Masjid Luar Batang Jakarta Selatan (foto via Indonesia-heritage.net)
Masjid
Luar Batang terletak di Jalan Luar Batang V No. 1 RT 004 RW 03, Kampung
Luar Batang, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta
Utara, Propinsi DKI Jakarta. Masjid ini terletak di tengah-tengah
pemukiman penduduk. Di masjid ini terdapat makam seorang ulama bernama
Al Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Al 'Aydrus yang meninggal pada
tanggal 24 Juni 1756. Nama masjid ini diberikan sesuai dengan julukan
Habib Husein, yaitu Habib Luar Batang. Ia dijuluki demikian karena konon
dahulu ketika Habib Husein meninggal dan hendak dikuburkan di sekitar
Tanah Abang, tiba-tiba jenazahnya sudah tidak ada di dalam "kurung
batang". Hal tersebut berlangsung sampai tiga kali. Akhirnya para
jama'ah kala itu bermufakat untuk memakamkan beliau di tempatnya
sekarang ini. Jadi maksudnya, keluar dari "kurung batang". Masjid ini
sering didatangi peziarah dari berbagai pelosok tanah air
Masjid
Luar Batang dibangun oleh Sayid Husein bin Abubakar Alaydrus pada tahun
1739. Masjid ini pada awalnya merupakan sebuah mushala dan sekaligus
tempat pengajian. Tanah tempat bangunan ini merupakan hadiah dari
Gubernur Jenderal VOC kepada beliau atas jasanya terhadap kompeni. Sayid
Husein bin Abubakar Alaydrus selain pendiri masjid, juga penyebar agama
Islam, beliau dimuliakan oleh murid-muridnya dan makamnya dikeramatkan.
Bangunan
Masjid Luar Batang telah mengalami beberapa pemugaran. Pada awalnya
makan Sayid Husein berada di bagian luar atau halaman masjid, namun
setelah diadakan perluasan, makam tersebut sekarang berada di dalam
bangunan masjid. Kemudian pembangunan masjid baru yang terletak di sisi
barat bangunan lama dilakukan oleh Yayasan Masjid Luar Batang, swadaya
masyarakat, dan Pemerintah DKI Jakarta.
Gerbang Masjid Luar Batang pada masa lampau (foto via Wikipedia)
Deskripsi Bangunan
Masjid
Luar Batang terdiri atas dua buah bangunan yaitu bangunan lama dari
bangunan baru. Kedua bangunan dikelilingi oleh tembok. Pintu gerbang
untuk masuk ke masjid terletak di sisi timur, terbuat dari beton. Di
bagian atas gerbang terdapat lengkungan besar dan bagian atasnya
terdapat panel dari beton dicat berwarna biru. Pada panel dihiasi
tulisan kaligrafi dari kalimat tauhid. Di kiri kanan bagian atas panel
terdapat tiang berbentuk segi delapan dan pada puncaknya terdapat hiasan
bulat berbentuk kubah. Pada gerbang dalam terdapat lengkungan yang
lebih kecl dari pada lengkungan gerbang bagian luar. Pada tiang gerbang
bagian dalam ini terdapat hiasan berbentuk pelipit di atasnya.
Sebelum
memasuki ruangan masjid, di bagian depan terdapat pelataran dan di
sebelah kanannya terdapat tempat wudhu berbentuk kran air sebanyak
delapan buah pada dinding yang dilapis keramik. Di sisi kanan pelataran
terdapat sebuah kentongan yang tingginya kurang lebih 1,40 cm, dicat
dengan warna hijau. Di tengah-tengah pelataran ini terdapat sebuah sumur
tua dengan garis tengah 80 cm yang diberi cungkup dan disangga oleh dua
buah tiang. Sumur ini tidak berfungsi lagi karena airnya sudah tercemar
dengan air laut, bahkan untuk menandai tinggi air laut dapat dilihat
dengan tingginya air sumur ini.
Di
sebelah kiri bagian depan pelataran terdapat ruangan pawestren yang
digunakan sebagai tempat shalat wanita. Kadang-kadang ruangan ini juga
dimanfaatkan sebagai tempat menginap sambil menunggu berziarah.
Bersebelahan dengan ruang pawestrenini terdapat ruang yang dipakai untuk
kantor Yayasan Masjid.
Sebelum
masuk ke ruang utama masjid, terdapat serambi yang disangga oleh
delapan buah tiang balik langit-langit. Bagian bawah tiang berupa umpak
berbentuk segi empat, badan tiang berbentuk slindris berhias
jalur-jalur, makin ke atas, makin kecil dan bagian atasnya terdapat
makam yang dikeramatkan yaitu makam Sayid Husein bin Abubakar Alaydrus
yang wafat tanggal 29 Ramadhan 1169 H. Dia adalah pendiri masjid ini.
Makam diberi cungkup dan ditutup dengan kain berwarna hijau. Disamping
itu terdapat pula makam salah seorang muridnya yang bernama Abdul Kadir
bin Adam. Kedua makam dulunya terletak di luar masjid, karena perluasan
bangunan, sekarang berada di dalam ruangan masjid.
Di
dalam ruangan utama masjid ini terdapat mihrab, bagian yang dulunya
diperkirakan tempat mihrab, ditempatkan tangga naik ke bangunan baru
setinggi 1,7 m. Kemudian di atasnya terdapat dua buah pintu masuk menuju
ruang utama bangunan masjid baru. Bangunan masjid baru terbuat dari
tembok, atap dari genteng, berbentuk limasan, terletak sebelah barat
bangunan lama dan menyatu dengan bangunan lama. Masjid ini menghadap kea
rah selatan, di halaman selatan ini terdapat pelataran dan di sisi kiri
terdapat sebuah menara yang terbuat dari beton berbentuk bulat dan
makin ke atas makin kecil. Di bagian atas menara ini terdapat pelataran
yang melingkari menara, di atas pelataran terdapat jendela kaca sebanyak
enam buah mengelilingi menara berhiaskan tulisan kaligrafi. Bagian
atasnya ditutup dengan atap berbentuk kubah, terbuat dari beton. Pada
puncak kubahnya terdapat hiasan bola-bola.
Keadaan dalam ruangan Masjid Luar Batang (foto via rabithah-alawiyah.org)
Di
sisi selatan bangunan induk terdapat serambi, berbentuk memanjang
sebelum memasuki serambi terdapat tiga buah anak tangga. Serambi
ditopang oleh tujuh buah tiang beton berbentuk persegi, bagian bawah
serambi dibatasi oleh tembok dan batu kerrawang berwarna coklat setinggi
kurang lebih 1 m. Di sisi barat juga terdapat tujuh buah tiang beton
sebagai penyangga atap. Di ruang serambi selatan ini terdapat enam buah
pintu kaba berbentuk pintu dorong untuk masuk ke ruang utama. Ruang
utama bangunan masjid baru ini berbentuk persegi empat dengan luas 386 m2 , lantai keramik berwarna putih, dinding bagian dalam tembok dilapisi marmer berwarna krem.
Di
dalam ruang utama ini terdapat tiang, mihrab dan mibar. Tiang di
ruangan ini berjumlah delapan buah berbentuk persegi empat dengan tinggi
kurang lebih 4 m. Di bagian kaki tiang terdapat umpak, badan tiang
dihiasi dengan jalur-jalur dan di bagian atasnya terdapat pelipit. Tiang
ini tidak berfungsi sebagai penyangga bangunan, hanya sebagai hiasan
saja.
Di
sisi barat terdapat empat buah tiang lagi berbentuk bulat, di bagian
atasnya terdapat pelipit. Keempat tiang ini membentuk tiga buah relung,
pada relung-relung itu terdapat hiasan berbentuk lekukan-lekukan kecil.
Ruangan pada relung ini berukuran 4 x 3,5 m, pada relung sebelah kiri
terdapat mimbar terbuat dari kayu mempunyai tiga anak tangga, pada
dinding belakang mimbar terdapat jam penunjuk waktu shalat. Relung yang
ditengah untuk tempat imam memimpin shalat, sedangkan relung di sebeleh
kiri terdapat sebuah jam, berukuran kurang lebih 1,5 m. Pintu kaca
dorong seperti di sisi selatan terdapat pula di sisi utara berjumlah
empat buah. Di bagian luar sisi itara ini juga terdapat serambi seperti
sisi selatan kemudian di luarnya terdapat pelataran. Di sisi timur
terdapat dua buah pintu dorong yang menghubungkan bangunan baru dengan
bangunan lama, di atas pintu ini terdapat hiasan berbentuk ukiran tebuat
dari kayu.
Para peziarah yang mendatangi makam Sayid Husein bin Abubakar Alaydrus (foto via detik travel)
0 komentar:
Posting Komentar