Sabtu, 13 Desember 2014

Kosmologi Suku Banjar, Kalimantan Selatan


KOSMOLOGI SUKU BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

Di dalam kosmologi orang Banjar termasuk juga alam yang tidak kelihatan, alam gaib sebagai tempat makhluk-makhluk halus hidup bermasyarakat. Nampaknya dunia ini bagi orang Banjar relatif atau tumpang tindih, sebab mungkin saja hutan rawa, semak belukar atau pokok kayu tertentu sebenarnya di dalam dunia gaib ialah kota, perkampungan, atau gedung megah milik orang gaib. Dunia gaib di balik apa yang nampak ini di kalangan tertentu disebut sebagai bumi lamah (harpiah: bumi lemah). Juga ada istilah bumi rata untuk dunia gaib berupa gua-gua di gunung-gunung batu, yaitu tempat pemukiman masyarakat macan gaib. Istilah yang pertama agak luas penyebarannya, sedangkan yang kedua lebih terbatas. Sebenarnya ada dunia gaib lain lagi, yaitu dunia para buaya yang terletak di bawah permukaan sungai, yang tidak penulis ketahui namanya.
Keterampilan atau kelebihan, bahkan juga kewibawaan, yang dimiliki seseorang konon bukan semata-mata diperoleh dengan belajar, melainkan dapat pula terjadi berkat kekuatan gaib yang ada pada dirinya, karena ilmu gaib yang diwarisinya, atau karena adanya makhluk gaib yang menopangnya. Selain itu orang yang mempunyai keterampilan khusus atau mempunyai keistimewaan dibandingkan orang lain (seniman wayang, seniman topeng, ulama, tokoh berwibawa di kalangan bubuhan) dianggap mempunyai potensi untuk mengobati; hal ini nampaknya ada kaitannya dengan kekuatan gaib yang diduga ada padanya atau adanya makhluk gaib yang menopangnya. Selain itu berkembang anggapan bahwa bila ada 40 orang dalam suatu majelis doa atau majelis sembahyang jenazah, pasti termasuk di dalamnya orang yang saleh, yang doa-nya atau pun kutuknya sangat makbul.
Kepercayaan kepada dewa-dewa sebelum agama islam masuk ke Kalimantan Selatan, agama Siwa Budha telah lama berkembang di daerah Negara Dipa dam Negara Daha. Hal itu dibuktikan dengan adanya candi Larasnya yang terdapat di daerah Margasari, di mana terdapat bekas lingga, joni, nandi dan sebuah arca. Semuanya tidak utuh lagi.
Namun gambaran alam pikiran Siswaitis, para dewa dan sebagainya yang seutuhnya dalam agama Siwa tersebut, lenyap sama sekali.
Kayangan sebagai alam kayangan tempat hidup para dewa secara umum diketahui, melalui sarana-sarana tertentu seperti wayang, tari topeng, syair-syair tradisonal dan sebagainya. Namun cara penghayan dan pemahaman fungsinya bagi tiap orang berbeda. Para dewa sebagai makhluk gaib, berdiam di kayangan. Dewa-dewa tertentu tinggal di Padang Purwasari, yaitu: Batara Kelana yang diidentifikasikan dengan Dasamuka (Ramayana), dan Batara Kala, biasanya disebut dengan nama Sang Kala, penghulu sekalian hantu-hantu.
Batara Kala dikenal dengan sebutan Sang Kala sebagai dewa penguasa para hantu atau yang memelihara, memberi kemakmuran dan sebagainya. Tetapi yang paling terkenal adalah sebagai pembinasa, yang menjadi saluran hasrat mewujudkan pembalasan dendam melalui jalan halus.
Semar sebagai Dalang kalung-lungan juga sebenarnya dewa, dalam mantera-mantera dan jimat-jimat ia juga sering muncul, contohnya dalam kecantikan, mantera Semar Kuning, dan dalam jimat Tambang Liring. Jimat ini ditulis dengan tinta yang dicampur dengan darah orang mati terbunuh, yang rohnya terus menerus dipuja. Gambar pokok, di samping ayat-ayat Qur’an yang terdapat, adalah Semar dengan anak-anaknya, Arjuna sebagai Batara Kamajaya pemelihara bidadari dan tujuh orang bodadari. Jimat ini dipakai untuk kecantikan dan pelaris.
Kepercayaan kepada makhluk-makhluk halus. Masyarakat Kalimantan Selatan umumnya mempercayai adanya alam makhluk halus yang meliputi, orang gaib tinggal di bumi lamah, berbentuk manusia gaib, mati dan melahirkan, hidup bermasyarakat seperti manusia biasa, dari lapisan-lapisan raja-raja, bangsawan, ksatria, ulama, dukun dan sebagainya. Dalam hal ini golongan raja-raja Banjar mitologis sampai dengan beberapa raja Banjar historis dikategorikan dengan manusia alam gaib ini.
Yang terkenal dan selalu dipanggil dalam setiap upacara religi atau upacara adat  dan selalau dipanggil dalam setiap upacara Puteri Junjung Buih, Pangeran Kecil, Panambahan Batuah, Menteri Empat seperti Panimba Segera., Pembelah Batung, Manguntung Manau, Mangaruntung Waluh, Pangeran Bagalung dan sebagainya.
Kepercayaan kepada para Muakkad dan Muwakkal; mereka juga dikategorikan kepada mahkluk halus yang terdapat dalam kepercayaan agama islam. Setiap manusia yang telah mencpapai tingkatan sempurna dan kewalian, mempunyai teman yang disebut muwakkal-muwakkal, mereka mengiringkan para wali ini. Di daerah Kalimantan Selaran terkenal umpamanya muwakkal datu Kalampaian atau dalam sebutan umum Datu Baduk, seorang jin islam yang tinggi ilmunya dan datang bersama Syekh Arsyad al banjari dari Mekkah.
Kepercayaan kepada para datu; kepercayaan ini umumnya di daerah Kalimantan Selatan. Datu-datu ini terkenal dalam cerita rakyat berupa mitologi mengenai macam-macam aspek, umpanya datuk Pujung, datu pegunungan bukit Meratus, datu Kertamina, datu yang mneguasai para buaya, datuk Sapala dan sebagainya.
Kepercayaan kepada makhluk-makhluk halus. Makhluk-makhluk halus yang mendiami gundukan tanah (belah mika), punggur kayu, jenis-jenis kayu tertentu, parit sungat dan sebagainya.
Jenis-jenis hantu ini adalah: hantu kisut atau datung kebayan, sundel bolong, hantu suluh, (malam hari), agaman atau tak kau, merupakan diri sebagai kucing hitam yang bisa berubah menjadi sebesar kerbau dan sebagainya.
Wanita-wanita yang mempunyai pengajian ilmu yang salah, baik terhadap diri maupun untuk menguasai suami, dengan menggunakan minyak guna-guna, memakan jenis guna-guna yang kotor berupa makan atau minuman, matinya menjadi hantu orang dan disebut pejadian. Jenis ini disebut sandah.
Begitu selesai ditanam, mereka bangkit pada senja malamnya, menamu keluarga, minta makan dan sebagainya. Pejadian ini baunya seperti nanah manusia yang membusuk. Sedangkan laki-laki yang memakan jenis-jenis minyak pujaan untuk menjadi jagoan, seperti memakan minyak gajah, minyak gangsa, minyak bintang, rangka riang semua matinya menjadi hantu. Yang makan rangka irang mati menjadi babi, berjalan pada kaki tangan dan membongkar comberan.

0 komentar:

Posting Komentar