Sabtu, 13 Desember 2014

Masjid Kasunyatan - Serang, Banten

2_6-300x257_1374564574.jpg
 
Masjid Kasunyatan Serang Banten (foto oleh bantenculturetourism.com)
Masjid Kasunyatan ini terletak di Desa Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang Propinsi Banten dan tidak jauh dari jalan raya Banten-Serang yang berada di atas tanah seluas kurang lebih 2544 m2 . Kompleks masjid ini dibatasi dengan tembok keliling yang mempunyai tiga buah gapura yang terletak di sisi barat, selatan dan timur. Gapura di sisi barat merupakan pintu masuk ke halaman makam sisi utara dan sekaligus sebagai pembatas dengan makam di halaman timur. Pada bagian depan gapura ini terdapat pipi tangga berbentuk lengkung. Pada bagian atas gapura terdapat ragam hias pola geometris. Pintu masuk berukuran tinggi 2,10 m, lebar 1,25m bagian atas berbentuk melengkung.
Gapura selatan merupakan pintu masuk menuju makam di halaman timur, pada bagian depan gapura terdapat tiga anak tangga dengan pipi tangga pada kiri dan kanannya. Pintu masuk sama seperti gapura barat yaitu berbentuk melengkung di bagian atasnya ukuran tinggi 1,85 lebar 1,10 m. Gapura sisi timur merupakan gapura untuk masuk ke halaman kompleks masjid. Panjang gapura 7,10 dan tingginya 3,10 m, lebar pintu masuk 1,10 m, tinggi 2,35 m bagian atas berbentuk melengkung dan terdapat hiasan berbentuk tonjolan sebanyak lima buah.
 
Salah satu gapura Masjid Kasunyatan ( foto oleh bantenculturetourism.com)
Bangunan utama masjid Kasunyatan ini terletak di tengah-tengah kompleks berbentuk persegi empat dengan ukuran 11,30 x 11,50 m, menghadap ke selatan atap berbentuk tumpang tiga terbuat dari genteng dengan hiasan mamolo pada puncaknya. Di dalam ruang utama terdapat empat buah tiang penyangga berbentuk bulat dengan ukuran tinggi 5,12 m diameter 32 cm berdiri di atas umpak setinggi 50 cm, di bawah umpak terdapat lapik berbentuk segi delapan. Lantai terbuat dari ubin berwarna putih dan dilapisi dengan karpet berwarna hijau. Pada dinding utara dan selatan terdapat masing-masing dua buah pintu dengan bentuk dan ukuran yang sama, mempunyai dua daun pintu, lebar pintu masing-masing 120 cm, tinggi 185 cm.
Mihrab tempat imam memimpin shalat terletak di sisi barat menjorok keluar berbentuk bilik tanpa jendela berukuran 163 x 88 cm dengan tinggi 177 cm. Pada kiri kanan mihrab terdapat masing-masing dua buah tiang semu dengan tinggi 181 cm, lebar 24 cm dan tebal 8 cm. Pada bagian bawah tiang semu ini terdapat pelipit yang berfungsi sebagai pembatas dinding mihrab dengan lantai ruang utama. Bagian atas mihrab dihiasi dengan lengkungan-lengkungan yang menyerupai bujur panah. Tepat di tengah-tengah lengkungan tersebut terdapat hiasan berbentuk sulur-sulur.
Mimbar terletak di depan mihrab agak disamping kiri, menghadap ke timur, mimbar terbuat dari kayu berbentuk kursi, berukuran panjang 260 cm, lebar 92 cm dan tinggi 240 cm mempunyai tiang penyangga sebanyak empat buah. Bagian bawah atau lapiknya terbuat dari semen yang dilapisi dengan porselen berwarna putih. Lapik ini tingginya 60 cm dari lantai kemudian terdapat empat buah anak tangga. Pada sebagian tiangnya terdapat ukiran berbentuk sulur-suluran pada bagian pinggiran atapnya dihias dengan bentuk ragam hias meander dan bagian belakang mimbar ditutup dengan kain.
 
Mihrab dan Mimbar Masjid Kasunyatan (foto oleh bantenculturetourism.com)
Pada sisi utara, timur dan selatan ruang utama terdapat serambi. Denah ruang serambi utara berbentuk persegi empat panjang dengan ukuran 11,5 x 6 m, lantai terbuat dari tegel berwarna putih. Ruangan serambi ini mempunyai empat buah pintu dua pintu pada sisi selatan yang menghubungkan serambi ini dengan ruang utama, dua buah pintu lagi berada di sisi utara. Separo dinding sisi utara terbuat dari pasangan bata dan bagian atas dar kayu berbentuk kisi kisi, atap terbuat dari genteng berwarna limasan dan tidak mempunyai langit-langit.
Serambi sisi timur berbentuk persegi panjang dan pada sisi selatan terdapat sebuah pintu. Pada sisi timurnya terdapat sebuah lubang angin berbentuk segi tiga. Di tengah ruangan terdapat empat buah tiang penyangga atap dengan 2,60 m yang terletak di atas umpak. Atap serambi ini berbentuk limasan terbuat dari genteng dan tidak mempunyai langit-langit. Serambi ini tidak berfungsi untuk tempat shalat melainkan untuk tempat makam. Jumlah makan dalam serambi ini sebanyak 18 buah,termasuk makam Ratu Asiyah dan makam Syekh Abdul Syukur Putra yaitu anak penghulu masjid ini.
Serambi sisi selatan terdiri dari dua ruangan yaitu bagian barat timur yang dipisahkan dengan dinding dan diberi pintu sebagai penghubung. Serambi bagian barat berukuran 8,2 x 6,7 m, pada dinding selatan terdapat satu pintu menuju ke halaman dan masing-masing tiga buah jendela kaca pada kiri kanan pintu tersebut. Satu pintu terletak pada dinding bagian dalam untuk masuk ruang utama. Pada dinding barat terdapat jendela kayu dengan dua buah daun jendela. Ruang serambi ini berfungsi sebagai tempat shalat dan kegiatan lain seperti pengajian dan sebagainya. Serambi bagian timur mempunyai empat buah pintu, satu pintu yang menghubungkan dengan serambi barat. Ruang serambi ini berfungsi sebagai makam.
Pada sisi barat daya terdapat menara dengan tinggi 10,82 m yang mempunyai tiga tingkat. Sejajar dengan lantai pertama terdapat sebuah ruangan yang menghubungkan menara dengan serambi utara. Ruang tingkat pertama menara terdapat sebuah tangga naik ke tingkat dua. Pada sisi utara, barat dan selatan terdapat ceruk atau lubang sebuah tangga naik ke tingkat dua. Pada dinding suisi utara, barat dan selatan terdapat ceruk atau lubang semu masing-masing tiga buah.
Badan menara terdiri dari dua tingkat kedua dan tingkat ketiga. Lantai kedua menara juga terdapat tangga naik ke tingkat tiga. Pada sisi selatan dan utara terdapat masing-masing satu buah lubang menyerupai jendela, dan di bagian atas lubang ini terdapat lubang angin dengan hiasan geometris. Atap menara ini terbuat dari genteng yang dibentuk seperti payung terbuka. Pada bagian paling atas atau puncak menara terdapat memolo terbuat dari bahan terakota.
 
Menara Masjid Kasunyatan foto oleh bantenculturetourism.com)
Kolam Masjid Kasunyatan ini terletak di barat laut, berdenah persegi empat. Bagian tengah setiap sisinya sibentuk menjorok keluar, pada tempat yang menjorok ini terdapat tangga untuk ke kolam. Pada bagian tengah dasar kolam berdiri dua buah tiang yang terbuat dari pasangan bata, dengan tinggi 6,5 m, berfungsi sebagai penyangga atap. Atap terbuat dari genteng berbentuk persegi empat dan berdiri di atas delapan belas tiang bata termasuk dua buah tiang yang berada di kolam.
Di dalam kompleks masjid ini terdapat dua lokasi makam yaitu di sisi utara dan sisi timur. Halaman makam sisi utara berbentuk persegi empat berukuran 14,20 x 10,40 m, di sisi terdapat sejumlah makam yang ditandai dengan nisan yang hanya dipasang langsung di atas tanah, dan beberapaq makam baru. Makam sisi timur berdenah persegi empat panjang berukuran 42 x 2,50 m, disini terdapat sebuah bangunan tertutup yang mempunyai satu pintu masuk. Di dalam bangunan ini terdapat beberapa makam diantaranya makam Syekh Abdul Syukur yaitu salah seorang tokoh masyarakat atau ulama yang sangat berperan pada masanya. Seperti halnya makam sisi utara, makam sisi timur ini pada umumnya terdiri dari makam-makam lama atau kuno, hal ini dapat dilihat dari bentuk, bahan dan hiasan batu nisannya.
Kasunyatan adalah nama sebuah perkampungan di sebelah selatan kira-kira 500 m dari keratin Kaibon. Dari beberapa hasil penelitian, Masjid Kasunyatan diperkirakan berdiri antara tahun 1552 sampai 1570 yakni pada masa pemerintahan Maulana Yusuf beserta tokoh masyarakat (ulama) yang sangat berperan pada masa itu yaitu Syekh Abdul Syukur. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya makam beliau di dalam cungkup kompleks masjid, yang oleh masyarakat setempat sangat dihormati dan dikeramatkan. Masjid Kasunyatan ini pernah dipugar pada tahun 1932 oleh Bupati Serang pada masa pemerintahan Belanda yang bernama R. T. A Soeria Nata Admadja.
 
Masjid Kasunyatan pada tahun 1920-an (foto oleh Wikipedia)

0 komentar:

Posting Komentar