Secara
administratif Masjid Attaibin ini terletak di Jalan Senen Raya 4,
Kelurahan Senen. Kecamatan Senen, Kotamadya Jakarta Pusat, Propinsi DKI
Jakarta. Sebelah utara berbatasan dengan jalan Kalilio, sebelah selatan
dan barat dengan kompleks apartmet dan sebelah timur dengan perkantoran.
Secara
harfiah, At Taibin berarti 'Tempat Orang Bertaubat.' Masjid yang
memiliki arsitektur perpaduan gaya Eropa dan Indonesia ini awalnya
didirikan oleh para pedagang muslim Pasar Senen sekitar tahun 1815 dan
diberi nama Masjid Kampung Besar. Ditinjau daari aspek sejarah masjid
yang kini tampak megah dan tertata rapi ini memiliki spirit perjuangan
yang menonjol yakni ketika terjadi revolusi kemerdekaan. Para pedagang
Pasar Senen yang benci terhadap penjajah Belanda memberi dukungan
logistik kepada para pejuang. Tindakan para pejuang kala itu menunjukan
keyakinan dan adanya semangat yang tinggi dalam membantu menegakkan
kebenaran, sekaligus memupuk kesadaran adanya perbedaan antara penjajah
dan kaum terjajah (pribumi).
Masjid
yang dkunya bernama Masjid Kampung Besar ini secara tidak resmi
berfungasi juga sebagai tempat menyusun strategi dalam menghadapi
kekuatan Belanda, khususnya dalam pertempuran Senen, Tanah Tinggi dan
Kramat serta memata-matai gerak geriknya Batalyon X.
Pada
tahun 1996 dilakukan pemugaran atap masjid yaitu penggantian dengan
genteng, kemudian tahun 1997 dilakukan pula penggantian lantai dengan
marmer yang dilaksanakan olej Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta.
Sekarang masjid ini dikelola oleh Yayasan Masjid Attaibin yang diketuai
oleh Haji Yahya Muhammad.
Masjid
ini terletak di atas tanah seluas ± 71 m, bangnan berbentuk persegi
panjang dengan ukuran 25 x 20 m, lantai marmer dinding tembpk, atap
genteng dengan kerangka tumpang dua menghadap ke utara. Dinding bengunan
bagian luar sebelah barat, terbuat tembok berwarna ,merah dan tidak
diplester. Di bagian depan yaitu sisi utara dipagar dengan besi setinggi
± 100 cm, dilengkapi dengan pintu gerbang. Halaman di sisi utara ini
dilapisi dengan conblock. Di bagian depan yaitu sisi utara terdapat
serambi berbentuk memanjang dari barat ke timur berukuran 18,5 x 2,80 m
dan menyatu dengan bangunan induk. Untuk masuk ke serambi terdapat dua
buah anak tangga yang memanjang sepanjang serambi, kemudian terdapat dua
buah pintu, satu terletak di ujung barat dan satu lagi di ujung timur.
Pintu ini berbentuk tembok yang dilubangi, diberi pengaman dengan dua
buah saun pintu terbuat dari besi, bagian atas pintu berbentuk
melengkung. Di tengah-tengah antara dua pintu ini terdapat dua buah
jendela, bagian atasnya berbentuk melengkung sama seperti pintu
Di
sisi barat serambi terdapat sebuah ruangan kecil berukuran ± 2,80 x 2 m
mempunyai sebuah pintu menghadap ke timur dan sebuah jendela menghadap
ke utara. Ruangan ini berfungsi sebagai kantor Yayasan masjid Attaibin.
Masjid Attaibin diantara gedung-gedung perkantoran (foto oleh vivanews)
Untuk
masuk ke ruangan utama masjid terdapat empat buah pintu masuk yang
berada di dinding dalam serambi. Pintu tersebut terbuat dari kayu jati,
masing-masing mempunyai dua daunpintu. Daun pintu ini terbagi atas dua
bagian, bagian bawah berbentuk papan polos dan bagian atas berbentuk
jeruji kayu. Di bagian atas pintu terdapat hiasan terbuat dari teralis
kayu yang disusun membentuk setengah lingkaran.
Ruangan
utama berbentuk persegi panjang berukuran 18,5 x 12,5 m, lantai marmer,
dinding tembok. Pada dinding selatan terdapat pula pintu masuk seperti
di sisi utara, berjumlah dua buah. Pada dinding utara dan selatan bagian
atas pada ketinggian ± 5 m terdapat masing-masing lima buah jendela
kaca atau lubang angin berbentuk persegi panjang dengan hiasan belah
ketupat, sedangkan pada sisi barat dan timur terdapat jendela yang sama
masing-masing dua buah. Di dalam ruang utama terdapat tiang, mihrab dan
serambi, tiang berjumlah empat buah terbuat dari kayu tanpa sambungan,
berbentuk bulat, tinggi ± 13 m. Tiang ini terletak berjejer memanjang
dihiasi dengan hiasan tumpal, bunga dan kaligrafi yang ditempel
berbentuk melingkar dan memanjang dengan tulisan berwarna keemasan.
Di
sisi barat terdapat mihrab yang menjorok ke luar berukuran 22,8 m,
tinggi, 2,80 m, dinding tembok dilapisi marmer berwarna abu-abu muda.
Pada pinggiran luar sisi kiri, kanan, dan atas ruangan mihrab, terdapat
tempelan hiasan dari kayu berbentuk ukiran dengan motif sulur-suluran
berwarna coklat dan keemasan. Pada dinding luar bagian atas mihrab ini
terdapat pula hiasan di atas panel berbentuk tulisan kaligrafi dari
ayat-ayat al-Qur’an. Pada dinding belakang mihrab terdapat empat buah
ventilasi udara serta masing-masing dua buah di sisi kiri dan kanan.
Ventilasi udara ini terbuat dari batu kerawang.
Di
dalam mihrab terdapat mimbar, berbentuk kursi terbuat dari kayu jati
berukuran 2 x 1,24 m, tinggi 3,20 m, mempunyai tiga buah anak tangga
terbuat dari marmer. Pada bagian atas mimbar terdapat hiasan berbentuk
ukiran bermotif sulur-suluran dan tumpal.
Pada
sisi sebelah timur bagian dalam bangunan, terdapat sebuah pintu menuju
ke belakang dengan tempat wudhu. Tempat wudhu terdiri atas beberapa buah
kran yang menempel di dinding bagian belakang. Di bagian belakan ini
terdapat sebuah bangunan berlantai dua yang berfungsi sebagai tempat
belajar dan mengaji.
0 komentar:
Posting Komentar