LADANG BAGI SUKU KLUET PEDALAMAN
Bidang usaha perladangan umumnya dikerjakan oleh suku Kluet yang berada dipedalaman atau daerah-daerah udik. Peladang tersebut membuka ladang disebabkan daerah sekitar permukiman merek tidak memungkinkan untuk dijadikan areal pesawahan, karena kesulitan pengairan atau pun karena tanah yang berawa-rawa.
Bidang usaha perladangan umumnya dikerjakan oleh suku Kluet yang berada dipedalaman atau daerah-daerah udik. Peladang tersebut membuka ladang disebabkan daerah sekitar permukiman merek tidak memungkinkan untuk dijadikan areal pesawahan, karena kesulitan pengairan atau pun karena tanah yang berawa-rawa.
Jenis-jenis padi yang ditanam di ladang-ladang yaitu si Kapai, si Gupai, Si pala gajah, dan pinang gondok.
Adapun
tata cara pengerjaan ladang yang dilakukan suku Kluet di pedalaman
ialah penebangan hutan atau pembukaan hutan. Pekerjaan menebang di
daerah adat Kluet disebut menabung. Pada fase ini si peladang melakukan
pekerjaan menebang pohon-pohon kayu yang terdapat ada suatu areal yang
akan dijadikan ladang. Alat yang digunakan ialah kapak dan parang.
Tahap
kedua, yaitu pengumpulan timbunan kayu bekas pembukaan ladang. Kemudian
selanjutnya dilakukan pembakaran sisa penebangan, menajuk benih,
menyiang rumput, menuai padi, dan mengangkat.
Sementara
itu, sistem milik dalam pengerjaan ladang erat hubungannya dengan
pemilikian ladang tempat berladang. Umumnya tanah ladang yang dikerjakan
leh peladang adalah tanah hutan yang belum dibuka. Sudah tentu hasil
yang diperoleh dari ladang tersebut menjadi milik mereka. Untuk menjaga
tanah ladang yang mereka buka agar tidak diambil orang lain, maka si
peladang menanam tanaman keras pada bekas ladang tersebut seperti kopi.
Tanaman ladang yang telah ditanami dengan tanaman keras tidak boleh
diambil oleh peladang lain pada masa-masa berikutnya. Kecuali di tempat
tersebut diketemukan tanaman keras yang memberi indikasi bahwa areal
tersebut telah dimiliki orang lain.
Pembukaan
areal perladangan pada suatu hutan biasanya dilakukan secara
berkelompok. Hal tersebut dilakukan karena di dalam hutan bahaya
senantiasa mengancam. Misalnya gangguan hama dan binatang buas. Oleh
sebab itu, letak ladang antar petani jaraknya berdekatan untuk
memudahkan dalam hal tolong-menolong.
Pengerjaan
ladang dilakukan oleh si peladang bersama dengan keluarga batihnya.
Setiap tahap kegiatan semenjak dari kegiatan menebag sampai pada
mengangkut tenaga berat dilakukan oleh pihak laki-laki. Aktivitas yang
membutuhkan tenaga yang kuat dilakukan oleh laki-laki dewasa. Sementara
anak dan istrinya melakukan pekerjaan menajuk, menyiang, menuai, dan
menjadi padi atau sayuran.
Bagi suku Kluet yang tinggal di pedalaman, ladang merupakan tempat bertumpunya hidup mereka. Tanpa ladang sulit bagi mereka untuk meraih pekerjaan. Memang Nampak tidak arif ketika hutan mereka babat menjadi ladang, namun apa daya, hanya ladanglah yang dapat menyambung hidup mereka.
Bagi suku Kluet yang tinggal di pedalaman, ladang merupakan tempat bertumpunya hidup mereka. Tanpa ladang sulit bagi mereka untuk meraih pekerjaan. Memang Nampak tidak arif ketika hutan mereka babat menjadi ladang, namun apa daya, hanya ladanglah yang dapat menyambung hidup mereka.
0 komentar:
Posting Komentar