Sabtu, 13 Desember 2014

Masjid al -Alam Marunda – Jakarta Utara

Untitled_1374566128.jpg
 
Masjid al – Alam Marunda terletak di Jalan Marunda Besar Rt. 09 Rw. 01, Kampung Marunda Besar, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta. Sebelah utara dan barat berbatasan dengan laut dan sebelah selatan dan timur berbatasan dengan pemukiman penduduk.
Latar Sejarah
Menurut sumber sejarah pada tahun 1407, pasukan dari Demak, Banten, dan Cirebon yang dipimpin oleh Dipati Keling dan Dipati Cangkung menyerbu Sunda Kelapa dengan jumlah tentara 1452 orang dan dibantu oleh umat Islam setempat. Pada waktu itu Sunda Kelapa berada dalam kekuasaan Kerajaan Pajajaran secara mudah dapat ditaklikan. SEbagai rasa syukur kepada Alla SWT pada tahun 1527 Fatahillah bersama para prajuritnya membangun Masjid Marunda ini sebgaia tempat ibadah sementara, sekaligus menjadikan kawasan ini sebagai benteng pertahanan.
Pada tahun 1970 dilakukan pemugaran oleh Dinsa Museum dan Sejarah DKI Jakarta, yaitu melakukan penggantian bebeapa komponen atap dan pemberian lapisan pelindung berupa plastic pada bagian bawah atap agar terlindung dari kelembaban dan siraman air hujan. Kemudian pembuatan tanggul di sisi utara masjid untuk melindungi masjid dari ancaman absarsi pantai.
Deskripsi Bangunan
Bangunan masjid dikelilingi pagar beton bercat putih pada sisi utara, timur dan selatan. Pintu masuk ke halaman masjid (gerbang utama) terletak di sisi selatan. Halaman masjid di bagian selatan diberi ubin warna merah yang befungsi sebagai tempat shalat bila ruangan masjid penuh.
Bangunan masjid bergaya tradisional dengan bentuk atap limasan, tmpang dua dan tebruat dari genteng. Denahnya persegi empat berukuran 12 x 12 m dengan arah hadap ke selatan. Pintu masuk ke ruang utama ada di sisi selatan dan timur. Di sisi selatan terdapat serambi berbentuk persegi panjang dengan pintu masuk terletak di tengah. Dinding serambi bagian bawah kurang lebih 1 m terbuat dari tembok dan bagian atas terbuat dari teralis kayu seperti layaknya jeruji pada jendela yang disusun secara vertical.
Di sisi timur ruang utama terdapat serambi berbentuk persegi panjang, untuk masuk ke serambi ini terdapat pintu di sisi timur dengan dua buah anak tangga. Serambi ini mempunyai empat buah jendela, dua di sisi timur dna masing-masing satu di sisi utara dan selatan. Di dalam ruangan serambi ini terdapat pintu masuk ke ruangan utama masjid. Ruangan serambi ini dipergunakan untuk duduk-duduk sambil menunggu waktu shalat. Di sisi serambi terdapat sebuah bedug yang disangga empat buah kayu yang dibentuk menyilang. Di tengah-tengah serambi bagian dalam terdapat pintu masuk ke ruang utama masjid dengan ukuran tinggi 190 cm, lebar 70 cm.
Denah ruang utama berbentuk bujur sangkar, berukuran 8 x 8, tinggi plafon 2,2 m, lantai dari ubin ditutup dengan karpet berwarna hijau. DInding masjid terbuat dari tembok berwarna putih. Pada masing-masing dinding ruang utama terdapat dua buah jendela dengan ukuran yang berbeda-beda. Jendela di sisi timur yang mengapit pintu masuk utama berukuran 116 x 90 cm, jendela di sisi barat yang mengapit berukuran 118 x 94 cm dan di sisi utara dan selatan masing-masing berukuran 111 x 87 cm dan 120 x 90 cm. Kesemua jendela ini tanpa daun pintu, untuk pengaman dipasang teralis terbuat dari kayu bulat bergelombang yang disusun vertical.
 
Bagian Dalam Masjid al-Alam Marunda
Pada dinding sebelah utara dan selatan bagian atas terdapat tulisan kaligrafi yang berbunyi “wa bud rabukha hatta taktikal yakin”  . Di dalam ruang utama terdapat empat buah tiang beton (sokoguru) yang berfungsi sebagai penyangga bangunan.  Separuh bagian bawah tiang berbentuk persegi empat dan bagian kakiknya terdapat umpak berukuran 85 x 85 cmdengan ketinggian dari lantai 16 cm. Tubuh tiang separuh bagian atas berbentuk bulat, makin ke atas makin kecil dan pada bagian atasnya terdapat susunan pelipit, tinggi tiang keseluruhan dari lantai sampai bagian bawah adalah 206 cm.
Disamping empat tiang sokoguru, terdapat pula tiga buah tiang semu yang menempel pada idnding bagian barat. Bagian atas tiang semu ini dihiasi pelipit, sedangkam pada bagian tubuhnya terdapat hiasan berbentuk jalur-jalur atau garis-garis vertical. Tiang semu ini membentuk dua buah relung atau lingkaran di atasnya. Pada lengkungan terdapat hiasan kaligrafi dengan kalimat syahadat dalam relung kanan. Sedangkan di dalam relung sebelah kiri terdapat mimbar terbuat dari beton dengan tiga anak tangga. Pada dinding mihrab dan mimbar bagian belakang terdapat ventilasi udara berukuran 33 x 53 cm, bagian tengahnya dihiasi dengan bentuk kelopak bunga.
Sebuah bangunan tambahan terdapat di sebelah timur bangunan masjid, yaitu berupa bangunan terbuka berbentuk persegi empat dan tidak mempunyai dinding. Bangunan tersebut berbentuk  pendopo baru bergaya joglo. Di latar depan tampak sebuah tengara yang menunjukkan status Masjid Al-Alam Marunda sebagai Benda Cagar Budaya berdasarkan Perda DKI tahun 1999. Bangunan ini agak ditinggikan kurang lebih 80 cm dan untuk memasuki ruangannya terdapat anak tangga sebanyak empat buah yang terletak di sisi barat, lantai bangunan terbuat dari ubin dan pada keempat sisinya terdapat 12 buah tiang yang berfungsi sebagai penyangga atap. Atap bangunnan dari genteng berbentuk tumpang dua sebagai penyangga atap terdapat empat buah tiang kayu di tengah ruangan. Bangunan ini dipergunakan untuk pengajian dan pertemuan-pertemuan lainnya. Kemudian sebuah bangunan kecil/WC, terletak di sebelah tenggara berbentuk persegi empat berukuran kurang lebih 2 x 3 m, dinding tembok, dan mempunyai dua pintu.
 
Pendopo di sebelah Masjid al-Alam Marunda

0 komentar:

Posting Komentar