Tongkonan Buntu Pune Toraja Utara
Kata “Buntu Pune”
diambil dari kata ‘buntu’ yang berarti “bukit”, sedang ‘pune’ adalah
sejenis tanaman pakis tiang (alxophila). Karena banyaknya pune yang
tumbuh di bukit itu, maka diberilah nama Buntu Pune. Sejarah Buntu Pune
sendiri masih memiliki kaitan secara langsung dengan Ke’te’ Kesu’.
Pemukiman Buntu Pune dibangun pertama kali pada tahun 1880 oleh Siambe’
Pong Maramba’, salah satu pimpinan atau bangsawan yang berpengaruh Di
Toraja pada tahun 1880-1916.
Selain
sebagai salah satu kediaman Siambe’ Pong Maramba’ beserta keluarga dan
para pengawalnya, lokasi ini pun dijadikan sebagai benteng pertahanan
dan tempat pengintaian dari jarak jauh. Hal ini didukung oleh situasi
alam sekitar Buntu Pune yang di bagian baratnya
terdapat bukit-bukit karst yang puncaknya bisa digunakan untuk membangun
tempat pengintaian yang berlapis-lapis, lerengnya digunakan sebagai
benteng pertahanan (benteng Kaluku Buntu Pune) serta dinding-dinding batu dan kaki bukit sebagai lokasi pekuburan leluhur.
Di Buntu Pune
terdapat dua jenis tongkonan, yaitu Tongkonan Kamiri di sebelah Barat
dan Tongkonan Kalulu sebelah Timur, masing-masing didirikan oleh Ne’
Puyo dan Sanda Tudang. Tongkonan Kamiri diberi status Tongkonan
Pa’buntuan Sugi’. Tongkonan ini tidak memegang jabatan kaparengngesan
tetapi mendapat status khusus sebagai ditarekan kande karena dianggap
berjasa, berani, pintar, kaya, bangsawan dan sungguh memberi rasa aman
terhadap masyarakat dalam mempertahankan daerahnya dari serangan musuh.
Area pekuburan (liang) Tongkonan Buntu Pune
0 komentar:
Posting Komentar