Situs Perkampungan Tua Ke’te Kesu Toraja Utara
Situs Perkampungan Tua Ke’te Kesu berada di Jalan Ke’te’ Kesu’ Kampung Bunoran Kelurahan Panta’rukan Lolo Kecamatan Kesu Kabupaten/Kota Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Ke’te’ Kesu’
memiliki seluruh komponen dalam sebuah pemukiman Toraja. Komponen
seperti tongkonan(rumah) dan alang(lumbung), areal pemakaman, lapangan
upacara, sawah dan areal penggembalaan. Hutan bambu sebagai bahan utama
dalam setiap upacara maupun bahan baku rumah juga masih bisa ditemukan
diantara areal pemukiman dan areal pemakaman. Tongkonan Ke’te’ Kesu’
memiliki 5 rumah dan 15 lumbung yang dibangun sesuai dengan tradisi
yang ada di masyarakat Toraja.
Liang (kuburan) sebagai salah satu komponen dalam perkampungan tua Ke’te Kesu
Rumah terbesar (Tongkonan Puang Ri kesu’), berada bagian tengah jejeran rumah. Tongkonan ini juga merupakan tongkonan tertua di wilayah ini (tongkonan layuk), yang dibangun oleh pemimpin pertama wilayah di Kesu’. Tongkonan Rura saat ini difungsikan sebagai museum, yang menjadi semacam contoh hasil kebudayaan material Toraja.
Areal upacara adat (rante) berada di bagian utara yang berjarak sekitar 50 meter dari tongkonan dan memiliki luas sekitar 2000 m2. Sekitar 17 buah menhir (simbuang) berdiri di rante tersebut. Ukuran menhir tersebut bervariasi, yang paling besar berukuran tinggi 3,85 m dan ketebalan batu 0.9 m. Menhir terkecil berukuran tinggi 0.4 m dan tebal 0.4 m.
Areal pekuburan berada bagian lereng bukit karst tepatnya di arah selatan atau bagian belakang tongkonan. Peti mati (erong) ada yang diletakkan di tanah, di dalam ruang gua, atau digantung di tebing (kubur gantung). Bentuk erong yang ada terdiri atas bentuk hewan (kerbau dan babi) dan bentuk rumah tongkonan. Menurut tradisi tutur yang berkembang bentuk hewan merupakan bentuk yang pertama kali digunakan.
Rante
(lokasi upacara) dengan jejeran Simbuang (batu monolit tempat mengikat
kerbau sebelum pesta Rambu Solo (upacara kematian) dimulai. Budaya ini
dalam periodisasi Arkeologi dikenal sebagai budaya Megalitik (batu
besar)
Tongkonan Ke’te’ Kesu’
dibanguna pertama kali pada abad ke-17. Dahulu letaknya terpisah dan
berjauhan, namun pada sekitar tahun 1919 tongkonan tersebut disatukan
kembali oleh ‘Parengnge Lembang Kesu’, pemimpin utama yang bernama Pong
Panimba. Tongkonan yang terpisah-pisah itu bernama To’sedana, Puang Ri
Kesu’, Tonga, Rura’, dan Barongsa’lau, dan ketika dikumpulkan menjadi
satu lokasi menjadi Tongkonan Bamba dan bertahan sampai sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar