Sabtu, 13 Desember 2014

Masjid Jatinegara Kaum – Jakarta Timur, DKI Jakarta

Untitled_1374732141.jpg

Masjid Jatinegara Kaum terletak di Jalan Jatinegara Kaum Nomor 49, Kampung Jatinegara Kaum, Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Kotamadya Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta. Bangunan masjid berbatasan dengan Kali Sunter di sebelah utara, sebelah selatan dengan Jalan Jatinegara Kaum, sebelah timur berbatasan dengan perumahan penduduk dan Sekolah Dasar Negeri 15, serta di sebelah barat terdapat kompleks makam Pangeran Sang Hyang.
 
Masjid Jatinegara Kaum
Latar Sejarah
Masjid Jatinegara Kaum disebut juga dengan nama Masjid as-Salafiyah yang berarti tertua, didirikan oleh Pangeran Ahmad Jayakarta pada tahun 1620. Pada tahun 1619 Pangeran Jayakarta membuka daerah baru berupa hutan belantara yang penuh denmgan pohon jati. Daerah ini sekarang terkenal dengan nama Jatinegara Kaum. Pangeran Jayakarta adalah putra Tubagus Angke yang berperang melawan VOC. Masjid Jatinegara Kaum selain untuk shalat juga dipergunakan sebagai tempat Pangeran Jayakarta beserta pengikutnya menyusun kekuatan untuk menyerang kembali VOC.
Masjid Jatinegara Kaum telah terdaftar sebagai benda cagar budaya dengan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 475/1993 tanggal 29 Maret 1993. Status pemilikannya oleh Pemerintah DKI Jakarta dan dikelola oleh masyarakat setempat. Pada tahun 1968 Masjid Jatinegara Kaum pernah dipugar oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemugaran makam. Kemudian tahun 1995 dilakukan perbaikan atap bagian induk (asli).

Deskripsi Bangunan
Luas areal Masjid Jatinegara Kaum ± 7000 m2 dan luas bangunan 4502 memanjang ke arah barat-timur. Masjid dikelilingi pagar besi. Pintu masuk ke halaman masjid berukuran 350 x 180 cm. Masjid mengarah ke selatan dan pintu masuk ke masjid juga ada di selatan. Bangunan bertingkat dua dan kondisinya terawat. Masjid tersebut terdiri atas ruang utama dan bangunan lainnya seperti menara dan makam.
Ruang utama
Bangunan ruang utama bagian bawah yang asli berukuran 10 x 10 m sedangkan keseluruhannya berukuran 24 x 10 m. Bagian atas berukuran 14 x 10 m. Pondasi lantai tingginya ± 30 cm dari permukaan tanah. Untuk masuk ke ruang utama atau ruang induk dipergunakan dua anak tangga melalui teras dengan lantai dari teraso kuning. Ukirannya 14 x 2 m dengan tiang yang menyangga atap. Tiang tersebut berjumlah 12 buah berbentuk persegi empat tanpa hiasan. Keduabelas tiang tersebut dihubungkan satu dengan lainnya dan bagian atas menyerupai lengkungan. Sedangkan lantai ruang induk dilapisi dengan karpet beludru berwarna biru.
Di ruang utama terdapat pintu, tiang, mimbar dan mihrab. Pintu terdapat di dinding utara dan selatan sebanyak 10 buah. Sedangkan dinding barat terdapat mihrab dan sisi timur merupakan dinding tembok. Pintu tersebut tujuh buah berdaun pintu dua sedangkan sisanya berdaun pintu satu. Bentuk pintu persegi empat panjang. Jendela pada lantai bawah ada delapan buah terdiri atas empat buah di sisi utara dan empat buah lagi di sisi selatan. Jendela berdaun satu dengan lubang angin terbuat dari kayu yang berjajar.
Pada ruang utama yang asli terdapat empat tiang sokoguru. Tiang ini berdiri di atas balok-balok horizontal dari semen sebanyak lima tingkat dan pada balok tengah (ketiga) terdapat hiasan spiral. Tiang berfungsi sebagai penyangga atap yang terdapat di lantai tingkat dua. Tiang yang lain ada 12 buah berukuran 32 x 32 x 300 cm berbentuk balok persegi, berjajar dari barat ke timur.
Bentuk mimbar seperti kursi dengan tiga anak tangga berukuran 2,60 x 1,50 x 2,40 m terdapat di sisi barat. Bagian depan dan belakang terdapat tiang untuk menyangga atap yang berbentuk lengkung dan bagian pinggirnya (kiri-kanan) melengkung ke atas.
Untuk naik ke lantai dua harus menggunakan tangga yang terdpat di ruang utama sebelah timur. Tangga ini ada dua buah di kiri dan kanan yang terdiri dari 17 anak tangga. Lantai dari ubin teraso. Ruang pada lantai dua ini merupakan ruang seperti aula. Luas ruangan hanya sampai ruangan tambahan lantai bawah, sedangkan bagian atas ruang asli merupakan bagian terbuka dan dihubungkan dengan pintu. Pada ruang terbuka ini terdapat atap yang timbul dari tengah lantai tingkat dua. Sebelum atap terdapat dinding dari bahan kayu dengan jendela nako empat buah di setiap sisi atap.
Ruang atas dindingnya dari tembok dan mempunyai dua buah pintu pada sisi timur dan sisi barat menuju ruang terbuka. Sedangkan jendela ada Sembilan buah, lima jendela berdaun jendela dua terbuat dari kaca dengan lubang angin berbentuk setengah lingkaran dengan besi berjajar. Jendela pada dinding sisi utara ada dua buah, tiga buah terdapat di sisi selatan, dan empat buah jendela di sisi timur dari kaca dan lubang anginnya berbentuk segi empat dari kayu.
Bangunan Lain
-          Ruang Sekretariat
Ruang ini ada dua buah yaitu ruang secretariat yang berada di lantai pertama berukuran 8 x 4 m sedangkan yang letaknya di lantai dua berfungsi untuk kegiatan remaja. Ruang ini terletak di sisi timur bagian depan (dekat pintu gerbang) serta mempunyai satu kayu dan jendela kaca. Di dekat ruang sekretariat tersebut terdapat bedug yang terbuat dari kayu dan bidang pukulnya dari kulit kambing. Pada sisi timur terdapat pula bangunan yang dipergunakan untuk berwudhu dan kamar mandi berukuran 6 x 2 x 3 m.
-          Menara
Menara masjid berbentuk persegi empat berukuran 3,5 x 3,5 x 11,5 m dan terletak di sudut timur laut. Menara mempunyai lubang angin pada keempat sisinya. Lubang angin berbentuk empat persegi panjang terdiri atas dua barus utara-selatan di keempat sisinya. Satu baris lubang angin tersebut terdiri atas tiga bagian. Atap menara berbentuk limasan dan puncaknya berbentuk tiang dengan bulan sabit di ujungnya.
-          Makam
Pada halaman masjid sebelah barat terdapat bangunan cungkup seluas 100 m2 merupakan tempat pemakan pendiri Masjid Jatinegara Kaum beserta anak, cucu, dan pengikutnya. Lantai makam agak tinggi dari halaman masjid 20 cm dan terbuat dari marer. Makam tersebut berdinding tembok setinggi 50 cm (seperempat tinggi bangunan), sedangkan atapnya disangga oleh tiang-tiang yang terdapat di sudut-sudut. Pintu masuk tanpa daun pintu ada di sisi timur.
 
Makam pendiri Masjid Jatinegara
Makam yang terdapat dalam cungkup ini ada lima buah yaitu makam Pangeran Jayakarta (pendiri masjid), Pangeran Lahut (putranya), dan Pangeran Surya (cucunya), terletak sejajar dari barat-timur. Sedangkan dua makam lagi ada di utara dari makam ketiga yaitu makam Ratu Rapiah dan Pangeran Sugiri. Ukuran masing-masing makam 2 x 1 m. Makam terdiri atas jirat dan nisan. Jiratnya berbentuk empat persegi panjang dari marmer putih polos tanpa hiasan. Nisan berbentuk pipih berukir dengan hiasan kurawal dan berupa lekukan dengan hiasan sulur bunga dan daun. Penyangga nisan berbentuk persegi emoat. Atap cungkup tumpang dua berbentuk limasan dari bahan genteng.
-          Atap
Atap Masjid Jatinegara Kaum merupakan atap tumpang tiga berbentuk limasan. Pada ujung atap pertama yang terbuat dari genteng bentuknya agak melengkung ke atas seperti pada bangunan rumah Cina, seangkan atap kedua dan ketiga bentuknya biasa. Atap ini semakin ke atas semakin mengecil. Atap ketiga pada bagian puncaknya berbentuk kubah. Atap ini merupakan atap ruang induk tambahan.

0 komentar:

Posting Komentar