Museum Geologi
memaparkan geologi dengan lebih populer tanpa harus kehilangan
keseriusannya. Hal ini terlihat jelas di lantai dua yang menyajikan
koleksi-koleksi sumber daya geologi sebagai sajian bertema edutainment.
Gedung
yang kini menjadi Museum Geologi ini diresmikan bersamaan dengan
pembukaan gedung Dienst van Mijnbow. Gedung ini diresmikan bertepatan
saat pembukaan kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-IV, pada 16 Mei 1929,
di Institut Teknologi Bandung. Awalnya gedung ini dinamakan Geologisch Laboratorium (Laboratorium Geologi), namun kemudian lebih dikenal dengan nama Geologisch Museum (Museum Geologi).
Seiring
dengan perjalanan sejarah, dampak Perang Dunia II pun menimpa gedung
ini. Sekitar tahun 1941, gedung geologi menjadi markas angkatan udara
kolonial Belanda sehingga sebagian koleksinya dipindah ke Gedung Pensioen Fonds (sekarang Gedung Dwiwarna) yang membuat koleksi-koleksi itu rusak dan hilang.
Pada masa pendudukan Jepang (sekitar 1942), Museum Geologi berfungsi kembali, namun pengelolaannya terkesan diabaikan. Memasuki masa kemerdekaan, Museum Geologi belum dapat dikelola sebagaimana mestinya. Barulah setelah dibentuk Jawatan Geologi pada tahun 1952 yang menempatkan Museum Geologi sebagai salah satu bagian di dalamnya, penataan dapat dimulai kembali.
Museum Geologi memiliki
ratusan ribu koleksi batuan dan mineral serta puluhan ribu koleksi
fosil. Sebagian koleksi itu dipamerkan di lantai 1 yang menempati dua
ruangan besar dan dibagi dalam dua tema, yakni Geologi Indonesia dan
Sejarah Kehidupan.
Ruang
Sejarah Kehidupan menggambarkan sejarah perkembangan kehidupan di muka
bumi, yang dimulai sejak kurun waktu 4,6 milyar tahun silam. Karena itu,
koleksi di ruang ini banyak menampilkan berbagai fosil makhluk hidup
dari masa ke masa, seperti fosil organisme bersel satu sampai replica
fosil dinosaurus Tyrannosaurus Rex, stegodon, badak Jawa dan beberapa
mamalia besar lainnya.
Pada
ruangan berikutnya yang masih menjadi bagian dari Ruang Sejarah
Kehidupan, terdapat ruang khusus manusia purba. Di ruangan ini, para
pengunjung dapat melihat berbagai replika fosil tengkorak manusia purba
dari berbagai tempat di luar negeri, maupun manusia purba yang terdapat
di dalam negeri.
Naik
ke lantai dua, para pengunjung dihadapkan pada koleksi yang disajikan
dengan lebih menarik. Terdapat dua ruangan di lantai dua, yakni ruang
Sumber Daya Geologi, serta Manfaat dan Bencana Geologi.
Pada
ruangan Sumber Daya Geologi, ditunjukkan berbagai potensi sumber daya
mineral, energi, serta air tanah yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Sumber daya mineral meliputi berbagai jenis mineral logam dan
nonlogam, termasuk batu mulia. Sumber daya energi mencakup energi
konvensional, seperti minyak bumi, gas bumi, dan batubara, serta energi
alternatif (panas bumi), sedangkan sumber daya air menitikberatkan pada
pentingnya air tanah bagi kelangsungan hidup manusia.
Museum
Geologi merupakan satu-satunya museum yang mengangkat tema geologi di
Indonesia, dan terlengkap di Asia. Menempati salah satu gedung tertua di
Bandung, membuat museum ini bukan hanya menyajikan koleksi dan
pengetahuan, melainkan juga dapat menjadi tempat rekreasi yang
menyenangkan bagi seluruh keluarga.
0 komentar:
Posting Komentar