibat masuknya budaya India ke Indonesia yang mendorong munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu, antara lain di Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali. Namun, pada kenyatannya sistem pertanian sawah juga berkembang cukup pesat di daerah-daerah yang tidak terpengaruh oleh kebudayaan Hindu seperti : Kelabit dan Lun Dayeh di pedalaman Kalimantan, pertanian sawah berteras di Ifugao di Luzon, Filipina (Bellwood, 1997), dan pertanian sawah di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

0 komentar:

Posting Komentar