PERAHU TRADISIONAL DARI DAERAH CIREBON
Di daerah Cirebon seperti di desa Kalipaeung, Mertasinga
terdapat banyak sekali perahu-perahu tradisional. Perahu-perahu
tersebut dapat dibedakan menjadi 4 jenis perahu yaitu perahu janggolan,
perahu sopean, perahu tembon dan jukung. Perahu-perahu janggolan dan
sopean mempunyai bentuk yang hampir sama di mana pada bagian buritan dan
bagian haluan tidak terdapat tonjolan (kepala), sedangkan pada perahu
jenis tembon terdapat kepala. Sedangkan perahu jukung adalah perahu kayu
tanpa cadik.
Baik perahu janggolan,
sopean, tembon dan jukung merangkap berbagai fungsi untuk keperluan
nelayan untuk menangkap berbagai macam binatang laut seperti ikan,
rajungan (kepiting), penyu, dan lain- lain.
Penangkapan ikan
dengan perahu-perahu tradisional tersebut dilakukan dengan cara-cara
yang bersifat tradisional pula. Cara-cara yang bersifat tradisional di
sini dimaksudkan cara penangkapan dilaksanakan dengan upacara-upacara
laut yang disebut sebagai "pesta nadran" atau nyadran dalam bahasa Jawa.
Pesta nadran ini
dilakukan pada menjelang musim penangkapan ikan. Tujuan dari upacara
nadran tersebut adalah untuk memohon kepada Yang Maha Kuasa agar dalam
melaksanakan aktifitas penangkapan ikan, atau rajungan dan lain-lain
selalu dapat memperoleh keselamatan di samping memperoleh hasil ikan
yang melimpah.
Pada waktu upacara
biasanya perahu-perahu dihiasi dengan berbagai hiasan, sehingga tampak
begitu meriah. Perahu-perahu yang ikut serta dalam upacara nadran
biasanya terdiri dari kelompok-kelompok dan akan dinilai tentang
keindahan-keindahannya. Upacara nadran untuk tahun 1996 ini dilaksanakan
pada bulan JunkJuIt sebelum mereka ke laut.
Pada saat upacara
disembelih kerbau besar yang kepalanya dipergunakan untuk sesaji yang
nantinya akan dibuang kelaut. Selain kepala kerbau juga dibuat tumpeng
besar dan kecil, ayam yang masih hidup, bubur merah putih, kembang tujuh
warna. Semua sesaji tersebut kemudian dibawa ke laut dan dibuang di
laut lepas.
Dengan adanya upacara
ini diharapkan yang kuasa akan selalu memberikan perlindungan. Pada
waktu upacara biasanya perahu-perahu tersebut dicat dengan berbagai
warna seperti merah, putih, hijau, biru, kuning dan lain-lain. Di daerah
Kalipasung maupun Mertasinga (Cirebon), ribuan perahu tradisional
ditempatkan di pinggir sungai-sungai besar atau kecil. Perahu yang
ribuan jumlahnya berderet di sungai dari laut ke pedalaman. Deretan
perahu-perahu neiayan yang berwarna-warni tersebut merupakan pemandangan
yang sangat menarik.
Desa Mertasing (Cirebon)
merupakan desa kecil di pantai utara Jawa Barai yang mempunyai
perahu-perahu berwarna-warni dengan jumlah yang sangat banyak.
Perahu-perahu itu tampaknya sedang beristirahat sambil menunggu upacara
nyadran.
Jenis perahu baik
jukung, perahu tembon, perahu "janggolan" mempunyai bentuk yang
berbeda-beda dengan warna cat terang yang berbeda-beda pula. Perahu dari
jenis "tembon" biasanya mempunyai badan sedikit lurus. Demikian pula
pada bagian luar haluan dan buritan dibuat lurus ke atas. Sedangkan
bagian dalamnya lengkung. Bagian puncak buritan dan haluannya berbentuk
runcing.
Perahu janggolan
mempunyai bentuk yang berbeda bagian atas badannya (ruang penumpang)
mempunyai bentuk lengkung. Pada bagian haluan dan buritan sedikit demi
sedikit naik ke atas. Perahu tembon (mayang; sopen) maupun perahu
janggolan biasanya mempunyai layar tunggal yang lebar dengan satu buah
tiang layar kuat yang didirikan di bagian depan badannya. Perahu-perahu
janggolan atau tembon biasanya mempunyai cat warna-warni tetapi tidak
memiliki pola-pola hias yang menarik, seperti jenis perahu golekan dari
Jawa Timur. Keindahan dari perahu- perahu yang berderet di sungai-sungai
di Desa Mertasinga ini adalah adanya cat- cat terang.
Jenis perahu mayang
yang lain dijumpai di daerah Pasar Ikan. Jenis-jenis perahu mayang di
sini tidak sama dengan perahu-perahu mayang (tembon) dari Cirebon.
Perahu mayang dari Teluk Jakarta pinggir haluannya lengkung ke dalam,
sedangkan perahu Cirebon mempunyai pinggir haluan lurus.
Perahu dari jenis lain yang penulis jumpai di Desa Mertasinga adalah perahu polos dengan haluan runcing dan pipih, sedangkan bagian buritannya terpancung.
0 komentar:
Posting Komentar