Kamis, 11 Desember 2014

Perahu Tradisional Cirebon

Perahu Trdisional Cirebon2.jpg
PERAHU TRADISIONAL DARI DAERAH CIREBON
Di daerah Cirebon seperti di desa Kalipaeung, Mertasinga terdapat banyak sekali perahu-perahu tradisional. Perahu-perahu tersebut dapat dibedakan men­jadi 4 jenis perahu yaitu perahu janggolan, perahu sopean, perahu tembon dan jukung. Perahu-perahu janggolan dan sopean mempunyai bentuk yang hampir sama di mana pada bagian buritan dan bagian haluan tidak terdapat tonjolan (kepala), sedangkan pada perahu jenis tembon terdapat kepala. Sedangkan perahu jukung adalah perahu kayu tanpa cadik.
Baik perahu janggolan, sopean, tembon dan jukung merangkap berbagai fungsi untuk keperluan nelayan untuk menangkap berbagai macam binatang laut seperti ikan, rajungan (kepiting), penyu, dan lain- lain.
Penangkapan ikan dengan perahu-perahu tradisional tersebut dilakukan dengan cara-cara yang bersifat tradisional pula. Cara-cara yang bersifat tradisional di sini dimaksudkan cara penangkapan dilaksanakan dengan upacara-upacara laut yang disebut sebagai "pesta nadran" atau nyadran dalam bahasa Jawa.
Pesta nadran ini dilakukan pada menjelang musim penangkapan ikan. Tujuan dari upacara nadran tersebut adalah untuk memohon kepada Yang Maha Kuasa agar dalam melaksanakan aktifitas penangkapan ikan, atau rajungan dan lain-lain selalu dapat memperoleh keselamatan di samping memperoleh hasil ikan yang melimpah.
Pada waktu upacara biasanya perahu-perahu dihiasi dengan berbagai hiasan, sehingga tampak begitu meriah. Perahu-perahu yang ikut serta dalam upacara nadran biasanya terdiri dari kelompok-kelompok dan akan dinilai tentang keindahan-keindahannya. Upacara nadran untuk tahun 1996 ini dilaksanakan pada bulan JunkJuIt sebelum mereka ke laut.
Pada saat upacara disembelih kerbau besar yang kepalanya dipergunakan untuk sesaji yang nantinya akan dibuang kelaut. Selain kepala kerbau juga dibuat tumpeng besar dan kecil, ayam yang masih hidup, bubur merah putih, kembang tujuh warna. Semua sesaji tersebut kemudian dibawa ke laut dan dibuang di laut lepas.
Dengan adanya upacara ini diharapkan yang kuasa akan selalu membe­rikan perlindungan. Pada waktu upacara biasanya perahu-perahu tersebut dicat dengan berbagai warna seperti merah, putih, hijau, biru, kuning dan lain-lain. Di daerah Kalipasung maupun Mertasinga (Cirebon), ribuan perahu tradisional di­tempatkan di pinggir sungai-sungai besar atau kecil. Perahu yang ribuan jumlah­nya berderet di sungai dari laut ke pedalaman. Deretan perahu-perahu neiayan yang berwarna-warni tersebut merupakan pemandangan yang sangat menarik.
Desa Mertasing (Cirebon) merupakan desa kecil di pantai utara Jawa Barai yang mempunyai perahu-perahu berwarna-warni dengan jumlah yang sangat banyak. Perahu-perahu itu tampaknya sedang beristirahat sambil menunggu upacara nyadran.
Jenis perahu baik jukung, perahu tembon, perahu "janggolan" mempunyai bentuk yang berbeda-beda dengan warna cat terang yang berbeda-beda pula. Perahu dari jenis "tembon" biasanya mempunyai badan sedikit lurus. Demikian pula pada bagian luar haluan dan buritan dibuat lurus ke atas. Sedangkan bagian dalamnya lengkung. Bagian puncak buritan dan haluannya berbentuk runcing.
Perahu janggolan mempunyai bentuk yang berbeda bagian atas badannya (ruang penumpang) mempunyai bentuk lengkung. Pada bagian haluan dan buritan sedikit demi sedikit naik ke atas. Perahu tembon (mayang; sopen) maupun perahu janggol­an biasanya mempunyai layar tunggal yang lebar dengan satu buah tiang layar kuat yang didirikan di bagian depan badannya. Perahu-perahu janggolan atau tembon biasanya mempunyai cat warna-warni tetapi tidak memiliki pola-pola hias yang menarik, seperti jenis perahu golekan dari Jawa Timur. Keindahan dari perahu- perahu yang berderet di sungai-sungai di Desa Mertasinga ini adalah adanya cat- cat terang.
Jenis perahu mayang yang lain dijumpai di daerah Pasar Ikan. Jenis-jenis perahu mayang di sini tidak sama dengan perahu-perahu mayang (tembon) dari Cirebon. Perahu mayang dari Teluk Jakarta pinggir haluannya lengkung ke dalam, sedangkan perahu Cirebon mempunyai pinggir haluan lurus.
Perahu dari jenis lain yang penulis jumpai di Desa Mertasinga adalah perahu polos dengan haluan runcing dan pipih, sedangkan bagian buritannya terpancung.

0 komentar:

Posting Komentar