Sabtu, 13 Desember 2014

Museum Negeri Bengkulu

museum bengkulu3_1378339903.png
Pendirian Museum Bengkulu mulai dirintis sejak tahun 1978. Namun demikian, baru pada tanggal 3 Mei 1980 diresmikan sebagai museum yang berlokasi di belakang Marlborough. Lokasi museum ini kemudian dipindahkan ke Jalan Pembangunan no.8 pada tanggal 3 Januari 1983.
Status museum ini kemudian ditingkatkan menjdai museum negeri dengan klasifikasi museum umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0754/0/1987. Peresmiannya dilakukan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Drs.G.B.P.H. Poeger, pada tanggal 31 Maret 1988. Museum Bengkulu merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Bengkulu.
Koleksi
Koleksi Museum Bengkulu terdiri atas peninggalan benda-benda budaya dan alam dari kesembilan suku bangsa utama yang hidup di Bengkulu. Jumlah koleksinya mencapai 5.837 buah yang terdiri atas koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, historis, numismatik, filologi, keramik, senirupa, dan teknologi.
Dalam museum ini juga terdapat koleksi kain tradisional. Salah satunya adalah Kain Besurek, yakni kain yang terbuat dari bahan katun, yang teknik pembuatannya seperti kain batik. Kain Besurek memiliki motif seperti huruf kaligrafi Arab. Namun, motif-motif ini tidak menjalin kata sehingga tidak dapat dibaca. Konon, kain ini merupakan perkembangan dari lambang Surya Majapahit pada masa Hindu-Buddha di Indonesia. Di samping itu, salah satu koleksi yang menarik dari museum ini adalah keberadaan mesin cetak Drukkey Populair dengan merek “Golden Press”. Mesin cetak buatan Amerika Serikat ini dibuat pada tahun 1930. Drukkey Populair inilah yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia untuk mencetak “uang merah”. Uang merah merupakan sejenis Oeang Republik Indonesia (ORI) yang difungsikan sebagai alat tukar menukar yang sah, khusus di wilayah Bengkulu.
Museum Negeri Bengkulu memiliki 126 koleksi naskah kuno yang hingga kini tidak diketahui identitas penulisannya (anonim). Saat ini, sepuluh di antaranya sudah berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia. Koleksi naskah kuno yang berisi pantung, sejarah dan wejangan ini berumur puluhan bahkan ratusan tahun. Oleh kaena itulah, koleksi ini begitu berharga, patut untuk di jaga dan dipelajari.
Sarana
Luas tanah dari museum bengkulu 9.974 m² dengan luas bangunan nya 2.550 m². Bangunan museum ini memiliki sarana :
  1. Ruang Pamer Tetap
  2. Ruang Auditorium
  3. Ruang Perpustakaan
  4. Ruang Penyimpanan Koleksi
  5. Ruang Administrasi
  6. Ruang Audiovisual
  7. Toilet [MN]
 

0 komentar:

Posting Komentar