Tari Selaras Pinang Masak adalah sejenis tari Melayu dari Jambi
dengan gerakan-gerakan yang sangat dinamis. Gerakan-gerakan tersebut
lebih mirip kombinasi antara silat, aerobic, dan kungfu. Nama Selaras
Pinang Masak ini diambil nama Puteri Selaras Pinang Masak yang konon
memerintah Jambi pada zaman dahulu kala.
Konon, Putri Selaras
Pinang Masak dulunya adalah istri dari Datuk Paduka Berhala. Datuk
Padukan Berhala merupakan penguasa negeri Melayu Jambi yang berasal dari
Turki. Namun hingga saat ini belum ada bukti nyata berdasarkan
penelitian atau catatan sejarah yang relevan. Pasalnya, tidak ada satu
silsilah yang mengurutkan dengan tepat dan dapat dipercaya secara
keilmuan (nasab) tentang hirarki Sang Datuk, baik dari garis keturunan
ayahnya maupun ibunya dengan raja-raja Islam penguasa daratan Eropa itu.
Sebenarnya, cerita yang menarik lahir dari suami Putri Selaras
Pinang Masak, yaitu Datuk Paduka Berhalo. Asal-usul Datuk menjadi
teka-teki tersendiri bagi para sejarawan.Profesor Aulia Tasman, Ph. D,
Pembantu Rektor IV Universitas Jambi menyatakan bahwa Datuk Paduka
Berhala adalah Adityawarman. Profesor Aulia Tasman bersepakat dengan
penelitian A. Jaffar, menurutnya, sebagai seorang Maharajadiraja, patung
Adityawarman banyak disembah dan “dipertuhankan
oleh rakyat yang saat itu mayoritas beragama Budha. Patung Sang Datuk
kemudian dianggap sebagai berhala oleh orang-orang muslim. Dari sanalah
mulai terciptanya Datuk Paduka Berhala.
Versi di atas mendapat sanggahan dari be erapa kalangan. Pasalnya, dalam Kitab Undang Undang Tanjung Tanah, Naskah Melayu yang Tertua, 2006, Profesor Uli Kozok Ph.
D, menuliskan bahwa Adityawarman wafat sekira tahun 1375-1377. Pada
Prasasti Batusangkar yang bertarikh 1375 disebutkan Adityawarman
kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Ananggawarman. Wilayah
terakhir pusat kerajaaan Pagaruyung yang dikuasai Adityawarman itu
terletak di pedalaman Minangkabau. Hal tersebut terbukti dengan adanya
makam Adityawarman di sana.
Letak tersebut cukup jauh dari tanah
Jambi secara geogrefis. Maka janggal bila kemudian masyarakat Jambi
menyebut-nyebut Adityawarman sebagai Datuk Paduka Berhala. Padahal dalam
prasasti atau cerita rakyat di Minangkabau sendiri tidak dikenal siapa
itu Sang Datuk. Apalagi menghubung-hubungkannya sebagai orang yang sama
dengan Adityawarman.
Lantas siapa sebenarnya Putri Selaras
Pinang Masak yang kemudian disebut-sebut pernah memerintah kerjaan
Melayu Jambi setelah sang Datuk meninggal dan Orang kayo Hitam (yang
diduga anak kandung Putri Selaras Pinang Masak dan Datuk Paduka Berhala)
mendirikan Kerajaan Melayu Jambi.
Versi lain menyebutkan bahwa
Datuk Paduka Berhala adalah Sayid Ahmad Tajjudin yang tersingkir dari
Malaka saat terjadi perang. Bersama seorang sepupunya ia harus pindah ke
suatu daerah di Selat Berhala pada 1513. Di sanalah, Sayid Ahmad
Tajjudin menyiarkan agama Islam ke pesisir hingga pedalaman. Kemudian ia
menikah dengan Putri Selaras Pinang Masak.
Dari latar sejarah
yang masih menarik untuk terus digali, karakter Putri Selaras Pinang
Masak sendiri tercermin dari gerakan-gerakan tari yang cenderung lebih
mirip gerakan bela diri. Hal itu mencerminkan bahwa Putri Selaras Pinang
memiliki karakter yang tegas dan berlawan dalam memimpin kerajaan yang
diwariskan suaminya ketika itu. Namun dari semua itu yang terpenting
adalah bahwa tarian Selaras Pinang Masak memiliki kekhasan yang berbeda
dari tarian Jambi pada umumnya.
Curhat Pendek - Itu Susu?
-
Ketika kamu memiliki banyak pengalaman, melihat banyak hal yang terjadi di
dunia maka biasanya semakin sulit kamu untuk terkejut pada sesuatu yang
tida...
0 komentar:
Posting Komentar