Kritik Sosial Dalam Seni Pertunjukan Rakyat
Secara umum, Tari Topeng adalah jenis
tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng telah ada di Indonesia
sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan dalam tari yang menjadi
bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali cerita-cerita kuno
dari para leluhur. Makna topeng dalam keseharian masyarakat Indonesia,
khususnya Betawi dipercaya memiliki kekuatan magis yang dapat menjauhkan
dari petaka.
Tari Topeng Betawi adalah salah satu
varian dari banyaknya jenis Tari Topeng, merupakan tarian tradisional
khas masyarakat Betawi. Gerakannya lincah dan riang. Biasanya, tarian
ini diiringi musik rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul,
kecrek dan gong buyung. Penarinya menggunakan topeng yang terbuat dari
kayu. Topeng yang dikenakan penari, agar dapat menempel dengan wajah
dipakai dengan cara menggigit bagian dalam topengnya. Awalnya, tarian
ini adalah bagian dari kesenian Topeng Betawi.
Topeng Betawi sendiri merupakan
pertunjukkan gabungan yang melibatkan tarian, musik, narasi dan nyanian,
seperti teater atau opera. Namun dalam pertunjukan ini para memainnya
mengenakan topeng sebagai bagian dari pertunjukan. Hal yang sama apabila
kita melihat kesenian Topeng Banjet dari Karawang, namun berbeda dalam
hal bahasa yang dipergunakan oleh kedua jenis Tari Topeng ini.
Karena tarian ini bersifat teatrikal dan
memiliki unsur komunikasi meski lewat gerak, maka biasanya Tari Topeng
Betawi memiliki tema besar dalam setiap pertunjukannya. Biasanya tema
yang diangkat adalah kritik sosial mengenai kemiskinan di pada masa
kolonial, atau terkadang hanya menyajikan guyonan semata. Sudah jarang
pertunjukan ini di gelar, sekalipun di kawasan pinggiran Jakarta.
Awalnya Tari Topeng Betawi disajikan
secara berkeliling oleh para seniman, terutama sebagai bagian hiburan
dari pesta pernikahn atau khitanan. Mirip orkes dan kesenian lainnya.
Kelompok tari ini, biasanya dipanggil untuk memeriahkan pesta.
Pertunjukkan Tari Topeng Betawi biasa digelar semalam suntuk. Unsur
magis dari topeng sendiri perlahan-lahan bergeser. Awalnya, jika orang
yang menyelenggarakan pesta atau hajat kemudian mengundang kelompok Tari
Topeng, maka orang tersebut memiliki tujuan agar ia dan keluarganya
dijauhkan dari petaka. Tetapi, kemudian hal tersebut bergeser lebih pada
kemeriahan yang diberikan tarian ini dapat pula memeriahkan pestanya.
Pesta-pesta besar sepertinya kurang lengkap tanpa adanya Tari Topeng
Betawi, pun mengenai tingkat ekonomi seseorang. Karena untuk memanggil
kelompok tari ini, bisa dikatakan membutuhkan biaya banyak. “Biar tekor, asal kesohor” adalah ungkapan yang paling pantas diucapkan masyarakat Betawi demi menjaga status sosialnya.
Tidak mudah untuk menjadi penari Topeng
Betawi ini. Paling tidak, ada tiga hal yang harus dimiliki seseorang
untuk bisa menarikan tarian ini. Pertama, penari harus gendes (luwes atau gemulai), kedua penari harus ajar (ceria dan tidak boleh kelihatan bersedih), dan ketiga gerak penari harus lincah dan dapat bergerak bebas.
Di Betawi sendiri, tari topeng ini
mempunyai beberapa varian seperti Tari Lipet Gandes, Tari Topeng
Tunggal, Tari Enjot-enjotan, Tari Gegot, Tari Topeng Cantik, Tari Topeng
Putri, Tari Topeng Ekspresi, dan Tari Kang Aji.
0 komentar:
Posting Komentar