Masjid Kasunyatan Serang Banten (foto oleh bantenculturetourism.com)
Masjid
Kasunyatan ini terletak di Desa Kasunyatan, Kecamatan Kasemen,
Kabupaten Serang Propinsi Banten dan tidak jauh dari jalan raya
Banten-Serang yang berada di atas tanah seluas kurang lebih 2544 m2 .
Kompleks masjid ini dibatasi dengan tembok keliling yang mempunyai tiga
buah gapura yang terletak di sisi barat, selatan dan timur. Gapura di
sisi barat merupakan pintu masuk ke halaman makam sisi utara dan
sekaligus sebagai pembatas dengan makam di halaman timur. Pada bagian
depan gapura ini terdapat pipi tangga berbentuk lengkung. Pada bagian
atas gapura terdapat ragam hias pola geometris. Pintu masuk berukuran
tinggi 2,10 m, lebar 1,25m bagian atas berbentuk melengkung.
Gapura
selatan merupakan pintu masuk menuju makam di halaman timur, pada
bagian depan gapura terdapat tiga anak tangga dengan pipi tangga pada
kiri dan kanannya. Pintu masuk sama seperti gapura barat yaitu berbentuk
melengkung di bagian atasnya ukuran tinggi 1,85 lebar 1,10 m. Gapura
sisi timur merupakan gapura untuk masuk ke halaman kompleks masjid.
Panjang gapura 7,10 dan tingginya 3,10 m, lebar pintu masuk 1,10 m,
tinggi 2,35 m bagian atas berbentuk melengkung dan terdapat hiasan
berbentuk tonjolan sebanyak lima buah.
Salah satu gapura Masjid Kasunyatan ( foto oleh bantenculturetourism.com)
Bangunan
utama masjid Kasunyatan ini terletak di tengah-tengah kompleks
berbentuk persegi empat dengan ukuran 11,30 x 11,50 m, menghadap ke
selatan atap berbentuk tumpang tiga terbuat dari genteng dengan hiasan
mamolo pada puncaknya. Di dalam ruang utama terdapat empat buah tiang
penyangga berbentuk bulat dengan ukuran tinggi 5,12 m diameter 32 cm
berdiri di atas umpak setinggi 50 cm, di bawah umpak terdapat lapik
berbentuk segi delapan. Lantai terbuat dari ubin berwarna putih dan
dilapisi dengan karpet berwarna hijau. Pada dinding utara dan selatan
terdapat masing-masing dua buah pintu dengan bentuk dan ukuran yang
sama, mempunyai dua daun pintu, lebar pintu masing-masing 120 cm, tinggi
185 cm.
Mihrab
tempat imam memimpin shalat terletak di sisi barat menjorok keluar
berbentuk bilik tanpa jendela berukuran 163 x 88 cm dengan tinggi 177
cm. Pada kiri kanan mihrab terdapat masing-masing dua buah tiang semu
dengan tinggi 181 cm, lebar 24 cm dan tebal 8 cm. Pada bagian bawah
tiang semu ini terdapat pelipit yang berfungsi sebagai pembatas dinding
mihrab dengan lantai ruang utama. Bagian atas mihrab dihiasi dengan
lengkungan-lengkungan yang menyerupai bujur panah. Tepat di
tengah-tengah lengkungan tersebut terdapat hiasan berbentuk sulur-sulur.
Mimbar
terletak di depan mihrab agak disamping kiri, menghadap ke timur,
mimbar terbuat dari kayu berbentuk kursi, berukuran panjang 260 cm,
lebar 92 cm dan tinggi 240 cm mempunyai tiang penyangga sebanyak empat
buah. Bagian bawah atau lapiknya terbuat dari semen yang dilapisi dengan
porselen berwarna putih. Lapik ini tingginya 60 cm dari lantai kemudian
terdapat empat buah anak tangga. Pada sebagian tiangnya terdapat ukiran
berbentuk sulur-suluran pada bagian pinggiran atapnya dihias dengan
bentuk ragam hias meander dan bagian belakang mimbar ditutup dengan
kain.
Mihrab dan Mimbar Masjid Kasunyatan (foto oleh bantenculturetourism.com)
Pada
sisi utara, timur dan selatan ruang utama terdapat serambi. Denah ruang
serambi utara berbentuk persegi empat panjang dengan ukuran 11,5 x 6 m,
lantai terbuat dari tegel berwarna putih. Ruangan serambi ini mempunyai
empat buah pintu dua pintu pada sisi selatan yang menghubungkan serambi
ini dengan ruang utama, dua buah pintu lagi berada di sisi utara.
Separo dinding sisi utara terbuat dari pasangan bata dan bagian atas dar
kayu berbentuk kisi kisi, atap terbuat dari genteng berwarna limasan
dan tidak mempunyai langit-langit.
Serambi
sisi timur berbentuk persegi panjang dan pada sisi selatan terdapat
sebuah pintu. Pada sisi timurnya terdapat sebuah lubang angin berbentuk
segi tiga. Di tengah ruangan terdapat empat buah tiang penyangga atap
dengan 2,60 m yang terletak di atas umpak. Atap serambi ini berbentuk
limasan terbuat dari genteng dan tidak mempunyai langit-langit. Serambi
ini tidak berfungsi untuk tempat shalat melainkan untuk tempat makam.
Jumlah makan dalam serambi ini sebanyak 18 buah,termasuk makam Ratu
Asiyah dan makam Syekh Abdul Syukur Putra yaitu anak penghulu masjid
ini.
Serambi
sisi selatan terdiri dari dua ruangan yaitu bagian barat timur yang
dipisahkan dengan dinding dan diberi pintu sebagai penghubung. Serambi
bagian barat berukuran 8,2 x 6,7 m, pada dinding selatan terdapat satu
pintu menuju ke halaman dan masing-masing tiga buah jendela kaca pada
kiri kanan pintu tersebut. Satu pintu terletak pada dinding bagian dalam
untuk masuk ruang utama. Pada dinding barat terdapat jendela kayu
dengan dua buah daun jendela. Ruang serambi ini berfungsi sebagai tempat
shalat dan kegiatan lain seperti pengajian dan sebagainya. Serambi
bagian timur mempunyai empat buah pintu, satu pintu yang menghubungkan
dengan serambi barat. Ruang serambi ini berfungsi sebagai makam.
Pada
sisi barat daya terdapat menara dengan tinggi 10,82 m yang mempunyai
tiga tingkat. Sejajar dengan lantai pertama terdapat sebuah ruangan yang
menghubungkan menara dengan serambi utara. Ruang tingkat pertama menara
terdapat sebuah tangga naik ke tingkat dua. Pada sisi utara, barat dan
selatan terdapat ceruk atau lubang sebuah tangga naik ke tingkat dua.
Pada dinding suisi utara, barat dan selatan terdapat ceruk atau lubang
semu masing-masing tiga buah.
Badan
menara terdiri dari dua tingkat kedua dan tingkat ketiga. Lantai kedua
menara juga terdapat tangga naik ke tingkat tiga. Pada sisi selatan dan
utara terdapat masing-masing satu buah lubang menyerupai jendela, dan di
bagian atas lubang ini terdapat lubang angin dengan hiasan geometris.
Atap menara ini terbuat dari genteng yang dibentuk seperti payung
terbuka. Pada bagian paling atas atau puncak menara terdapat memolo
terbuat dari bahan terakota.
Menara Masjid Kasunyatan foto oleh bantenculturetourism.com)
Kolam
Masjid Kasunyatan ini terletak di barat laut, berdenah persegi empat.
Bagian tengah setiap sisinya sibentuk menjorok keluar, pada tempat yang
menjorok ini terdapat tangga untuk ke kolam. Pada bagian tengah dasar
kolam berdiri dua buah tiang yang terbuat dari pasangan bata, dengan
tinggi 6,5 m, berfungsi sebagai penyangga atap. Atap terbuat dari
genteng berbentuk persegi empat dan berdiri di atas delapan belas tiang
bata termasuk dua buah tiang yang berada di kolam.
Di
dalam kompleks masjid ini terdapat dua lokasi makam yaitu di sisi utara
dan sisi timur. Halaman makam sisi utara berbentuk persegi empat
berukuran 14,20 x 10,40 m, di sisi terdapat sejumlah makam yang ditandai
dengan nisan yang hanya dipasang langsung di atas tanah, dan beberapaq
makam baru. Makam sisi timur berdenah persegi empat panjang berukuran 42
x 2,50 m, disini terdapat sebuah bangunan tertutup yang mempunyai satu
pintu masuk. Di dalam bangunan ini terdapat beberapa makam diantaranya
makam Syekh Abdul Syukur yaitu salah seorang tokoh masyarakat atau ulama
yang sangat berperan pada masanya. Seperti halnya makam sisi utara,
makam sisi timur ini pada umumnya terdiri dari makam-makam lama atau
kuno, hal ini dapat dilihat dari bentuk, bahan dan hiasan batu nisannya.
Kasunyatan
adalah nama sebuah perkampungan di sebelah selatan kira-kira 500 m dari
keratin Kaibon. Dari beberapa hasil penelitian, Masjid Kasunyatan
diperkirakan berdiri antara tahun 1552 sampai 1570 yakni pada masa
pemerintahan Maulana Yusuf beserta tokoh masyarakat (ulama) yang sangat
berperan pada masa itu yaitu Syekh Abdul Syukur. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya makam beliau di dalam cungkup kompleks masjid,
yang oleh masyarakat setempat sangat dihormati dan dikeramatkan. Masjid
Kasunyatan ini pernah dipugar pada tahun 1932 oleh Bupati Serang pada
masa pemerintahan Belanda yang bernama R. T. A Soeria Nata Admadja.
Masjid Kasunyatan pada tahun 1920-an (foto oleh Wikipedia)
0 komentar:
Posting Komentar